“Brengsek!” Jisoo marah, dengan sadar menonjok muka Jaehyun, hingga cairan merah kental keluar dari lubang hidungnya.
Seenaknya setelah bikin dia senam jantung, plot twist Jaehyun sengaja mencandainya. Siapa yang tak kesal dibegitukan? Jangan kira Jisoo tak tega menonjok muka gantengnya hanya karena suka ya, Jisoo masih sanggup bersikap kasar. Itu balasan untuk sikap kurang ajarnya.
Padahal awalan dia sudah terbang berharap, tahu-tahu bercanda. Sakit hatinya, sakit!!!!
“Lho, Kak Jaehyun kenapa?” Minkyu berhenti di pintu kamar, menengok cemas ke arah Jaehyun yang terluka. Dia sempat minta penjelasan ke sang kakak, tapi Jisoo hanya diam dan melongos pergi tak peduli.
“Serem, ih,” gumam Minkyu ikut takut dengan sikap tak acuh sang kakak. Segera menolong Jaehyun yang terluka dengan memanggil sang ibu.
“YA TUHAAAAN!!!” reaksi Minah khawatir luar biasa.
“Gak papa kok, Tante, gak papa.”
“Darah kamu itu ... errr, sini Tante obatin,” sambil menuntut pria jangkung ini untuk duduk di sofa luar. “Pa, tolong mintain P3K ke pega—” Woobin segera melesat pergi mengikuti perintah sang istri, bahkan sebelum perintah itu terselesaikan.
“Kok bisa gini?”
“Kayaknya berantem sama Kak Jisoo deh, awww!” pekiknya terkena tendangan kaki Jaehyun yang disengaja. Minkyu meringis tak jadi ember, setelah dapat ancaman.
Minah turut prihatin, mulai sadar putrinya tak terlihat. Ia pun mencari-cari, tak lama sudut matanya menemukan punggung Jisoo sedang berdiri di luar homestay tengah bercengekrama via ponsel. Bersamaan itu sang suami muncul sambil membawa peralatan P3K.
Sebenarnya Jaehyun kebal dan tak merasakan sakit apa pun. Hanya saja dia tak enak jika menolak bantuan Minah. Dalam benaknya ia jauh lebih tak enak karena sudah mencandai Jisoo.
♨♨♨
Akibat kibaran bendara perang mereka, rencana terakhir holiday terpaksa dibatalkan. Bukan sepenuhnya, hanya Minah dan Woobin yang pergi sedang anak-anak tetap tinggal di homestay.
Jisoo sendiri enggan berbicara ataupun bertukar pandang dengan Jaehyun. Dia masih sakit hati. Pemuda itu membiarkan Jisoo menyendiri, tak ada niat menganggu. Dia sadar bahwasannya dia salah, telah bercanda dan membuatnya marah, hingga tonjokan meluncur tepat di muka.
“Sebenarnya Kak Jaehyun apain Kak Jisoo, sih?”
Spontan kepala Jaehyun tertoleh samping, menatap hening tanpa tersirat keinginan untuk bercerita.
“Kepo kamu,” jawabnya kembali mempusatkan perhatian pada punggung Jisoo yang membelakanginya.
Jisoo masih betah di luaran seorang diri tanpa teman.
“Perempuan marah selama itu, ya?”
“Emang,” jawab Minkyu asal menyambung, “apalagi kalau PMS, bisa sehari dua hari marahnya.” Berdasarkan pengelaman pribadi.
“Terus?” tanya Jaehyun tanpa sadar minta solusi kepada Minkyu.
“Yaaaaa, rujuklah.”
“Hah?”
“Maksudnya, kita ajak rujukan gitu. Gimana ya, jelasinnya,” pikirnya serius. “Intinya, Kakak rayu dia supaya gak marah lagi. Rayu pakai apa gitu kek, misal ajak jalan, nonton mungkin? Atau makan? Belanja?”
Helaan napas Jaehyun panjang dan berat. “Bad idea, Kyu. Kamu gak lihat dia marah sampai menonjok mukaku?” Atensi Minkyu langsung jatuh ke bekas memar di wajah Jaehyun.
“Jelasin dulu masalahnya apa, siapa tahu aku bisa bantu?”
Mulanya Jaehyun ragu bercerita, tapi akhirnya dia berani bercerita, awal mula mengapa Jisoo bisa marah padanya. Minkyu mendengarkan penuh khidmat, sampai di akhir cerita dia tertawa meledek.
“Jelaslah dia marah. Kak Jisoo suka Kak Jaehyun, pasti sakit hati di candain begitu!” timpalnya greget.
“I am?”
“Ya, lah. Masa aku?!” nyinyirnya. “Emang Kak Jaehyun mau homoan?”
“Najis!”
“Tapi maaf, Kak, aku gak bisa kasih solusi, soalnya ini masalah hati. Hati orang siapa tau, sih?”
“I am just kidding, Kyu, sebenarnya pun a—”
“Ngomongnya ke Kak Jisoo, jangan ke aku. Katanya gak mau homoan??”
Mata Jaehyun memutar ke atas sekali, penuh jengah menyikapi pria satu ini. Sedang Minkyu asyik tertawa sambil beranjak dari tempatnya.
“Ngomong sendiri. Laki gak?”
“Kamu belum pernah ditonjok?”
“Hahaha, ampun Kaisar, saya mau mengundurkan diri saja, ehehe.” Minkyu siap-siap kabur sebelum dibantai. Sebelum dirinya masuk kamar, Minkyu lebih dulu berteriak penuh nyaring dan menggema, “Kak Jisoo! Kata Kak Jaehyun te amo.”
“Brengsek!” umpat Jaehyun mengacungkan kedua jari tengahnya untuk Minkyu yang sekarang sembunyi di kamar.
Jisoo diam-diam mendengarkan teriakan Minkyu, tapi dia berusaha tak peduli. Terlanjur sakit hati, untuk apa dia memikirkan keembaran Minkyu?
Udah sampai part 16 dong 😌👌
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Señorita | Jisoo feat. Jaehyun [✔]
Fanfictionseñorita; gadis; nona ©2019 By Hippoyeaa