Jisoo sampai sekarang masih tak percaya. Dia sama Jaehyun tukeran cincin? Heh, baru kemarin mereka musuh-musuhan, kok cepet banget.
Bukannya dia tak suka, cuma terlalu dadakan gitu, lho. Apalagi Jaehyun main asal ngomong langsung ke ayahnya.
“Dari kemarin diem, kamu gak suka?”
“Hah?' kepalanya menoleh, matanya mengerjap, menatap linglung Jaehyun.
Jaehyun balik menatapnya. Sudah dari kemarin Jisoo cuma menatapnya aneh dan bingung. Belum lagi sorot matanya mengatakan bahwa dia masih belum percaya, seakan-akan kemarin itu hanya mimpi.
“Ck!” decaknya dengan sangat terpaksa Jaehyun menyentil kepala Jisoo supaya gadis ini sadar. Mau sampai kapan dia seperti ini. “Kamu mau kerja atau gak? Kalau gak mau kita pulang.”
“Enak aja!” sahutnya sambil meringis mengusap bekas sentilan Jaehyun. Giliran dia mau keluar, pintu mobil terkunci. Jisoo balik lagi menatap Jaehyun. “Buka, dong!” omelnya.
Tak ada gerakan dari pria Jung ini membukakan pintu untuknya, sehingga membuat Jisoo menggerutu jengkel. “Jae, bukain pintunya. Kamu bilang aku harus kerja.”
“Emang.”
“Lalu?”
Jaehyun berbalik menghadap Jisoo. Dua tangan kokohnya menyebrang, berhenti di pundaknya. Kemudian penuh perhatian Jaehyun merapikan blazer milik Jisoo, juga tataan rambutnya. Menyelipkan dua helai rambut ke belakang daun telinganya, lantas berpesan, “Nggak boleh lirik laki-laki manapun.”
“Termasuk, Boss?”
“Iya.”
Jisoo terkekeh geli, “Tapi Boss aku Ayah Seungri. Tetap gak boleh?”
“Oh,” dia lupa Jisoo bekerja di kantor milik salah satu ayahnya. “Diizinkan. Selain itu, laki-laki manapun gak boleh.”
Bibirnya mencibir. “Termasuk bapak-bapak tukang parkir?” tanyanya sambil menunjuk sosok pria paruh baya di luar yang sedang memakirkan mobil.
“Aku serius.”
“Aku juga,” balasnya.
Sejak kapan Jaehyun menerapkan mode melarang dia dekat laki-laki lain. “Emang kenapa aku dekat laki-laki lain. Dekat juga bukan berarti—”
“Kamu suka aku cemburu?”
“Iya,“ jawabnya cepat, “sama juga kayak kamu gak boleh deket cewek lain. Kamu suka aku cemburu?”
“Sejak kapan aku dekat cewek lain?”
“Dulu. Kata Ayah Seungri dia—”
“Jisoo, dia adik sepupuku. Kamu kemarin juga ketemu dia, kan?” Seketika dia terdiam, mengutuk diri sendiri karena mengungkit hal itu lagi.
Iya, iya, padahal kemarin dia juga ketemu perempuan yang “katanya” calon istri Jaehyun, tahunya candaan Ayah Seungri saja.
Jisoo meringis tak jadi merajuk. Dia malu sendiri.
“Ya udah, aku kerja. Jae!!!” decaknya karena pintu tak juga dibukakan. “Kamu sengaja mau aku telat?”
Dengan polosnya dia mengiyakan. Membuat Jisoo menggeram gemas dan berkacak pinggang. “Tolong, ini sudah jam delapan Bapak Jung Jaehyun. Jangan bikin anak orang telat bekerja, toh, kamu juga perlu balik—” serangan bibir menghentikan ocehannya secara mengejutkan.
“Jangan curi kesempatan dalam kesempitan!” protesnya sambil mendorong dada Jaehyun menjauh dan menutupi bibirnya.
“Suju!” teriaknya memanggil Hong Soojoo yang tampak akan memasuki gedung tempat mereka bekerja.
Percuma saja protes, sedang Jaehyun tidak ada inisiatif membuka pintu. Akhirnya Jisoo terpaksa menyebrangi tempat Jaehyun. Masih dengan tangan menutupi bibir, menjaga supaya Jaehyun tak seenaknya menciumnya.
Click
Bunyi pintu otomatis terbuka. Jisoo menjauh cepat, bersiap kabur sesaat sebelum Jaehyun menguncinya lagi.
“Jisoo!”
“Y-ya?” sahutnya, dengan bodoh berbalik. Lantas mengutuk diri, ketika senyum menyebalkan Jaehyun terselip di bibirnya.
Hari itu pula, dia terpaksa telat bekerja dikarenakan Jaehyun mengurungnya.
tiga hari gak update huehehehe sengajaa 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Señorita | Jisoo feat. Jaehyun [✔]
Fanfictionseñorita; gadis; nona ©2019 By Hippoyeaa