Bagian 2

2.9K 213 3
                                    

Eunseo keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk yang tersampir dilehernya. Netranya menangkap sosok yang sedang duduk di depan cermin riasnya.

"Lama bener kamu dandan, pasti dari waktu aku masuk kamar mandi. Kamu ngapain sih suka dandan dandan kayak gitu? Kamu ga dandan aja udah cantik kebangetan. Aku gamau ya kalo nanti kayak jalan sama tante tante ber make up tebal yang lagi cari mangsa." Bona melengos ke arah Eunseo.

"Heh mulutnya!! Tuhkan kamu itu suka sembarangan kalo ngomong. Kamu pikir aku apaan? Tante tante girang kurang belaian? Lagipula itu tadi bukan aku yang kelamaan dandan, cuman kamu aja yang mandinya kecepetan." Kembali Bona menghadap ke cermin dan mulai memoleskan lipstik berwarna merah itu. Tidak, bukan berarti Bona akan benar benar memakai lipstik itu seperti seorang tante tante kurang belaian diluar sana. Ia hanya memakai selayaknya saja. Dan Eunseo tau benar, wanitanya itu bukanlah tipe orang yang suka berdandan menor, walau pun ia juga tau jika istrinya itu sangat menjaga wajahnya, bahkan dia rela menghabiskan banyak uang hanya untuk membeli skincare, tapi bukan berarti Bona adalah orang yang suka memakai make up tebal, dia hanya ingin menjaga wajahnya saja, jadi tak heran jika banyak berbagai macam skincare di meja riasnya. Bahkan bisa dibilang skincare Bona lebih banyak dibandingkan dengan alat alat make up nya. Tetapi, Eunseo hanya khawatir saja, tanpa make pun istrinya itu sudah sangat cantik, apalagi jika ia memakai make up. Ia hanya khawatir, jika nanti bertambah banyak jumlah lelaki yang menyukai istrinya, apalagi merebut istrinya. Oleh karena itu, terkadang Eunseo merasa sedikit tak suka jika Bona sudah mematut diri didepan cermin. Tapi Eunseo tetaplah Eunseo, dia benar benar tidak bisa berkata secara gamblang kepada istrinya itu. Dan ya seperti tadi, ia malah berucap perihal istrinya yang seperti tante tante, padahal niatnya hanya ingin membuat Bona supaya tak memakai make up dan tak menambah jumlah lelaki yang menyukainya.

"Cepatlah sedikit, tadi kamu yang nyuruh aku biar cepat cepat, sekarang malah kamu yang asyik di depan cermin." Ucap Eunseo malas.

"Iya ini sudah selesai, aku masih menata peralatanku supaya tidak berantakan di meja."

"Tskk. Dasar wanita" Eunseo mencebikkan lidahnya. Setelahnya ia berlalu keluar kamar, berniat memanasi sebentar mesin mobilnya. Beberapa saat kemudian Bona terlihat keluar dari pintu rumah mereka, dengan sigap Eunseo keluar dari bangku kemudi dan berlari pelan ke arah berlawanan lalu dengan cepat membuka pintu mobil penumpang di sebelahnya. Saat sudah berada dihadapannya, Bona tersenyum lebar sehingga terlihat gusinya, itu membuat Eunseo benar benar gemas, seketika ia sedikit merendahkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya lalu menempelkan hidungnya tepat di hidung Bona.

"Terima kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih." Ucap Bona tiba tiba. Eunseo hanya mengangguk. Setelahnya ia kembali berdiri lagi dan mempersilakan Bona masuk ke dalam mobil.

Sepanjang perjalanan Bona berbicara ini itu, bercerita banyak terhadap Eunseo. Memang waktu berdua mereka terkadang banyak tersita karena kesibukan mereka. Bona yang sibuk dengan pekerjaannya dan Eunseo yang sibuk dengan kuliahnya, apalagi saat ini ia sedang berada di semester akhirnya.  Bona lebih tua 3 tahun dari Eunseo. Oleh karena itu Bona sudah bekerja sedangkan Eunseo masih harus berkuliah. Tapi bagaimana mereka bisa kenal? Tidak sulit untuk seseorang mengenal Bona maupun Eunseo pada saat itu.

Waktu itu Bona berada di tingkat akhir masa perkuliahannya, sementara Eunseo baru saja menjadi mahasiswa baru. Jadi dengan kata lain, Bona adalah senior Eunseo saat berkuliah dulu. Dan Bona juga menjadi salah satu panitia kegiatan Ospeknya dulu. Disitulah mereka bertemu, yang berawal dari teman teman yang suka menggoda Bona tentang Eunseo. Karena sifat baik dan mudah bergaulnya, memang dulu Bona bisa dekat dengan siapa saja, baik dari junior teman sebaya atau senior. Salah satunya adalah Eunseo. Dahulu Bona yang menjadi panitia pendamping kelompok Eunseo dan Eunseo yang menjabat sebagai ketua kelompok, mau tak mau itu membuat mereka sering berkomunikasi dengan intens. Sampai saat setelah ospek selesai, suatu waktu Eunseo membuat sebuah cerita di akun instagramnya, dan Bona membalas cerita itu. Dan disitulah mereka mulai dekat lebih dari seorang senior dan junior. Tapi tak banyak yang tau tentang kedekatan mereka, hanya sahabat sahabat dekat dan keluarga mereka saja yang tau. Alasannya? Karena memang Eunseo bukan tipe orang yang suka mengumbar kedekatan atau hubungannya di depan umum. Begitupun Bona, tetapi terkadang Bona masih suka sedikit mengumbar hanya untuk menunjukkan jika ia telah memiliki seseorang. Sementara Eunseo? Ia benar benar tertutup.

"Kamu mau kemana dulu sekarang?"

"Makan!! Aku sudah sangat lapar." Eunseo hanya mengangguk. Saat mereka berhenti di lampu merah, Eunseo mengedarkan pandangannya melihat ke sekitar. Dan matanya menangkap sosok yang sangat ia kenal, ia adalah Seungkwan, teman satu kelasnya. Karena merasa kenal terhadap orang itu, Eunseo membuka kaca jendelanya dan menyalakan klakson, Seungkwan menoleh, melihat siapa orang yang sudah membunyikan klakson bahkan saat lampu masih berwarna merah. Setelah sadar jika itu Eunseo, Seungkwan melambaikan tangannya yang dibalas dengan senyuman oleh Eunseo. Tapi detik berikutnya Eunseo tersadar, ia segera menutup jendelanya dan fokus menghadap ke depan karena lampu juga sudah berkelip kelip berwarna kuning. Saat lampu sudah hijau dengan terburu Eunseo menginjak pedal gas nya.

"Tadi siapa?" Tanya Bona.

"Dia Seungkwan, teman sekelasku. Kenapa tadi aku menyapa nya? Aku lupa jika sedang bersamamu. Aish, aku yakin pasti besok akan banyak yang membicarakanku di kampus. Kau tau? Seungkwan adalah biang gosip walau dia seorang lelaki." Setelah berucap Eunseo mendengus pelan. Sementara Bona hanya tertawa mendengar keluhan Eunseo. Ia heran dengan sikap Eunseo, dia sendiri yang menyapa, tetapi dia sendiri juga yang menyesal. Bona sudah terlanjur paham akan sikap Eunseo. Ia tau jika Eunseo tak mau semua orang mengetahui statusnya sekarang. Itulah Eunseo, terlalu tertutup bukan? Selain karena dia yang tertutup akan hubungannya, dia juga tak mau orang orang mulai membicarakan atau mereka akan mulai kepo dengan kehidupannya. Dia tak suka, apalagi menyangkut status hubungannya. Dia tidak mau mengumbar tentang statusnya kepada siapapun. Menurutnya, orang terdekat tau tentang mereka itu sudah cukup. Ia juga tak suka jika nanti timbul gosip gosip murahan tentang dirinya. Maklum Eunseo merupakan salah satu lelaki yang diidamkan oleh para wanita di Fakultasnya. Jadi apapun yang dia lakukan, pasti akan menjadi topik diantara mereka. Dan lagi, Eunseo tak suka.

"Memang kenapa sih jika mereka tau?"

"Sebenarnya tak masalah, hanya saja aku tak suka, pasti mereka akan mulai kepo terhadapku. Dan saat bertemu mereka akan menghujaniku dengan ribuan pertanyaan. Aku tak suka itu, terasa sangat tidak nyaman dan menganggu."

"Begitu ya, kehidupan seseorang yang terkenal di fakultasnya. Disetiap gerak geriknya pasti akan ada saja yang kepo." Sindir Bona halus. Eunseo hanya tertawa.

"Kamu cemburu? Bukannya kamu dulu juga terkenal?" Tanya Eunseo berniat menggoda.

"Enggak lah, ngapain aku cemburu. Tapi tak sebrutal yang mereka lakukan, bahkan mereka sampai stalkerin kamu sampek akar akarnya kan, kalo aku dulu enggak, aku terkenal ya karena sikap mudah bergaulku, itu saja"

"Ya memang beginilah kehidupan orang tampan, dimana mana pasti banyak yang kepo, terutama para wanita wanita, pasti tingkat kepo nya lebih tinggi." Ucap Eunseo percaya diri. Sedangkan Bona hanya mencebikkan lidahnya.

"Apa masih banyak yang mengejarmu?"

"Tentu saja, mana ada wanita yang menolak pesona seorang Son Eunseo? Tidak ada. Bahkan dirimu saja tergila gila padaku." Goda Eunseo kepada Bona yang dihadiahi tatapan tajam dari Bona. Eunseo kembali tertawa. Nah, tadi niat hati Bona ingin membahas masalah itu dengan serius, tapi lagi dan lagi berakhir dengan candaan yang Eunseo ciptakan. Terkadang Bona berfikir dan tak bisa membedakan, dimana saat Eunseo sedang serius dan saat ia sedang bercanda. Itu membuat Bona kesal sendiri dan terkadang sampai benar benar emosi.

SINEKDOK (Bona+Eunseo/Eunbo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang