“Kebakaran, kebakaran, kebakaran.”
Jisoo segera bangun dengan ekspresi bingung, cemas, dan panik.
“Di mana Yah, d imana?” tanyanya panik melihat sekeliling.
Seungri, si biang teriak-teriak di kamarnya sepagi ini dengan enteng menunjuk luar. Jisoo masih dengan muka bantal, pakaian tidur lantas keluar tergesa-gesa, dia panik sekali sampai-sampai tak sadar surai hitam panjangnya super berantakan.
“Kebakaran di mana?” tanyanya menatap bergantian ketiga ayahnya. Mereka bukannya menjawab malah cekikikan, membuat Jisoo memprotes,“Yah!”
Seunghyun berdehem. “Kata siapa kebakaran?”
Jisoo berpikir di situasi panik, sedikit memiringkan kepala, kemudian mengumpat dalam hati tersadar bahwa Seungri—sang ayah wali—telah menipunya.
Tawa sang ayah terdengar mengejek di belakang. Jisoo berbalik dan menggerutu, “Gak lucu, Yah!”
“Lucu. Nyatanya kamu panik tergesa-gesa keluar siap siaga—”
“Tau ah, aku marah sama Ayah!”
Tawa Seungri semakin menjadi. Dia memang suka menjahili anak walinya ini. Lagian sudah jam delapan dan Jisoo sudah seharusnya bangun. Anak gadis masa kalah sama ayam?
“Lho, lho, kamu mau ngapain?” tanya Jiyong panik ketika Jisoo berdiri secara tiba-tiba di atas sofa.
Tanpa menoleh ia menjawab pendek, “Tidur!” kemudian tubuhnya ia rebahkan di atas sofa senyaman mungkin. Jiyong berdecak, memaklumi kemalasan sang putri.
“Tapi hari ini kita mau ngecamp, Jisoo. Ayo bangun!” teriak Daesung menggoyangkan tubuh Jisoo yang pura-pura mati. “Jangan paksa Ayah bangunin kamu!”
“Aku gak ikut, Yah, males. Ngapain juga ikut? Yang ada Jisoo tersesat lagi kayak tahun kemarin. Lagian Ayah gak mau murid-muridnya teralihkan, ‘kan?” ujarnya terlalu benar. Camp tahun kemarin Jisoo tersesat gara-gara mengikuti Ayah Seungri keliling hutan mencari kayu bakar, dan murid ayahnya teralihkan pada Jisoo setiap kali latihan.
“Kamu nanti di rumah sendirian, siapa yang jagain?”
“Putri Ayah dua puluh empat tahun!” balasnya merenggut sebal, “masih ada Suzu jagain—”
Jiyong dengan cepat menyela, “Teman kamu perempuan, nggak bisa diandalin. Kalau ada apa-apa, siapa yang khawatir?”
“Jisoo bisa jag—AYAH!!! JISOO GAK MAU IKUT!” teriaknya meronta-ronta ketika sang Ayah Daesung asal membopong tubuhnya, membawa dia ikut serta camp tahunan.
Jisoo masih dengan pakaian tidur, belum mandi, rambut berantakan super kusut, muka bantal, dan pagi ini dipaksa ikut rombongan camp.
Daesung menahan putrinya untuk tetap duduk di sampingnya di bus. Tangannya membuat garis memanjang sengaja dilakukan supaya Jisoo tidak kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Señorita | Jisoo feat. Jaehyun [✔]
Fanficseñorita; gadis; nona ©2019 By Hippoyeaa