Part 12 | His smile

4.6K 811 66
                                    

“Anu kak—” Jisoo segera membekap mulut kurang ajar Minkyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Anu kak—” Jisoo segera membekap mulut kurang ajar Minkyu. Matanya melotot galak mengancam sang adik supaya tutup mulut, sementara Jaehyun menaikan alis menatap bergantian dua bersaudara itu.

“Kalian bertiga jangan di situ, ayo jalan!” teriak Minah mengingatkan.

Tanpa menyahut sang ibu, Jisoo masih dengan tangan membekap mulut Minkyu langsung mengajak sang adik jalan menyisahkan Jaehyun menyusul di belakang mereka. Selama jalan pun dia tetap mengomeli Minkyu. Adiknya ini memang suka sekali asal ngomong. Huh, salah Jisoo juga semalam cerita sama Minkyu.

Minah bersama sang suami memimpin jalan melewati setapak jalan panjang. Kanan jalan ada pemandangan luar biasa indah, pedesaan dengan sawah terasering, sedangkan kiri mereka ada banyak pohon, sekarang mereka ada di bukit menuju puncak. Tujuan wisata hari kedua mereka ada di puncak bukit. Dikarenakan Minah dan Woobin penyuka wisata alam, mereka sengaja mengajak anak-anaknya wisata alam. Kebetulan juga kedua anaknya menyukai wisata alam.

“Kak, Kak, bagus tuh,” seru Minkyu menyenggol lengan Jisoo membuat gadis itu mendongak. “Tapi bohong hahahaha,” ledeknya mentertawakan sang kakak.

“AAAAAMING!” geramnya siap menjitak kepala sang adik, sayangnya Minkyu lari lebih dulu menyusul ibunya. “Sini kamu!”

Minkyu di atas tertawa-tawa sambil meledek Jisoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minkyu di atas tertawa-tawa sambil meledek Jisoo. Jisoo menghentakkan kaki ke tanah dengan jengkel.

“KAK JAEHYUN!” teriak remaja laki-laki tersebut keras-keras.

Jaehyun mengangkat wajah.

“KAK JISOO SUKA KAK JAEHYUN!” Setelahnya Jisoo memekik histeris dan lari mengejar Minkyu.

“Kalian jangan lari-larian nanti jatuh!” tegur Woobin was-was sendiri melihat anak kandung dan angkatnya saling kejar-kejaran. “Minkyu, Jisoo!” Tetap saja mereka berdua tak mendengarkan.

“Gak usah lari kamu, Aming!” teriaknya dan Minkyu lari sambil meledek sang kakak. “Minkyu, ish!” gerutu Jisoo berhenti di tengah jalan. Dia kelelahan lari ke atas mengejar Minkyu. Napasnya terengah-engah, lantas duduk di tanah karena lelah.

“Dibilangin orangtua itu dengerin,” omel Ayah Woobin sesampainya dia berdiri di samping Jisoo, disusul Minah. “Minum dulu,” disodorkannya sebotol air; Jisoo menerima dan langsung meneguknya habis.

Minkyu tertawa menggelegar puas di atas menghina pendengaran Jisoo. Jisoo menggertakan gigi jengkel.

Malu banget, batinnya tak sanggup mendongakkan kepala ke atas saat pundaknya terasa berat. Jisoo yakin dua tangan yang bertengker di atas pundaknya itu milik Jaehyun.

“Kamu sama Jaehyun ya, Mama Papa ke atas dulu,” kata sang mama tersenyum geli. Membuat Jisoo menundukkan kepala dan mengumpati Minkyu. Gara-gara dia mama sama Ayah Woonbin ikut menggodainya.

“Jae, jagain Jisoo,” kata Ayah Woobin.

“Ayah gak usah kayak Ayah lainnya dong,” gerutu Jisoo.

“Lho, memang pesan Ayah kamu gitu kok,” ucap Woobin sambil merangkul pundak sang istri. “Kalian jangan kelamaan di sini,” pesannya lalu meninggalkan Jisoo bersama Jaehyun.

Setelah tiga langkah perginya Minah dan Woobin, Jisoo berdiri niatan mau menyusul, tapi langsung ditahan oleh Jaehyun.

“Gak mau istirahat dulu?”

“Udah cukup,” balasnya tanpa berani menoleh belakang.

“Ntar capek, lho?”

“Gak, gak bakalan,” balasnya sambil mengigit bibir bawah dengan cemas.

“Kenapa, Jis?” Nada suaranya terselip tawa. Jisoo semakin mengigit bibirnya, ia berusaha mengontrol diri untuk tak teriak lemah.

TOLONG DIA ITU LEMAH DIPERHATIKAN. Apalagi laki-laki yang merhatiin dia Jung Jaehyun, huhu, dasar kaum hawa.

“Yaudah, ayo jalan lagi,” kata Jaehyun dan dengan entengnya merangkul pundak Jisoo seperti apa yang dilakukan Ayah Woobin ke mama Minah.

“G-gak usah gini juga,l.”

“Kamu gak mau?” Pandangannya turun bertemu mata Jisoo, sebelum gadis ini menyahut Jaehyun menyambung, “Tapi aku mau.” Bibirnya melengkung indah. Lagi-lagi dimple super kurang ajarnya nyempil melemahkannya.

Jisoo membuang muka, berusaha sekuat tenaga untuk tidak terlena dengan senyuman Jaehyun. Namun, sangat disayangkan jika mengabaikan senyuman seorang Jung Jaehyun. Sepanjang mereka jalan ke atas, Jisoo lebih banyak merenggut kecewa. Kecewa karena mengabaikan senyum Jaehyun.

Huhuhu

btw next week untuk lapak lee&kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

btw next week untuk lapak lee&kim

sebenarnya ada dua kerangka ff sudah jadi itu lee&kim, beberapa udah kubuat fmvnya di IG (hippoyeaa) tapi untuk next week aku post yang genre campur aduk haha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sebenarnya ada dua kerangka ff sudah jadi itu lee&kim, beberapa udah kubuat fmvnya di IG (hippoyeaa) tapi untuk next week aku post yang genre campur aduk haha.

[3] Señorita | Jisoo feat. Jaehyun [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang