31. Neuf mois, la mère est enceinte

3.8K 117 9
                                    

Pagi-pagi di kediaman Kaila dan Bara sudah terdengar berisik karena kehadiran para sahabat dari kedua pasangan yang akan segera menimang bayi itu. Apalagi bila bukan menagih oleh-oleh yang di beli Bara serta Kaila di Bali. Untung saja Kaila sudah lebih dahulu mem-packing oleh-oleh mana yang akan di berikan pada sahabat-sahabatnya itu.

"Woy, bisa ngga brisik, ngga?!" Teriak Bara dari arah kamar

"Elahh-jam segini masih bau jigong aja songong" Celetuk Morgan

"Eh—lu ngapain pagi-pagi udah pada di rumah gue, pake acara brisik lagi"

"Yang brisik mah elu, Kaila sama ibu aja diem aja" Celetuk Fadi

"Ck, sana kalo mau ribut di luar" Garang Bara

"Udah-udah, kalo ngga gini juga mas ngga bangun kan" sela Kaila

"Apa? Dah mandi sana. Katanya mau rangkai box adek, bilangnya kapan waktu itu mau rangkai sampe sekarang masih utuh"

"Iya, sayang, iya" Bara menyerah dan kembali masuk ke dalam kamar guna untuk mandi bukan kembali tidur

🥀🥀🥀

Di detik-detik trimester akhir kandungan Kaila, wanita itu mulai berhati-hati dalam bergerak. Selain ia semakin susah untuk bergerak mengambil barang dari bawah, bahkan hingga ia semakin mengeluh pinggangnya akan terasa lebih pegal dan sakit bila lama-lama bergerak.

Pagi ini, Kaila menyiapkan sarapan pagi untuk Bara. Karena mengetahui suaminya itu akan melakukan sidang, Kaila berusaha bisa bangun lebih pagi dan menyiapakan gizi untuk sang suami. Sambal cumi kesukaan Bara siap untuk di sajikan tinggal menunggu orang yang di tunggu duduk manis di kursi makan.

Tangan kekar, melingkar tepat pada perut buncit Kaila yang terlihat semakin besar, Bara memyadarkan dagunya pada bahu terbuka milik Kaila. Entah semakin besar kandungan Kaila, ia selalu merasa gerah padahal saja AC yang berada di kamar mereka sudah Bara atur paling rendah.

"Udah siap, mas?"

"Udah, kamu masak apa dek?" Tanya balik Bara

"Sambal cumi kesukaan kamu, tapi ini ngga pedas, pedes sedang aja" Terang Kaila "Aduh, minggir dulu ih mau mindah sambel ini" Rengek Kaila pada Bara yang pasalnya masih menempel pada Kaila

"Ck, di peluk juga"

"Yang semalam ngga puas?" Goda Kaila

"Ngga, cuman peluk doang, yang" Sungut Bara

"Nanti bonusnya, mas" Kaila menjawab asal

"Oke sip, mas tunggu deh"

"Tergantung" Gantung Kaila "Tergantung lulus sidang apa engga hahahahaha" Kekeh Kaila

"Gitu ya, udah berani ngeledek mas ya kamu, hmm" Bara tak tinggal diam setelahnya ia menyerang wajah Kaila dengan ciumannya

"Nunggu adek gimana enaknya, yah. Kan kata dokter Uli harus di stop dulu takutnya memicu kontraksi" Kaila mengingatkan

"Oh iya, ya ampun sampai lupa. Ya udah nanti aja yang penting anak ayah ngga kenapa-kenapa"

"Ya udah, ayo makan dulu nanti terlambat sidangnya" Ajak Kaila

"Iya, sayang" Jawan Bara "Nanti, mama kesini nemenin kamu selama mas sidang ya, jangan  nolak di antara kita, ini buat kamu sama anak kita, ya" Terang Bara penuh dengan pesan yang harus di patuhi

"Siap, jenderal" Seliut Kaila pada Bara

Kaila mengantar Bara ke depan, karena hari ini suaminya akan bertarung demi sebuah wisuda, semoga yang selalu Kaila doakan berjalan lancar saat suaminya nanti akan melakukan sidang.

BEGINNING OF LOVE ✓ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang