Part 5

40 7 5
                                    


Maaf guys... typo bertaburan dimana mana di cerita yang gaje ini hehe..

Happy reading...

************************************

Bagas menuntun putra sulungnya itu duduk di sofa ruang tamu setelah  mereka selasai makan malam.
Ratih, Kenia beserta bu ningsih pun ikutan menggiring Bryan dan papanya keruang tamu dengan wajah wajah cemas.

Setelah mereka duduk semua di ruang tamu, Bryan melihat semua yang ada disitu berwajah tegang mau tak mau pecahlah ketawa Bryan.

"Bhuaaa...haa..haa.. " Bryan tertawa ngakak apa lagi liat tampang adiknya semata wayang, Kenia.
Yang laen pada bengong melihat Bryan tertawa.

"Ish.. Apaan sih kak, malah ketawa" sewot Kenia sambil melempar bantal kursi yang ada di dekatnya kearah sang kakak.

"Maaf.. Maaf.. " Bryan menangkupkan kedua tangan di depan mukanya setelah menangkap serangan dadakan dari adik tersayangnya itu.

Bagas, Ratih dan ningsih yang tadinya tegang berangsur rileks, setelah sadar kalo mereka sudah di jahilin oleh lelaki tampan didepan mereka ini.

"Jadi kenapa kamu pulang mendadak, yan??" tanya Bagas sambil menghela nafas.

"Gakda apa-apa pa, iyan kangen aja sama keluarga disini, kebetulan iyan libur seminggu" jelas Bryan.

"Tapi kok gak ngasih kabar dulu sih kalo kamu pulang, biar mama nyiapin masakan kesukaan kamu" omel Ratih. Maklumlah Bryan jarang pulang ke indonesia,  Paling setahun sekali pas hari Raya Idul fitri.

"Iyan mo kasih kejutan, ma" kekeh Bryan.  "Bu ningsih apa kabar??" ujar Bryan ketika matanya beralih kearah ningsih yang berdiri tak jauh dari dirinya.

"Alhamdulillah baik den," ningsih tersenyum tulus.

"Laras mana bu??" mata Bryan mencari cari setelah ia sadar Laras yang tidak ada diantara mereka.

"Ada di kamar, mungkin Laras lagi sholat" sahut ningsih.

"Ouh.. " Bryan manggut-manggut kepalanya, ia tau dari dulu kalau Laras gadis yang taat beribadah.

Sedangkan wajah Kenia cemberut karena ia merasa dicuekin oleh kakaknya.

"Ish kak Iyan gak nanyai kabar aku, nih!?" rajuknya. Bryan pura-pura tak dengar. Ia asik ngobrol dengan kedua orang tuanya.

"Kak iyan! Ihhh.. Sebel," Kenia meranjak dari duduknya menuju kamar sambil ngentak kakinya.

"Idih.. Gitu aja ngambek kayak bocah aja," Bryan langsung memeluk Kenia.

"Mana ole-olenya" todong Kenia setelah Bryan berhasil ngebujuk adiknya biar gak ngambek.

"Astaga lupa dek," Bryan menepuk jidatnya.

"Tuu..kaann.." bibir Kenia mengerucut, sebel.

"Sebagai gantinya besok kakak ajak kamu makan diluar, gimana??" ujar Bryan sambil mengacak rambut adiknya gemes.

"Oke!!" Seketika wajah Kenia berubah jadi cerah walau tadi sempet mendung.

Kedua orang tua mereka beserta ningsih tersenyum melihat kelakuan kedua remaja itu.

"Kak Bryan???" terdengar suara dari arah ruang makan.

"Laras?? makin cantik aja kamu" puji Bryan. Laras pun menghampiri Dan menyalami Bryan, lelaki Yang sudah dianggapnya abangnya sendiri.

Setelah mereka semua puas ngobrol dengan Bryan melepas rindu, akhirnya satu persatu masuk kekamar masing-masing karena malam makin larut, tinggalah Bryan Dan Kenia. Mereka masih asik ngobrol.

In DepressionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang