Chapter 8

5.4K 397 10
                                    

Happy Reading...







°×°=°×°=°×°=°×°=°×°=°×°=°×°=°×°=°×°=°×°

















"Hyungkii!!!" Jungkook kalang kabut saat menyadari sang buah hatinya sudah tidak ada dalam pelukannya. Badannya gemetar hebat. Wajah yang tadinya bersemu kini nampak pucat. Jungkook kalut. Ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada anak semata wayangnya. Keluarga satu satunya yang ia miliki. Jiwa raganya bahkan nyawanya.
"Jung, hei tenanglah" Taehyung yang sedari tadi mencoba menenangkan Jungkook. Namun nihil, Jungkook masih tetap gemetar ketakutan.

"Bagaimana aku bisa tenang, Taehyung! Anakku hilang! Bagaimana kita bisa mencarinya di anatara beribu gerombolan orang ini!" ucapnya dengan derai air mata. Entah ada dorongan dari mana, Taehyung memeluk erat Jungkook membiarkan namja manis itu menangis di dekapannya. Hatinya juga ikut menangis melihat bagaimana kacaunya Jungkook saat ini. Jungkook tidak mau itu lagi. Tidak mau kehilangan orang tersayangnya lagi. Tidak lagi. Cukup orang tuanya saja, jangan anaknya juga.

"Dengarkan aku, Hyungki pasti baik-baik saja, aku tau dia anak yang kuat dan pemberani. Mirip seperti ayahnya...." Jungkook tak mengerti apa yang Taehyung maksud. Otaknya tidak bisa mencerna itu saat ini, sekarang ia fokus hanya untuk mencari Hyungki.

Taehyung dan Jungkook bertanya pada orang-orang yang ada di sana. Tapi tidak seorangpun memberinya jawaban yang ia inginkan. Mereka kembali berpencar seraya menyorakkan nama Jeon Hyungki.

"Mommy?" sebuah panggilan suara yang Jungkook sangat kenal itu siapa, menyapa indra pendengarannya. Ia berbalik ragu, berharap itu nyata. Jungkook langsung nubruk tubuh mungil itu memeluknya sangat erat. Ya, Hyungki sudah kembali ke pelukan ibunya.

"Ya Tuhan, kau kemana saja sih? Kau tau, ibumu itu hampir gila saat menyadari kau menghilang" ucap Taehyung. Hyungki menunduk, ia takut untuk membalas tatapan ibunya.

"Maaf, mommy. Hyungki lihat gelang ahjushi bagus, jadi Hyungki ikut" jelas bocah itu. Sumpah, jantung Jungkook hampir jatuh ke lambung. Ia memijat pangkal hidungnya frustasi. Marahnya ingin meledak saat itu juga, namun tertahan. Ia tak tega meneriaki anaknya sekalipun anak itu sangat nakal. Hyungki masih kecil, hati dan pikirannya masih sangat lembut dan Jungkook tidak mau Hyungki sakit hati akibat emosinya.

"Lain kali jangan seperti itu lagi, kau harus ijin pada mommy kalau mau pergi kemana-mana" jelas Jungkook. Hyungki mengangguk semangat. Senyuman khas anak kecilnya mengembang memamerkan deretan gigi susu yang baru tumbuh.
"Yes, mommy!"

"Taehyung Ahjusi, mommy, sebentar kemari" lanjutnya. Taehyung dan Jungkook mengikuti ucapan Hyungki. Mereka berjongkok di depan Hyungki kala bocah itu sibuk mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya.
"Nih, bagus'kan?" itu gelang. Sepasang gelang hitam berhiaskan dua merpati. Lambang dari cinta dan kesetiaan.

"Ahjushi gelang bilang, kalau kita terus ini makai, nanti cintanya abadi. Jadi, Taehyung ahjushi sama mommy ini pake ya, soalnya Taehyung ahjushi Hyungki anggap sudah daddy sendiri" jelas Hyungki. Jungkook ingin menjedukkan kepalanya ke dinding sekarang. Bagaiamana mungkin Hyungki sudah paham soal cinta? Dan apa tadi barusan? Hyungki menggangap Taehyung seperti daddy-nya? Oh tolonglah, bahkan mereka baru kenal beberapa jam yang lalu!

"Hyungki ngerti ini dari mana?" tanya Jungkook. Hyungki tersenyum dan menjawab,
"Dari ahjushi gelang"

"Momny, pakai ini ya?" lanju Hyungki.

"Tidak, mommy tidak mau memakai itu" wajah Hyungki menekuk dengan senyuman yang kian menipis. Matanya berkaca-kaca siap untuk menangis.
"Why hiks.." satu tetes air mata sukses menyusuri pipi gembil bocah itu. Jungkook kebingungan, ia tak ingin Hyungki menangis tapi dia juga tak mau memakai gelang pasangan dengan Taehyung.

"Aih jangan menangis, mommy hanya bercanda kok. Mommy sama Ahjushi bakal pakai ini" ucap Taehyung dengan senyum kotaknya. Jungkook melotot seolah menanyakan apa apaan ini. Tapi Taehyung malah tersenyum dengan bodohnya. Ia terpaksa memakai gelang itu agar anaknya tidak menangis. Hyungki tersenyum puas saat melihat Jungkook dan Taehyung memakai gelang itu. Ia sangat bahagia.

;

Hari kian menggelap. Mentari berganti tugas dengan sang rembulan. Bintang pun turut hadir malam itu untuk menghiasi langit.

Seperti di dalam cerita dongeng, di mana sang pangeran dan sang putri menghabiskan waktunya dengan bersenang-senang sepanjang hari. Taehyung bahagia. Sangat. Ia menoleh kearah Jungkook yang tertidur di sampingnya. Matanya tertutup rapat dengan mulut yang sedikit terbuka. Hyungki tidur nyenyak di pelukan sang ibu. Taehyung mengulum senyumannya. Matanya mencoba untuk berfokus pada jalan di depannya. Desiran aneh itu kembali muncul menciptakan sensasi yang memabukkan. Di mana kardía nya berdegub dua kali lebih cepat. Perutnya seakan dihinggapi ribuan kupu-kupu. Geli, namun Taehyung menikmati itu. Ia menemukan cinta lamanya kembali. Dan ia tak akan pernah melepaskannya untuk yang kedua kali. Lagi.

;
"Dari mana saja?" tegur pria paruh baya itu pada Taehyung. Taehyung melewatinya begitu saja tanpa sepatah kata pun. Jongin menyesap kopi hitamnya.
"Kudengar kau bertemu dengan cinta lamamu ya?" jalan Taehyung terhenti. Ia tahu siapa yang dimaksud ayahnya. Ia mendengarkan tanpa menatap.
"Bagaimana? Sangat bahagia?" Lanjut Jongin. Taehyung mendecih, lalu berbalik. Menatap malas pria berkulit hitam eksotis itu.

"Apa maumu?" ucap Taehyung dengan tatapan membunuh. Jongin tersenyum, ia suka Taehyung yang seperti ini. Taehyung yang bodoh karna cinta. Ia suka bermain-main dengan Taehyung. Suka akan ekspresi membunuh itu saat mencoba melindungi orang terkasihnya. Dan yang paling menjadi favoritnya adalah saat Taehyung mencoba membunuhnya dengan derai air mata saat ia berhasil melukai orang yang Taehyung sayangi. Ah, ia semakin bersemangat.

"Bawa dia padaku"

































TBC—

Tampan Taetae—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampan Taetae—

KinnderJOY

미안해, 정국 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang