Part 16

37 3 3
                                    

Maaf..typo bertebaran di mana mana..😊
Gak saya edit lagi habisnya hehe..😁

Makasih ya sudah sudi mampir di cerita yang gaje ini ☺️

Enjoy reading...🤗😘

************************************

Ratih yang siang itu sedang duduk diteras, menunggu suami yang akan pulang dari luar kota. Tiba tiba Ia berdiri, ketika dilihatnya ada mobil yang memasuki gerbang rumahnya. Ratih berjalan menghampiri mobil, tetapi dahinya terlipat ketika di lihatnya yang keluar dari mobil itu bu ningsih dan di ikutin oleh Laras. Tak lama berselang, ia lihat anak gadisnya keluar dari pintu depan mobil itu.

"Assalamu'alaikum bu," sapa bu Ningsih kepada Ratih yang saat itu masih bengong.

"Oo..ee..wa'alaikumussalam.." Ratih menjawab salam dari orang yang menyapa dirinya.

"Laras?? Kok kamu udah pulang nak??" Ratih langsung menyongsong Laras yang masih di papah oleh ibunya.

"Kok gak bilang mama siiihh..???" Lalu Ratih pun memegang lengan Laras sebelahnya.

"Maaf ma.., yang penting Laras udah pulang, hehe...," Cengir Laras gak enak ati, karena ia tidak memberitahu kepulangannya kepada Ratih, majikan sekaligus ibu dari sahabatnya, Kenia.

Lalu mata Ratih tertuju pada bu Ningsih yang saat itu hanya tertunduk sambil menuntun anaknya.

"Tadi Laras mau kasih tau mama, tapi adek larang ma," tiba tiba Kenia bersuara. Dia tidak ingin mamanya mengomelin bu Ningsih, karena tidak memberitau kepulangan mereka.
Ratih melempar pandangan ke anak gadisnya.
Matanya tak sengaja melihat sosok lelaki yang berada di belakang putri bungsuya.
Seketika bibir cowok tampan itu terangkat keatas membentuk senyuman, "nama saya Bonny tante," buru buru Bonny memperkenalkan diri seraya menganggukan sedikit kepalanya. Ratih hanya melemparkan senyuman tipis. "Yuk masuk," ajak Ratih. Lalu ia menuntun Laras yang didampingi ibunya masuk kedalam rumah.

"Masuk, Bon," Kenia mengamit lengan kiri pacarnya. Bonny melangkah maju tapi dia merasa canggung, karena baru kali ini dia bertamu dan memasuki rumah pacarnya. Biasanya ia hanya di depan gerbang kalau mengantar maupun menjemput Kenia berpergian, itupun hanya tiga atau empat kali, selebihnya mereka ketemuan di tempat mereka buat janjian.

Ratih dan bu Ningsing langsung membawak Laras ke dalam kamarnya. Sedangkan Bonny duduk di ruang tamu ditemani oleh Kenia.

"Tunggu ya Bon," Kenia beranjak dari tempat duduknya menuju dapur, membuat minuman untuk sang pacar.
Tak berapa lama kemudian, Kenia membawa nampan yang diatasnya ada dua gelas air es sirup.

"Di minum dulu, gue yakin elo pasti aus," Kenia meletakkan kedua gelas itu di atas meja. Lalu Dia duduk disebelah Bonny.

"Tumben peka, terus manggil gue pake nama lagi, bukan buduk," kekeh Bonny lirih, ia pun langsung meminumnya.
"Biasanya elo cuek, ini sikap lo jinak, gak barbar kek biasanya," lanjut Bonny seraya meletakkan gelas di atas meja kembali. Dia memang haus, mana siang itu matahari sangat terik.

Plak!!

"Ish lo tu ya, gue barbar salah, gue kalem juga salah, jadi serba salah dah!!," Cibir Kenia sebel tak lupa tangannya menggeplak tangan cowok itu.

"Wadauuu..., Sakit ih," elak Bonny, tapi usahanya sia sia. "Baru aja di puji dikit, eh barbarnya kumat lagi," sungut cowok jangkung itu.

Ketika Kenia bersiap siap mau menyerang lagi, tiba tiba..

"Assalamu'alaikum," terdengar suara orang memberi salam. Sontak kedua muda mudi itu melempar pandangan mereka kearah pintu masuk. Disana telah berdiri sosok lelaki paruh baya yang masih terlihat jelas ketampananya walau usianya sudah hampir setengah abad.

In DepressionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang