"tunggu Naya! Dengerin Mama dulu. Oke, Mama izinin kamu pergi. Tapi ingat pesan Mama, hati-hati. Setelah kamu liat keadaan Dafa. Kamu langsung pulang. Telfon Mama kalau kamu udah disana. Sampaikan juga salam Mama untuk Dafa"
Mendengar ucapan Mamanya yang mengizinkannya untuk pergi membuat Naya tersenyum lebar.
"Makasi Ma, Naya janji bakalan jaga diri, Naya benar -benar senang Ma. Kalau begitu Naya tutup dulu telponnya ya Ma. Naya sayang Mama"
Naya menutup panggilannya dengan senyuman mengembang lebar di wajahnya, Naya segera berlari ke depan gerbang sekolahnya, ia langsung mencari taksi untuk ke Bandara.Saat di Bandara, Naya langsung mengganti seragamnya. Tak lupa juga ia membawa gitar kesayangannya ke Singapur. Ia berencana untuk memberikan gitar itu pada Dafa sebagai hadiah ulang tahunnya. Sedangkan tiket pesawat sudah ia pesan kemarin.
Di lain sisi, di sekolah, Dinda celingak - celinguk sendirian di gerbang sekolah menunggu Naya yang ia sangka masih di sekolah sedangkan semua siswa sudah pulang dari tadi. Dinda sibuk dengan hp yang ia lekatkan di telinganya. Sudah puluhan kali ia mencoba untuk menelpon sahabatnya itu, tapi tak kunjung diangkat.
"Hish.. Ni anak kebangetan deh. Ngilang gitu aja! ni lagi! Ditelpon nggak diangkat-angkat " ucap Dinda kesal.
Dinda begitu kesal karna Naya sering hilang tanpa kabar, membuat Dinda khawatir. Ia kemudian menyimpan hpnya kasar ke dalam tas nya dan langsung pergi pulang. Ia akan mencoba menelpon Naya lagi nanti malam.
.
.
.
Naya pun sampai di Singapur dan sudah mengabari mamanya, hari juga sudah mulai gelap. Naya menginap di hotel untuk istirahat sebelum bertemu Dafa esok paginya. Tak lupa juga ia mengabari keluarga Dafa bahwa ia akan membezuk Dafa ke rumah sakit besok dan keluarga Dafa mengizinkan.Naya bersiap-siap untuk tidur, tapi saat ingin menutup mata, dering hp Naya berbunyi. Naya segera mengambil hpnya yg terletak di meja samping tempat tidurnya. Ternyata Dinda yang menelpon. Naya segera mengangkat panggilan dari Dinda.
"Hy Din!?"
"kamu dimana Nay!? kok kamu ninggalin aku tdi di sekolah!?" tanya Dinda dengan nada kesal."Maaf Din, aku tadi buru-buru" jawab Naya seadanya.
"emangnya ada apa sampai buru-buru gitu!? Terus kok aku telpon sampe beberapa kali nggk kamu angkat?!, kamu itu terus bikin aku kesel"
"Maaf Din, aku tadi ninggalin kamu di sekolah. Aku buru-buru karna aku takut ketinggalan pesawat sampai lupa ngabarin kamu dulu" balas Naya meras bersalah.
"ngejar pesawat? Emang kamu mau kemana?"
"Aku sekarang udah di Singapur buat jenguk Dafa, dia ulang tahun sekarang, Din." balas Naya semangat.
"Aku ini teman kamu, Nay. Kamu bahkan nggak cerita tentang ini ke aku. Kamu ini anggap aku teman nggak sih!? Dari tadi aku khawatir sama kamu yang ngilang gitu aja. Kamu tau nggak tdi aku kesusahan nyari kamu di sekeliling sekolah, nungguin kamu digerbang sekolah sampe dua jam!? Dan kamu sekarang dengan santainya bilang kalau kamu udah ke Singapur!?. Aku kecewa sama kamu, Nay"
Mendengar ucapan Dinda yang marah-marah tidak jelas padanya juga membuat Naya kesal. Padahal Naya sudah meminta maaf pada Dinda.
"Kok kamu marah-marah sih Din!? Kamu kan bisa tanya sama mama aku!? Lagian aku juga udah minta maaf sama kamu kok. Nggak jelas banget kamu Din!" balas Naya ikutan kesal.
" Aku nggak jelas!? Kamu yg nggak jelas!" Dinda menutup telfonnya kasar Ia melempar hpnya ke kasur karna saking kesalnya pada Naya yang mengatakan bahwa ia nggak jelas.
"issh... Apaan sih si Dinda!? Nelpon cuma bikin marah aja" ucap Naya dengan meletakkan hpnya dan menarik selimut untuk segera tidur walaupun ia masih kesal dengan Dinda.
.
.
.Paginya Naya sudah sampai di rumah sakit. Naya juga sudah mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Dafa. Tak lupa juga Naya membawa gitarnya sebagai kado ulang tahun Dafa. Keluarga Dafa juga sudah berkumpul dengan Naya untuk mempersilahkan Naya untuk masuk ke dalam ruangan Dafa. Hanya Naya seorang diri.
Di dalam ruangan, sudah ada balon dan hiasan ucapan selamat ulang tahun yang sudah keluarga Dafa persiapkan kemarin. Dafa juga terlihat memakai baju yang Naya belikan untuknya.Naya melangkah pelan ke arah Dafa yang terbaring di ranjangnya, Naya memberikan senyuman hangat untuk Dafa sebagai salam pertemuan diantara mereka. Terlihat Dafa juga membalas senyuman Naya walaupun keadaan Dafa yang pucat dan dengan alat bantu pernafasan di mulutnya.
Akhirnya Naya sampai tepat disamping Dafa sekarang. Naya menggenggam tangan Dafa yang sedang terinfus dengan lembut.
"Hai, Dafa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naya and Dying Boy
Teen FictionEunha as Naya Jungkook as Dafa Naya kedatangan seorang murid baru di kelasnya. Namanya Dafa. Dafa menjadi teman dekat Naya saat mereka bertemu di rooftoop sekolah saat Naya sedang bermain gitar dan Dafa menyukai permainan gitar Naya. selain itu, Da...