Naya melangkah keluar dari kelasnya, di dalam pikirannya hanya tertuju pada rooftop sekolah. Rootop adalah tempat yang terbik untuk bermain gitar, disana sunyi, tak ada orang, jadi dia bisa bernyanyi dan bermain gitar sepuasnya.
BTW, kalian pasti bertanya kenapa Naya tidak sesibuk temannya yang lain yang sedang sibuk membuat tugas, jawabannya adalah Naya sudah menyelesaikan tugasnya duluan. Diketahui, Naya hanya pemalas di mata pelajaran matematika, sedangkan mata pelajaran yang lainnya, Naya rajin. Jadi, Naya bukanlah seorang murid yang benar-benar pemalas.
.
.
.
Naya kemudian melanjutkan nyanyian yang terhenti karna Nindi tadi."and I still want you...." baru saja ia bernyanyi, lagi-lagi nyanyiannya terhenti karna kaget melihat seorang pria yang baru saja ia kenal tadi pagi berdiri tak jauh dari tempat Naya berdiri. Pria itu adalah Dafa. Dafa sendiri juga kaget saat ia katahuan oleh Naya.
" Dafa?, kamu ngapain disitu? Kamu nggak ke kantin?" tanya Naya memulai percakapan.
Dafa hanya menggeleng menjawab pertanyaan Naya barusan.
"permainan gitar kamu bagus dan suara kamu juga bagus" puji Dafa menunduk malu dan menggaruk tekuknya yang tidak gatal."makasi" balas Naya tersenyum.
"hm.. kamu lanjut aja main gitarnya" Dafa mempersilahkan Naya dan melangkah mundur untuk pergi, mungkin ia takut menggangu Naya.
"Dafa! Mau kemana?, kamu nggak mau dengar aku nyanyi?" panggil Naya sebelum Dafa benar-benar pergi.
Dafa menghentikan langkahnya, ia kemudian berbalik, " mau deh" jawab Dafa cengengesan.
Naya yang melihat tingkah Dafa hanya terkekeh kecil. Tingkah Dafa terlihat lucu di matanya. Naya kemudian menyuruh Dafa untuk berdiri disampingnya, mendengarkan lagu yang akan dinyanyikan Naya.
[kira-kira begini permainan gitarnya Naya❤, source : YouTube, https://youtu.be/dJNv1g2LoLM. Kalau udah mampir jangan lupa di like, subscribe dan share yah😚]
.
.
.Esoknya, saat mata pelajaran matematika akan di mulai di jam pelajaran pertama. Naya terlihat berdoa menguatkan mental, berharap bahwa bu Yanti tidak hadir hari ini, Naya melirik buku matematikanya yang berisi 10 soal Pr dan hanya terdapat satu jawaban, itupun hasil ngarang yang ia kerjakan semalam. Ia juga melirik bangku disebelahnya, Dinda lagi-lagi tidak hadir. Dinda pasti sedang menghindar dari hukuman dengan dalih sakit perut. Membuat Naya sedikit kesal. Mencontekpun tak ada gunanya sekarang, karna waktu sudah benar-benar mepet.
Tak lama, Bu Yanti pun datang. Doa Naya tak terkabulkan. Tapi, Naya masih mencoba berpikiran positif, pasti bu Yanti akan memaafkannya kali ini, karna ia sudah mencoba untuk membuat PR. Buku pun dikumpulkan, Bu Yanti pun memeriksa semua jawaban satu-satu. Kegiatannya terhenti setelah memeriksa buku berwarna jingga, buku milik Naya. Mata bu Yanti melirik Naya dan kemudian memanggil Naya.
"Naya, kesini" perintah bu Yanti.
"iya bu" Naya melangkah pelan maju ke depan kelas menghadap bu Yanti. Kepala Naya tertunduk.
"Naya, usaha kmu udah bagus mencoba bikin PR, ibu hargai itu. Tapi, ini masih jauh dari harapan ibu. Silahkan kamu bawa buku kamu ke perpus dan selesaikan tugasnya sampai 30 menit, setelah itu kamu balik lagi kesini, oke?"
" baik bu " ucap Naya pelan.
Naya keluar dari kelasnya, ia merasa kesal, ia kesal karna tidak pintar di mata pelajaran matematika walaupun samai arut malam ia belajar. Naya hampir menangis tapi ia berusaha menahan air matanya agar tidak keluar.
Sesampainya di perpus, Naya merebahkan kepalanya. Naya terlihat tidak punya semangat, ia lesu dan sesekali menghela nafasnya lalu menutup matanya. Tapi, tak lama kemudian, ada yang mengetuk mejanya dan sontak membuat Naya kaget. Naya mengangkat kepalanya dan mencari tau siapa yang telah membuatnya kaget.
Dia adalah Dafa. Dafa hanya tersenyum tipis menanggapi sorotan mata kesal Naya lalu duduk di samping Naya."kamu kaget ya?" tanya Dafa cengengesan.
"iya, bisa-bisa aku serangan jantung karna kamu" jawab Naya dengan nada kesal.
"maaf ya, lain kali aku nggak bakal bikin kamu kaget lagi" ucap Dafa.
"Kmu ngapain disini, nggak bikin PR juga?" tanya Naya penasaran.
"hehehe.. Iya nih. Aku lupa kalau hari ini ada PR" balas Dafa seadanya.
"Kalau kamu kenapa nggk bikin PR?" tanya Dafa dengan pertanyaan yang sama.
"aku bikin kok, cuma aku bikinnya cuma satu, ngarang lagi hasilnya. Aku tu nggak bisa pelajaran matematika" jawab Naya memanyunkan bibirnya.
Dafa hanya tertawa kecil mendengar ucapan Naya.
" aku bisa kok ngajarin kamu, ya udah, sekarang kita bikin tugasnya ya" ucap Dafa lalu membuka buku matematikanya."emang kamu bisa!?, " tanya Naya dengan nada meremehkan.
" kalau berusaha pasti bisa kok"
"iya deh pak guru" ejek Naya mengiyakan.
Akhirnya mereka berdua mengerjakan tugas yang diberikan bu Yanti dan di saat mereka sudah selesai, mereka berdua kembali ke kelas.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••
Jangan lupa vote dan komen ya, biar author semangat lanjutin ceritanya😊.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naya and Dying Boy
Teen FictionEunha as Naya Jungkook as Dafa Naya kedatangan seorang murid baru di kelasnya. Namanya Dafa. Dafa menjadi teman dekat Naya saat mereka bertemu di rooftoop sekolah saat Naya sedang bermain gitar dan Dafa menyukai permainan gitar Naya. selain itu, Da...