Pagi itu, beberapa siswa SMA Paradise membentuk kerumunan di depan madding sekolah. Sunggyu juga terlihat di antaranya dan sedang berusaha menembus kerumunan. Jonghyun yang melihat itu, segera menghampiri temannya tersebut.
"Ada apa?" Tanya Jonghyun sesaat setelah menepuk pundak Sunggyu. Namun cowok yang di maksud hanya mengangkat bahu menandakan ia juga tak tau apa-apa.
Mereka sepakat untuk menembus kerumunan karena beberapa orang mulai memberikan tatapan tak enak pada Jonghyun dan Sunggyu. Namun sebelum niat mereka terlaksana, Yong Hwa sudah lebih dulu menahan Sunggyu dan Jonghyun untuk menjauhi kerumunan.
"Yong, ngapain sih?" protes Jonghyun sambil berusaha melepaskan tangan Yong Hwa yang sudah menarik kasar kerah belakang blazer sekolahnya.
Sunggyu juga melakukan hal yang hampir sama seperti Jonghyung. "Kita pengen liat pengumunan di madding tadi. Siapa tau ada yang penting. Kita kan udah kelas tiga, Yong."
"Gue udah tau berita itu." Ucapan Yong Hwa membuat dua temannya berhenti dan memberikan tatapan penuh Tanya pada Yong Hwa. Yong Hwa sendiri akhirnya melepaskan dua temannya itu setelah mereka sampai di taman belakang sekolah.
"Tentang apaan, sih?" desak Sunggyu.
"Sekolah mau ngadain pensi?" sambung Jonghyun bahkan sebelum Yong Hwa memberikan jawaban atas pertanyaan Sunggyu.
"Kalian tau kan kalo selama ini Gikwang disegani karena dia termasuk salah satu anak orang kaya di sekolah kita?" tanya Yong Hwa yang langsung di jawab anggukan oleh Sunggyu.
"Jadi maksud lo, rumor kalo rumah Gikwang di jual itu bener?" Jonghyun justru balik bertanya.
"Serius, lo?" tanya Sunggyu memastikan.
Yong Hwa mengacak rambutnya, frustasi. "Kenapa lagi sama Gikwang? Terus, sekarang anaknya mana?"
Sunggyu dan Jonghyun saling melempar tatapan, lalu keduanya menggeleng kompak. "Dia nggak mau gue ajak berangkat bareng tadi pagi," kata Jonghyun.
***
Pagi itu Gikwang baru saja tiba di gerbang sekolahnya. Hari itu dia di antar Sungmin, ayahnya. Ia menghela napas terlebih dahulu sebelum memulai sekolahnya hari ini. Ketika menelusuri koridor, Gikwang dihadiahi tatapan dari setiap orang yang bertemu dengannya. Tatapan merendahkan, bahkan mereka tak segan-segan mencibir di hadapan Gikwang. Cowok itu berkali-kali memeriksa penampilannya. Dan tak ada yang aneh di sana.
Gikwang sempat menoleh ke belakang, dan ia masih mendapati beberapa siswa menatapnya tak suka. Termasuk beberapa cewek yang pernah masuk ke dalam daftar teman kencannya. Karena Gikwang tidak menganggap hal itu serius, jadi ia tak terlalu memusingkan mereka. Namun saat berbalik lagi untuk melanjutkan langkah, ada dua orang cowok yang menghalanginya. Cowok itu juga ikut menatap Gikwang sinis. Tapi cowok yang satu lagi hanya melihat Gikwang dengan tatapan biasa.
"Kayaknya pangeran sekolah kita yang satu ini turun kasta," desisnya tepat di depan wajah Gikwang. Namun Gikwang tak terlalu ambil pusing dengan apa yang dikatakan cowok bernama Junhyung itu. "Oiya, di mana temen-temen lo itu? Kenapa mereka nggak ada saat lo..."
"Junhyung!"
Junhyung menoleh. Termasuk juga Gikwang serta Hyungseung, cowok yang datang bersama Junhyung tadi. Hara tiba-tiba muncul di hadapan mereka.
"Jadi pangeran kita sudah menemukan permaisurinya?" kata Junhyung dengan nada menyindir sambil menatap Hara. "Romantis banget sih rela nemenin Gikwang main bola. Pulangnya makan malam di café, deh."
YOU ARE READING
FC LOVE
FanfictionI hate footbal! But, I love him. Dan dia adalah kapten klub sepakbola sekolah.