“Bobby, tuh, Bobby,”Suzu langsung merinding dan sembunyi di belakang. Jisoo ketawa miris. Sial bener nasib lu Bob, pikir dia.
Bobby baik cuma kelakuan dia saja kadang bikin orang elus-elus dada. Belum lagi suara bassnya suka bikin orang maki-maki. Makanya Suzu paling tak mau didekatin Bobby. Selain kelakuan ajaib, suara bass super nyaringnya, dia juga pedenya minta ampun. Andai Bobby lelaki normal pada umumnya, mungkin Suzu bersedia kencan berdua.
Sayangkan, luar kelihatan cool aslinya jungkir balikan.
“Mau pulang?” sapa Hongseok tahu-tahu muncul di depan mereka.
Jisoo melirik Suzu seolah meminta supaya enyahkan Hongseok darinya sekarang juga. Karena lihatlah, laki-laki yang sejak tadi di dalam mobil, kini keluar menyusul.
“Ayo pulang,” suara Jaehyun menimpali, “Jisoo!” Terdengar tenang, tetapi sebenarnya panggilan barusan sebagai bukti bahwa Jaehyun cemburu.
Dia bukan benci Hongseok, hanya tak suka jika laki-laki itu masih mendekati Jisoo. Terlebih Jisoo sekarang sudah miliknya, ralat, hampir miliknya. Untuk sekarang dia masih milik kelima ayahnya.
“Duluan,” pamit Jisoo tersenyum manis. Ketika mendekati Jaehyun pinggangnya langsung tertarik menempel.
“Kok jadi kamu yang jemput?”
“Mau dijemput lainnya?” balas Jaehyun tanpa melihatnya.
Jaehyun seharusnya ikut salah satu ayahnya. Dia harus menyelesaikan beberapa prosedur dari sang nenek, rermasuk salah satunya tes kejiwaan.
Freak banget, ‘kan? Neneknya memang tak pernah main-main dengan prosedur turun temurun. Entah sejak kapan hal gila itu sebagai acuan menerima orang lain sebagai anggota keluarga.
Jisoo saja baru tahu mengapa mamanya tak bisa menikah dengan ayahnya karena sang nenek. Sejak mengetahuinya, dia sempat benci terhadap sang nenek, tetapi Ayah Choi berkata, “Genci sesuatu yang gak kamu tahu sebabnya gak baik.” Apalagi hal itu terjadi sudah sangat lama sewaktu dia masih berupa janin.
“Minggu depan kita ke Eropa,” kata Jaehyun tiba-tiba setelah mereka ada di mobil.
“Minggu depan. Seriusan? Bukannya kontrak kamu masih la—”
“Dipercepat.”
“Kok gitu?” Jisoo bingung. Kontrak Jaehyun masih lama. Harusnya rencana tinggal di Eropa mereka tahun depan, ini kenapa dadakan minggu depan?
“Ayah kamu yang pinta.”
“Ayah siapa?”
“Choi dan Kwon.”
Lisannya diam, memikirkan mengapa kedua ayahnya itu secara dadakan meminta mereka pergi ke Eropa.
“Terus kontrak kamu?”
“Anggap saja aku dimutasi,” ujar Jaehyun, terkekeh sambil mengendari mobil keluar dari parkiran. “Bukannya lebih cepat, lebih baik? Jadi, kita gak perlu nunggu lama buat menikah.”
“Gagal prosedur, ya?” duganya kecewa. Karena tak mungkin, tanpa sebab kedua ayahnya merencanakan kepergian mereka secara dadakan. “Prosedur apa yang gagal?”
Jaehyun menoleh singkat, lalu meraih dan mengenggam tangan Jisoo.
“Gak perlu khawatir, Jisoo, semua sudah diatur sama ayah kamu.”
“Emang segitu pentingnya prosedur gila nenek?”
“Namanya juga nenek-nenek masih terjebak di masanya dulu,” ucap Jaehyun.
“Tetap saja nenek dan prosedur gilanya itu—”
“Ssst, gak boleh gitu. Dia tetap nenek kamu, ngerti?”
Jisoo mau membantah, tetapi yang dikatakan Jaehyun ada benarnya. Gitu-gitu beliau tetap neneknya.
kmrn aku mau promo ini lupa huhuhu
ini tuh series keempat dari buku jisoo ft. boys ku❣ alias bossxkacung.
teruntuk yg bingung part kmrn wkwk itu crossover, padahal diawalan juga ada lho yang part ‘twins’ 😕
dan teruntuk yg rindu lee&kim sabar kemungkinan ugly kim 2.0 akan ada tp gak tahu kapan.
oiya besok ending 🤘
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Señorita | Jisoo feat. Jaehyun [✔]
Fanfictionseñorita; gadis; nona ©2019 By Hippoyeaa