Eun Ji melirik arlojinya. Sudah hampir setengah 4 sore. Namun ia tetap berat untuk melangkah ke luar taman. Banyak hal yang menjadi pertimbangannya. Lalu beberapa menit kemudian, ada sepasang kaki yang berhenti tepat di hadapannya. Buru-buru Eun Ji mendongak. Dan saat mendapati Howon di sana, cewek itu segera bangkit. Tak lupa juga Eun Ji menyodorkan bungkusan di tangannya dengan sedikit paksaan.
"Ini boleh jadi yang terakhir kalinya," kata Eun Ji yang terburu-buru untuk segera pergi dari hadapan Howon. Cewek itu masih tak sanggup bertemu Howon lama-lama. Jika saja bukan karena masih ada hutang tugas mengantar seragam, cewek itu pasti lebih memilih untuk tidak di sana.
"Kak Hoya!" seru suara nyaring yang sukses membuat Howon membatalkan niat untuk melangkah mengejar Eun Ji.
Howon menoleh sambil merendahkan tatapannya karena yang memanggil tadi adalah sahabat ciliknya yang ia kenal di taman tersebut. Yoogeun dan Leo. Tentu setelah Eun Ji sudah tidak terlihat di sana.
"Kok Kak Hoya baru dateng, sih? Padahal kan pacarnya kakak udah dari tadi duduk di situ," seru Yoogeun dengan mimic lucunya.
"Ikh, Yoogeun! Kakak tadi bukan pacarnya Kak Hoya." Leo tampak memprotes karena ia tidak sependapat dengan Yoogeun.
"Biarin aja. Kakak tadi kan cantik, dan Kak Hoya juga ganteng. Mereka cocok kalau pacaran." Yoogeun juga tak mau kalah untuk membela diri.
"Tapi kan belum tentu juga," Leo masih membalasnya. Membuat Howon sukses sakit kepala karena mereka.
"Yoogeun, Leo!" seru Howon berusaha melerai keduanya. "Udah, ya. Jangan berantem."
"Iya, Kak. Kita nggak berantem lagi," sahut Leo menurut dan langsung disetujui oleh Yoogeun.
"Kita main bola lagi kan, Kak?" seru Yoogeun penuh semangat.
Kali ini Howon dibuat bungkam karena pertanyaan Yoogeun yang sangat berharap mereka bisa bermain bersama lagi. "Maaf ya Yoogeun... Leo.... Kakak ada latihan sama temen-temen kakak."
Terlihat wajah kecewa dari dua bocah laki-laki itu.
"Tapi sebagai gantinya, kakak akan beliin kalian es krim, mau kan?" Howon tak kehabisan akal untuk membujuk mereka.
"Iya, Kak. Mau..." seru keduanya dengan kompak. Tentu mereka tidak akan melewatkan jika ada yang ingin memberikan es krim secara gratis.
Mereka kemudian berjalan meninggalkan taman dengan Howon menggandeng Yoogeun dan Leo di ke dua sisinya. Ia mengajak dua bocah kecil itu menuju mini market yang tidak jauh dari sana. Howon bahkan juga membeli es krim untuk dirinya sendiri. Setelah itu mereka kembali ke taman untuk menikmati es krim.
***
Setelah beberapa hari saling diam, Yoona akhirnya mengalah. Kembali ke mejanya semula di barisan paling belakang bersama Gikwang. Dan saat cowok itu tiba di kelas, Yoona terlihat menggeser sebuah kotak bekal hingga berada di area meja milik Gikwang.
Gikwang tidak langsung duduk dikursinya. Setelah melihat perlakuan Yoona tadi, ia menoleh ke meja tempat Yoseob duduk dengan Tiffany untuk memastikan sesuatu. Suasana sudak kembali seperti sebelumnya.
Yoona sedikit tertunduk. Menghindari pandangan dengan Gikwang yang kini sudah kembali menatap cewek itu. Sesaat terdengar suara helaan napas, berat. Lalu kemudian Gikwang berujar, "gue minta maaf, Yoon."
"Lo nggak salah, Kwang." Yoona menyelak cepat.
"Tapi lo putus sama cowok lo, kan?"
YOU ARE READING
FC LOVE
FanfictionI hate footbal! But, I love him. Dan dia adalah kapten klub sepakbola sekolah.