chapter 13

4.1K 351 9
                                    

Nyoh double up nyoohh

Ready?

Go!

╌╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌╌╸

"Jeon Jungkook, 23 tahun. Pemilik Arthevest J Group. Ditemukan narkoba berjenis Scopolamine di atas meja kerjamu seberat 0,5 gram" Polisi itu melirik Jungkook dengan map di tangan kanannya. Jungkook membalas tatapannya tak kalah tajam.

"Pak, sudah kubilang 'kan? Aku tak menggunakan narkoba!" ucapnya menyalak. Polisi itu tetap tenang di tempat duduknya.
"Lalu, bagaimana kau menjelaskan ini?" Jungkook berdecak kesal saat polisi itu mengangkat bungkusan kecil bening berisi bubuk putih.

"Manaku tau itu bisa ada di atas mejaku" ucapnya santai. Polisi itu menghela nafas dan berdiri dari duduknya.
"Baiklah, tetap di sini. Tes urin 5 menit lagi" ucapnya, lalu melangkah keluar ruang interogasi. Menyisakan Jungkook dengan ekspresi yang sulit diartikan.

.

"Tes urine menunjukkan Jeon Jungkook negatif narkoba" ucap sang dokter. Ia menyerahkan laporan hasil tes urine Jungkook yang menunjukkan bahwa Jungkook negatif menggunakan narkoba. Jungkook tersenyum kemenangan dalam diamnya.

"Atau kau mungkin adalah pengedarnya?" polisi itu kembali melayangkan sebuah pertanyaan yang membuat kedua alis Jungkook menukik tajam tak percaya. Ia menghela nafas dan memijat pelipisnya.
"Pak, apa kau ada bukti kalau aku yang mengedarkannya?"Jungkook bertanya balik.

"Bukankah sudah ada barang buktinya? Bahkan itu terletak jelas diatas meja kerjamu?"

"Tidak, bukan itu yang aku maksud. Aduh kenapa polisi jaman sekarang pada bodoh sih? Mereka itu diajarkan apa sih selama pelatihan?" ada helaan nafas berat dijeda ucapannya.

"Apakah pengedar narkoba hanya memiliki 0,5 gram narkoba? Dan pastinya di seluruh perusahaan memiliki CCTV yang lengkap. Apa kalian sudah mengecek CCTV-nya?"

Di sinilah mereka sekarang. Jungkook dan beberapa polisi serta staf kantornya. Diruangan CCTV. CCTV langsung diarahkan pada kantor Jungkook. Monitor berukuran sedang itu menunjukan tepat setelah Jungkook keluar dari ruangannya, ada seorang wanita paruh baya dengan masker hitam masuk ke dalam ruangan Jungkook. Wanita itu memakai pakaian staf kantornya. Tapi anehnya ia jalan dengan mengendap seolah takut ada yang mengikutinya. Jungkook mengumpat dalam hati. Ia jelas tau siapa wanita itu.
"Nah, sekarang sudah terlihat pelaku sebenarnya 'kan?. Ngomong-ngomong aku kenal dia"

.

"Aku pulang" Seokjin terperanjat kala lengan suaminya tiba-tiba melingkar diperutnya. Untung saja sup di panci itu tidak ikut terbalik. Namja yang lebih muda darinya itu menenggelamkan wajahnya diceruk lehernya. Menghirup dalam aroma khas yang sudah menjadi candu. Kecupan kupu-kupu mendarat di kening, kedua pipi, dan hidung Seokjin. Geli, namun ia menikmatinya. Ciuman dengan sedikit lumatan dapat dia rasakan di bibirnya. Sangat lembut dan tidak menuntut.

"Kau mengagetkanku" ucap Seokjin memukul pelan bahu Namjoon. Yang lebih muda hanya terkekeh dan semakin mengeratkan pelukannya di perut sang istri.
"Duduklah, akan kusiapkan makanannya" Namjoon bergumam sebagai jawaban. Ia memerhatikan betapa mengagumkannya ukiran Tuhan di hadapannya ini. Matanya seolah tak bosan bahkan jika harus memuji Seokjin seharianpun.

"Jangan begitu, aku tau aku tampan"

"Kau cantik sayang" Jin yang mendengarpun sedikit kesal dibuat suaminya itu.

"Terserah kau saja Mr. Kim" keduanya terkekeh.

"Ah iya, tadi aku melihat kookie di kantor kepolisian saat aku ingin mengambil beberapa berkas. Kematian orang-orang beruang itu sungguh memusingkan" keluh Namjoon.

"What? Kookie!? Yang benar saja!" Seokjin langsung menyambar sweaternya dan berlari menuju garasi mobil. Makanan yang tadi ia siapkan pun terabaikan. Namjoon yang ikutan panik menyusul sang istri yang berlari dengan lincahnya.
"Sayang jangan lari-lari! Ingat kau membawa satu nyawa bersamamu!! Aishh dasar"

.

"Bisakah kau lebih cepat!?" Seokjin terus menggerutu di sepanjang jalan. Kekhawatiran menyelimuti dirinya. Takut hal buruk terjadi pada berlian kecilnya itu. Namjoon berkali-kali mengutarakan kalimat penenang. Namun istrinya itu tetap giat menggigit pinggiran ibu jarinya, kebiasaan Seokjin saat ia merasa tak tenang.

Namjoon menggenggam tangan Seokjin. Dikecupnya lembut dan pelan. Penuh perasaan. menyalurkan kehangatan dan kasih sayangnya yang tulus.
"Tenanglah, kita akan sampai sebentar lagi" seolah tersihir, Seokjin tenang seketika. Ia tenang, namun tatapannya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam. Dan Namjoon tau itu.

Sesampainya di kantor kepolisian, Seokjin langsung mencari adik kecilnya. Ia nekat bertanya kebeberapa orang yang lalu tapi mereka semua berkata mereka tidak melihatnya. Namjoon menghela nafas melihat kelakuan istrinya. Tolong lah, Jungkook itu sudah dewasa. Dia bukan anak kecil yang tersesat di taman bermain saat liburan bersama keluarganya lagi. Bahkan dia sudah punya anak! Tapi tetap saja Seokjin khawatir!

"Hyung?" seseorang menepuk bahu Seokjin. Ia berbalik dan langsung menarik tubuh yang lebih muda itu kedekapannya. Memeluknya erat menyalurkan segala perasaan yang dirasakannya.
"Hyung kenapa disini?" Jungkook melayangkan pertanyaan yang dihadiahi jitakan oleh Seokjin.

"Bocah bodoh, kau membuatku khawatir! Ayo pulang dan ceritakan semuanya dirumah"

Seokjin hyung itu hyungku atau eommaku sih?

"Kookie, kau bawa mobil?" Jungkook mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan kakak iparnya.
"Kalau begitu kalian pulang duluan. Aku harus ke markas, ada peresmian anggota baru"

.

"Kumpulkan semua anggota, kita kedatangan anggota baru" ucap sang Mayor pada salah satu anggotanya. Tak lama semua anggota militer khusus itu berkumpul. Seluruh atensi tertuju pada Namjoon dan seseorang di sebelahnya.

"Bukannya dia anak yang di bicarakan beberapa hari terakhir ya?"

"Yap. Dia yang mendapatkan nilai hampir sempurna di setiap tes. Bahkan dia hanya ikut 4 bulan masa pelatihan"

"Dan kabarnya dia tertarik dengan sniper kita"

"What!? Aku jadi kasihan dengannya"

"Jaehyun, Lucas, biaskah kalian diam sebentar?" ucap Namjoon jengah dengan kedua pemuda yang asik bercicit sedari tadi. Keduanya langsung terdiam saat menerima tatapan tajam dari Namjoon.

"Ok, ini Park Jimin. Dia anggota baru regu kita mulai sekarang. Pastikan kalian bisa berkerjasama dengan baik dengannya. Dan karna dia masih baru, Suga tugasmu adalah membimbingnya" ucap Namjoon sebelum membubarkan para anggotanya. Alis pemuda bermarga Park ini menukik bingung.
"Tunggu, kenapa kalian menatap kasihan padaku? Seolah aku akan mati sebentar lagi?"

╌╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌╌╸

TBC dlu ya gais. Muaachh

Dah dobel up kan?
Nguehehe.
Gimana sama critanya? Ngebosenin ga?
Maaf kami tida pro dalam membuat konflik yang terlalu berat. Udah nyoba, tapi syulid u knew :'3

Dan my kokoro ini tertouch ketika liat respon positif dri klian T^T
Bru up udh bnyk yg vote, itu bner2 memperbaiki mood saya yg sempet down tau ga :'3
so, tandain klo ada typo dan rancu.

Jan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote serta coment. Jan jadi pembaca gelap, nanti item tau rasa.ysj

See yaaa~

Pee🐢

미안해, 정국 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang