Pagi ini tiada yang spesial, setelah sarapan kami melakukan kegiatan masing masing dan tidak ada permainan konyol layaknya hari hari lalu. mengapa? entahlah aku sendiri tidak tau, tapi baguslah aku rasa tubuhku sedang tidak enak dan kepalaku pusing.
"Eh!" Tubuhku tersentak.
aku membalikan wajahku dengan posisi lengan di dada kiri. "What the jerk"
"Cuma gitu kaget? Haha mangkanya jangan ngelamun"
"Siapa yang ngelamun sih" jawabku jutek.
"Itu tadi, kenapa sih pagi gini ga semangat"
"Siapa yang ga semangat sih mag please deh." Aku berdiri dan berjalan menuju kamar dengan sempoyongan.
"Wait.. wait.." Ujar maggy.
akupun berhenti sejenak. "what again?"
"Kok wajahmu merah clar? Omg elergi kambuh!" Suara maggy yang terngiang-ngiang di telingaku membuat dunia berputar lebih cepat di kepalaku.
Aku berbalik arah menuju kamar. "No, im okay. trust me." Entah apa yang membuat langkahku menjadi berat dan aku yakin maggy mengucapkan sesuatu tapi kenapa bising.
Brakk...
MAGGY's POV
Clara berbalik arah menuju kamar. "No, im okay. trust me."
"Clara.. r u sure? U look bad" tak ada respon dari clara, ia tetap berjalan menuju kamar. "clara, elergi kau pasti kambuh aku yak--"
Brakk...
Belum selesai aku berkata clara sudah jatuh pingsan. sontak aku berteriak "CLARAA." Dan langsung menghampirinya.
Tak lama dari teriakanku itu eleanor, perrie, niall, louis, harry dan zayn datang menghampiriku.
"What happen?" Tanya eleanor sambil menghampiriku.
"Omg!" Perrie dan ele serentak dengan wajah shock dan langsung berlari kecil ke arah ku dan clara.
"Clara kenapa?" Tanya niall.
"I don't know, aku rasa elergi dia kambuh aku tau pasti." jawab maggy
"Elergi apa?" Tanya ele
"Dingin" setelah aku menjawab mereka memandang aneh, apa yang salah? Aku tau elergi yang dimiliki clara aneh karena biasanya yang memiliki elergi seperti ini adalah orang orang yang tinggal di negara beriklim tropis tp mungkin ini tidak aneh bagi clara karena daddynya, daddyku juga maksudku itu orang ind.
"Yasudah dari pada seperti ini, kita bawa clara kerumah sakit dan kemasi barang barang kalian." jawab niall yang menelfon seseorang.
"Tp kita seharusnya 2 hari lagi kan?" Tanya ku.
"Aku tau kita harus kemana. Jika clara tidak perlu dirawat inap kita akan kesana"ujar ele.
"Kesana? Dimana?" Tanyaku bingung.
"Lebih baik kalian rapihkan pakaian kalian termasuk baju clara ya mag dan kita segera berangkat" ujar ele kepadaku dan yang lainnya. kami hanya menjawab dengan anggukan kepala dan langsung bergerak.
***
Bis ini tenggelam dalam kehenigan, aku masih berada di sebelah clara dan ini sudah hampir 3 jam namun clara belum siuman juga tidak seperti biasanya aku semakin was was dengan keadaannya.
"Ele apakah perjalanan ini masih jauh? Sebenarnya kita ini kemana?"
"Suatu tempat yang clara sukai, aku rasa.."
"Tapi jika perjalanannya jauh lebih baik kita ke rumah sakit saja"
eleanor menghampiriku. "Aku rasa tidak terlalu jauh mungkin sekitar sejam lagi kita akan sampai"
"Hah?! aku rasa ini ide buruk aku tidak mungkin bisa menunggu lebih lama lagi, apa lagi hal ini terjadi karena dipacu oleh kesalahanku"
Semua mata tertuju padaku, hingga satu suara keluar dari bibir si curly guy yang duduk di sebelahku "Apa maksudnya mag"
"Ya jadi aku membawakan maksudnya baju yang ada di koper clara itu baju yang sering aku pakai"
Semua terdiam.
"ya ya ya aku tau aku salah aku menyesal" ucapku lagi sambil menggoyangkan tubuh clara yang tidak kunjung siuman.
eleanor menghempaskan nafas panjang "sudahlah aku rasa kita sebentar lagi kita sampai.."
"ini kann..."
******************************
Hiii. thanks god akhirnya bisa update lagi dari sekian lama. mohon di maklumi ya aku kelas 9 susah bagi waktu mana tugas numpuk ujian praktek on going ujian tertulis coming soon pusingg haha.
maaf kalo byk typo dan dikit versi buru2.
enjoy this chapter, dont forget to vote.
full love xoxo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wishes // Niall Horan Fanfiction
FanfictionClaraysha cassandra akrab dipanggil clara. Perempuan 'beruntung' yang bisa berteman dengan one direction boyband yang mendunia saat ini. Clara seorang perempuan yg realistis namun memiliki banyak harapan. Semua hal yang terjadi clara hanya berharap...