Seminggu kemudian. Setelah menyelesaikan ujian kenaikan kelasnya, Yoona di jemput Taeyeon di rumahnya untuk sama-sama pergi ke Surabaya. Menemui ke dua orang tua Yoona yang sudah lebih dulu berada di sana, sekaligus liburan.
Sesampainya di Surabaya, Yoona dan Taeyeon di jemput oleh Doojoon di bandara dan langsung melesat ke rumah sakit. Di sana mereka melihat Seulong dan Victoria berbicara dengan sepasang suami istri.
"Itu orang tua Siwan," kata Doojoon.
Yoona sudah tidak sabar bertemu orang-orang itu, namun Doojoon menahannya. Orang tua mereka tampak berbicara serius dengan orang tua Siwan dan seorang dokter di sana.
Victoria tampak menangis dan Seulong berusaha menenangkannya. "Anak kita meninggal. Dan kakakku yang tak lain adalah ibunya Doojoon juga meninggal. Jadi aku memutuskan memberikan Doojoon padamu sebagai ganti anak kita yang meninggal itu," jelas Seulong pada Victoria.
Semua yang mendengar itu tercengang. Tak terkecuali Doojoon, Yoona serta Taeyeon.
"Tapi bagaimana bisa Siwan memiliki kesamaan DNA denganmu?" seru Victoria sedikit tak terima.
Karena kecelakaan itu, semuanya terbongkar. Terlebih, dulu Siwan dan Doojoon lahir di Surabaya, tepatnya di rumah sakit tersebut. Dan ada kejadian tak terduga. Ternyata anak yang meninggal itu adalah anak dari Changmin dan Sooyoung, orang tua Siwan. Entah bagaimana, Siwan dan anak yang meninggal itu tertukar.
"Pantesan tanggal lahir gue sama Siwan barengan," ujar Doojoon lemah.
Yoona yang sudah tak kuat, memeluk Doojoon erat. Nggak menyangka, cowok yang selama ini ia kira kakak kandungnya, ternyata Cuma sepupu. Tapi itu semua sama sekali nggak ngurangin rasa sayang Yoona pada Doojoon. Namun itu artinya, ia tidak boleh mencintai Siwan selayaknya cewek kepada cowok.
Setelah itu, Yoona benar-benar pergi menemui ke dua orang tuanya. Nggak peduli sama teriakan Doojoon yang entah kenapa seakan ngelarang Yoona bertemu Seulong dan Victoria.
"Ibu..." Yoona berhamburan memeluk ibunya.
***
Yoona sempat mengintip ke dalam kamar tempat Siwan di rawat. "Yoona boleh masuk nggak, bang?"
Siwan yang saat itu lagi duduk aja di atas ranjangnya, Cuma memberikan senyuman sebagai tanda bahwa ia mengijinkan Yoona untuk masuk ke kamarnya. "Masa aku ngelarang kamu masuk, sih?" candanya.
Yoona menguatkan diri untuk melangkah masuk. Jujur aja, dia sedikit nggak tega ngeliat apa yang terjadi pada Siwan. Beberapa bagian tubuh cowok itu tertupi perban. Termasuk keningnya. "Apa separah itu kecelakaannya?"
Siwan menatap tangannya yang terbalut perban. "Aku jatoh di jalan yang nggak rata gitu. Jadinya gini deh." Cowok itu ikut diam karena Yoona tak lagi bersuara setelah duduk di kursi. "Kamu udah tau tentang..."
"Kita yang ternyata adik kakak?" Yoona melanjutkan ucapan Siwan. Terlihat senyuman getir terbentuk samar di bibir tipis cewek itu. Tapi kemudian, Yoona seperti menertawakan dirinya sendiri. "Sadar nggak sih kalo udah lama aku suka sama bang Siwan. Tapi nyatanya..."Siwan menggenggam salah satu tangan Yoona. "Aku tau. Tapi nggak tau kenapa selama itu aku sama sekali nggak bisa ngerubah perasaan aku yang selalu nganggep kamu seperti adik sendiri. Lagi pula, aku kan juga nggak punya adik cewek."
"Terus, bang Siwan bakal tinggal sama keluarga aku atau tetap tinggal sama om Changmin?"
Siwan hanya merespon dengan senyuman sambil membelai lembut rambut panjang Yoona yang tergerai. "Aku nggak bisa mutusin sepihak. Tapi, kalau bisa aku tetep pengen tinggal sama ayah Changmin dan ibu Sooyoung. Mereka yang udah ngerawat aku dari kecil. Nggak mungkin juga kalo om Seulong ngusir Doojoon, kan?"

YOU ARE READING
FC LOVE
Hayran KurguI hate footbal! But, I love him. Dan dia adalah kapten klub sepakbola sekolah.