Chapther 17

3K 228 25
                                    

"Apakah Axel telah berangkat menuju Swiss?" Hembusan asap itu keluar dari dua belah bibirnya yang tengah terbuka. Rasanya hembusan asap itu membuang segala rasa penat yang ada di dalam dirinya. "Ya, Tuan. Dia telah berangkat pagi tadi sekitar jam 9 pagi menggunakan pesawat biasa" Ucap seorang yang tengah berdiri dengan menundukan kepalanya.

"Biasa?" Untuk kesekian kalinya asap itu berhembus dan berkumpul memenuhi ruangan tersebut. "Apakah pesawat pribadiku tidak menggiurkan baginya?" Lanjutnya dengan senyum sinis yang tidak kalah mengerikan. "Untuk masalah itu saya tidak mengetahuinya, Tuan"

"Lalu bagaimana kabar anak didikku? Berhasilkah dia?"

Seseorang yang tadinya menundukkan kepala itu terangkat dan mengembangkan senyum pada atasannya. "Tentu saja, Tuan. Dia sudah masuk ke kandang lawan. Tinggal berikan perintah maka ia akan melakukan semuanya" Suara tawa menggelegar di setiap sudut ruangan. Bisa kita ketahui bahwa sang atasan puas mendengar kabar tersebut.

***

Sedan hitam melaju cukup pelan memasuki perkarangan mansion milik Jeon Jungkook, sang dewi(?) bisnis. Kedua pintu mobil depan terbuka, menampakkan sepasang pemuda sama jenis, dan seorang anak umur 3 tahun yang tengah digendong oleh pemuda yang lebih tua. "I'm hungry!" Teriak Hyungki pada Suga yang tengah menggendongnya, kini ketiganya berjalan masuk menuju pintu utama yang sudah dibuka oleh seorang maid di depan pintu tersebut.

"Hey bocah, bersabar maka kau akan berbahagia" Nasihat Jimin pada Hyungki yang tengah mengerucutkan bibirnya, membuat siapa saya yang melihatnya gemas seketika.

"HYUNGKI!" Teriakan itu sangat menggelegar hingga siapa saja yang mendengar akan menolehkan kepalanya pada sumber suara. "EOMMA!" Hyungki bergerak gelisah ingin diturunkan dari gendongan Suga, Suga yang paham pun segara menurunkannya dari dekapannya. Hyungki berlari dengan cepat menuju seseorang yang telah dipanggilnya eomma tadi.

"Astaga! Jangan berlari seperti itu, kau akan terjatuh nanti" Seok Jin segera menghampiri Hyungki dan langsung memeluknya. "Bagaimana harimu di sekolah, manis?" Tanya Jin yang pada Hyungki yang telah masuk digendongannya. "Teman Hyungki banyak eomma!" Hyungki berucap demikian membuat hati Jin menghangat. "Baguslah jika seperti itu" Jin tersenyum sendari mengusap rambut Hyungki yang lembut.

"Permisi"

Suga mengulurkan kedua tangannya. "Saya Suga" Ujar Suga pada Jin yang tengah menjabat tangannya. "Saya Jimin" Jimin pun ikut mengulurkan tangannya pada Jin yang juga dibalas olehnya. "Kami berdua mendapat tugas dari atasan kami, Kim Namjoon. Untuk selalu mengawasi Hyungki kapan saja dan di mana saja"

"Aku Jin, istri dari atasan kalian. Ya, aku sudah mendengarnya tadi. Kalian akan ditugaskan hingga orang tua Hyungki kembali" Jin berujar ramah pada keduanya. "Baiklah, ayo kita masuk dan bicarakan lagi di dalam. Aku sudah masak makan siang, jadi mari kita makan siang bersama" Jimin dan Suga ingin menolak Jin, namun Jin tidak membiarkan itu terjadi. "Apa yang kukatakan itu mutlak" Dan hanya dibalas anggukan dan senyum dari dua orang yang ada dihadapannya.







***




Pesawat pribadi Jungkook lebih dahulu sampai di Swiss. Perjalanan ini harusnya memakan waktu sampai 10 jam, namun ia sampai 2 jam lebih cepat ke tempat tujuannya. Sekarang pukul 10 pagi di Swiss. Jungkook segera memasang mantelnya dan memakai kacamata hitamnya, lalu ia berjalan menuju pintu keluar. "Kita akan sarapan di hotel yang telah saya pesankan, Tuan. Selanjutnya adalah jadwal anda untuk bertemu Tuan Hanbin di kantornya" Jungkook terus berjalan cepat menggeret kopernya, ia berjalan sangat berkelas bak seorang model yang sedang berjalan di red carpet. Jungkook hanya menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti akan jadwalnya.

Jungkook dan sekretarisnya menghampiri sebuah mobil hitam yang tengah menunggu mereka berdua.
"Please, sir" Ucap seorang yang membukakan pintu belakang untuk Jungkook dan dibalas senyuman manis olehnya "Thank you"

Mobil itu melesat menuju hotel yang akan menjadi tempat istirahat Jungkook untuk beberapa hari.

Di lain tempat.

"Sial, aku terlambat" Taehyung baru saja turun dari pesawat bersama segerombolan orang awam. Taehyung segera mengambil ponselnya dan mencari kontak orang yang akan ia hubungi. "Aku telah tiba, apakah dia sudah berada di hotel?" Ucap Taehyung dengan wajah datar serta suara rendahnya. "Siapkan kamar untukku di lantai yang berbeda darinya. Aku akan menuju ke sana nanti"  Taehyung memutuskan sambungannya, ia bergegas keluar bandara.

"Give me the key" Orang yang diperintahkan Taehyung segera memberikan kunci mobil pada Taehyung. "Thank you" Taehyung langsung masuk ke dalam mobil. Helaan nafas lelah terdengar begitu jelas, ia paham akan tugasnya yang banyak sekali menantinya. Taehyung menyalakan mesin mobil, dan menanjapkan gasnya menuju ketempat yang ia tuju.

***

"Seseorang ingin bertemu dengan anda, Mr" Sang atasan mengalihkan atensinya ke arah lawan bicaranya. "Dia belum membuat janji sebelumnya, tapi dia memaksa ingin bertemu dengan anda, Mr" Sang atasan mengerutkan keningnya, tanpa ia berfikir. "Persilahkan ia masuk" Sang bawahan pun segera pamit undur diri dengan membawa pesan atasannya.

Cklek

Seorang lelaki masuk ke dalam ruangan Hanbin dengan tidak sopannya. Ia segera duduk tanpa permisi di sofa yang tersedia.

"Ancaman untukmu, jangan pernah berurusan dengan Mr. Jungkook"



























Hai hai, lama ya nggak update?
Maaf banget ya! Akhirnya author udah lulus, jadi nggak perlu lagi mikirin yang lain.

Author harap, readers masih mau dan tetep suka membaca ff nya author!

Tertanda;
Author nim-!

미안해, 정국 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang