Tanpa terasa sudah empat hari Laras di opname. Alvin yang kebetulan magang di rumah sakit tempat Laras dirawat. Pemuda tampan memang masih berstatus koas di rumah sakit itu.
"Gimana keadaan kamu" Alvin memasuki ruangan tempat Laras di rawat. Dilihatnya perawat lagi memeriksa tensi Laras. Setelah selasai dengan pekerjaannya, perawat itupun meninggalkan brangkar dimana Laras terbaring dan menuju pasien yang ada di sebelah Laras, yang hanya dibatasi kain gorden. Dan perawat itu tak lupa memberi senyuman dan anggukan kepala sedikit ke arah Alvin. Walau Alvin masih berstatus koas, tetapi para perawat disana meneruh hormat kepadanya.
"Alhamdulillah sudah baikan, dok" senyum tipis terpatri di wajah cantik walau terlihat masih pucat.
Bu Ningsih yang saat itu sedang membersihkan sofa tempat biasa ia pakai tidur apabila tubuhnya terasa lelah.
"Eh nak Alvin" bu ningsih marasa gak enak, kerena tidak menyadari akan kedatangan dokter muda yang menawan itu.
Bu Ningsih dan Alvin cukup dekat, semenjak Laras dirawat begitupun dengan Laras.
Selama Laras dirawat, Alvin selalu menyempatkan diri melihat ataupun mengajak ngobrol ibu dan anak itu.
Apa lagi kalau di luar jam Dinasnya."Nak Alvin mau pulang?" Bu Ningsih melihat keadaan Alvin yang agak lusuh.
"Iya bu, saya piket malem" Alvin masih berusaha nahan kantuk karen semaleman dia terjaga hanya tertidur dua jam. Ia semalem dapat jatah piket di ruangan UGD yang pada saat itu pasiennya lumayan banyak.
"Mau ibu belikan kopi" tawar bu ningsih.
"Makasi..Gak usah bu, ini saya mau pulang kok" tolak Alvin halus.
Setelah berbasa basi sejenak, Alvin permisi pulang.
****
"Maaa...adek pulaaang..."
Ratih yang sedang berada di dapur terlonjak kaget mendengar suara cempreng dari anak bungsunya.
"Apaan sih dek, tereak kek tarzan gitu" omel Ratih setelah dilihatnya sang putri menghampirinya. "Ucap salam kek"
"Hehehe maaf maaa..." Kenia malah cengengesan menanggapi omelan dari mama tercinta."Assalamu'alaikum ma" ulang Kenia sambil mencium pipi mamanya.
"Kok pulang cepet dek" Ratih melihat jam dinding yang berada di dapur.
"Ada rapat ma, jadi murid disuruh pulang cepet" sahut Kenia sambil menggeser kursi.
"Eh.. ganti baju dulu gih dek terus cuci tangan."
"Adek mo sekalian mandi aja ma, gerah," Kenia yang awalnya niat mo duduk dulu jadi mengurungkan dan bebalik menuju kamarnya.
Beberapa saat kemudian Kenia sudah kembali kedapur dan duduk di kursi meja makan.
"Masak apa ma?" Kenia membuka tudung saji yang berada di hadapannya.
"Mama gak masak dek, tapi itu mama buatin spageti untuk kamu," sahut Ratih sambil tangannya membersihkan isi kulkas.
Semenjak Laras masuk rumah sakit, pekerjaan yang biasanya di lakukan Bu Ningsih sekarang di kerjakan oleh Ratih.Kenia mengambil piring yang sudah berisi spageti dan melahapnya dengan perlahan.
"Kamu mau ke rumah sakit dek,?" Tanya Ratih melihat anak gadisnya memakai jaket.
Kenia menganggukkan kepalanya sedikit, membenarkan ucapan mamanya. Karena dimulutnya masih penuh dengan makanan yang dikunyahnya.Ratih mengambilkan segelas air putih untuk gadis sematawayangnya itu.
"Kapan Laras pulang ya ma," ucap Kenia setelah dia menelan spageti dengan sukses kedalam perutnya.
"Ya tunggu kondisi badannya pulih kembali dong dek,"
"Lama amat, ini udah empat hari lho ma," gumam Kenia. "Adek kangen"
Mendengar itu Ratih tersenyum, Ia mengusap lembut kepala Kenia.
"Namanya juga orang lagi sakit dek, gak bisa dipaksa untuk pulang, kalo nanti Laras drop lagi gimana?" Ratih ngerti perasaan anaknya itu, Kenia kesepian karena selama ini Laras yang paling deket sama anaknya itu.
Ratih tau temen Kenia banyak tapi yang bisa ngerti Kenia hanya Laras, anak angakat mereka.
Walau Bagas dan Ratih sering bepergian keluar kota maupun keluar negri, tapi mereka tau semua tingkah anak gadisnya."Tapi adek kesepian ma, mana kak Bryan udah pergi lagi," sungut Kenia setelah meneguk air putih yang disodorkan oleh mamanya dengan tandas.
Spageti yang tadi ada di piringnya sekarang sudah berpundah kedalam perutnya."Kan ada mama," hibur Ratih. Wanita berusia 43 tahun namun masih terlihat cantik itu meraih piring kosong yang di hadapan putrinya.
Tetapi keburu Kenia berdiri memegang piring dan gelas kosong menuju wastafel."Tapi mama nanti akan pergi lagikan," Kenia mencuci piring kotor bekas dia makan.
"Enggak sayang, selagi Laras sm Bu Ningsih gakda disini, mama akan ada disini," janji Ratih. Mendengar itu Kenia segera meletakkan piring yang berada ditangannya kewastafel. Dan berbalik dan berhambur ke dalam pelukan mamanya.
Dengan mata terbelalak Kenia berseru, " Bener ma?! Kalo gitu biarin deh Laras Lama lama di rumah sakit,"
"Hussstt...!! Gak boleh gitu juga," sentak Ratih. "Kalo lama lama gimana dengan papa kamu," tak lupa menghadiahkan sentilan di jidat sang putri.
"Wadawww...ish mama sakit maaa..." Ringis Kenia sambil mengusap jidatnya yang agak kemerahan.
"Habisnya mulut kamu sih..,"
"Yaelaaaa...canda ma, candaaaa.." lalu Ratih mendekap erat tubuh anaknya dengan kasih sayang."Kamu jaga kesehatan ya sayang..," Ratih mengecup kening bidadari kecilnya itu. Bagi Ratih dan Bagas, Kenia adalah bidadari kecil mereka.
Kenia menganggukan kepala di dalam dekapan mamanya. "Mama juga," gumam Kenia lirih.Tiba tiba
"Astaga Ma," Kenia segera melepaskan diri dari dekapan mamanya.
"Ada apa?" Tanya Ratih bingung.
Tanpa menghiraukan pertanyaan mamanya, Kenia merogoh saku jaketnya lalu mengeluarkan benda pipih dan di arahkan ketelinganya.
"Halo budug, kamu lagi dimana???" Kenia mengeluarkan suara setelah beberapa saat terdengar suara di seberang.
"......"
"Anterin gue kerumah sakit ya,"
"....."
"Lama gak??"
"......"
"Yawdah gue tunggu, jangan lama lama tapiii...keburu jam bezuknya abis"
"...."
"Oiya yaa..lupa hehe.." cengir Kenia.
Ratih yang masih disana pura pura membersihkan meja, padahal kupingnya dengan setia mendengar percakapan putrinya.
Tidak lama kemudian Kenia menuju ruang tamu di ikutin oleh Ratih dibelakangnya.
Kenia meraih remote TV serta mencari chenel yang ia suka.
Ratih pun duduk disebelah Kenia. Tangannya meraih kepala putrinya itu dan di usap usapnya dengan lembut. Kepala Kenia yang sekarang berada di pundak mamanya serta di usap usap begitu membuat kelopak matanya menjadi berat."Siapa sih dek, budug itu," mata Kenia yang tadinya hampir terpejam menjadi terbuka kembali.
"Mama nguping yaa..??" Tuduh Kenia.
"Ish..sapa yang nguping, mama tadi cuma denger aja kok. Habisnya kamu nelfon dideket mama, ya jadi mama dengerlah," bela Ratih sambil tangannya terus mengelus surai anak gadisnya.
"Siapa sih dek," desak Ratih.
"Mama kepo iihhh...,"
Tbc..