Chapter 16

3.7K 242 18
                                    

Ia berlari begitu cepat hingga menabraki beberapa orang yang telah lalu-lalang di bandara. Oh, sungguh! Tiga menit lagi pesawatnya akan terbang. Matanya tertuju pada jam tangan yang ada di sebelah kirinya, melirik bergantian pada tangan kanannya yang tengah memegang tiket menuju Swiss dan sebuah paspor. Setelah check in, ia langsung berlari menuju pintu keberangkatan yang telah ditunggu oleh seorang pramugara yang sedang mencari keberadaan salah satu penumpang pesawatnya yang tak kunjung menampakkan diri. Ia meminta maaf berulang kali hingga sang pramugara menggiringnya menuju pesawat dan tak lupa pencarikan tempat duduk untuknya.

'Tau begini aku pergi menggunakan pesawat pribadi'

Ia berguman setelah mendaratkan pantatnya pada kursi pesawat. Tak lama kemudian pesawat lepas landas meninggalkan negaranya.

──̇─̇─̇─❒͡₍⸙ᰰ۪۪᭢

Mata doenya melihat kumpulan awan putih dari balik jendela pesawat dan setelahnya ia menarik napas dalam. Perjalanan meuju Swiss bukan perjalanan yang singkat. Ia senderkan badannya pada kursi, perlahan ia pejamkan matanya.

"Maaf mengganggu, Tuan. Saya harus menyampaikan agenda kita setelah tiba di Swiss" Ucap sekretaris Jungkook sambil mengotak-atik Ipad di tangannya. Jungkook yang mulanya telah menutup matanya kini kembali membukanya saat mendengar sekretarisnya berbicara. "Katakan" Titah Jungkook. "Agenda kita setelah sampai di Swiss adalah mengunjungi anak perusahaan dari Mr. Hanbin yang sangat kebetulan sekali Mr. Hanbin tengah melakukan perjalanan bisnisnya" Jungkook menganggukan kepala tanda ia mengerti, Jungkook meminta sekretarisnya untuk membacakan agenda yang lain. Serasa sudah cukup, Sekretaris Jungkook berpamit untuk undur diri dan membiarkan Jungkook terlelap dalam tidurnya.

Jungkook tidak akan pernah tahu, apa akan ia hadapinya ketika ia membuka matanya.

──̇─̇─̇─❒͡₍⸙ᰰ۪۪᭢

"APA!?"

Teriakan kedua namja yang tengah duduk berdampingan memenuhi ruang kerja Namjoon yang awalnya sangat senyap. Bagi mereka berdua ini sangat konyol, tidak! Bukan untuk mereka berdua, hanya pria bertubuh lebih mungil yang memiliki kulit semulus yeoja saja. Namja yang lebih tinggi beberapa senti dari si mungil mengulumkan senyum yang sedikit menyiratkan kepuasan.

"Ya! Kalian tidak perlu berteriak! Aku belum cukup tua untuk mengidap penyakit di kedua telingaku ini" Ujar Namjoon lantang seraya mengusap kasar wajahnya.

"Bagaimana bisa aku bekerja dengannya?! Jika ini tugasku sendiri akan tidak masalah karena aku tidak akan direpotkan" Suga menyangkal tugas ini! Ini tugas pribadi dari Kim Namjoon sang kapten. Ia meminta untuk memjaga seorang anak kecil berusia 3 tahun yang ditinggal orang tuanya untuk melakukan perjalanan bisnis. "Jangan banyak protes, Suga. Kalian akan mendapat uang saku yang jumlahnya tidak akan kalian duga" Ucap Namjoon meyakinkan. "Ini bukan masalah uang saku, kau tahu itu!" Suga tengah amat frustasi kali ini.

"Sejak kapan kau mengeluhkan tugas dariku, Min Suga?" Namjoon menatap curiga kepada anak buahnya yang satu ini. Jimin hanya tersenyum senang menatap pembimbingnya yang tengah terlihat sangat frustasi. "Jangan banyak protes. Bersiaplah untuk menjemputnya di PAUD. Beberapa menit lagi ia akan pulang" Finally! Suga tak akan protes lagi. Suga segera berdiri dari duduknya diikuti oleh Jimin dan berjalan menuju parkiran bersiap untuk menjemput bocah 3 tahun itu.

"Naik mobilku saja, hyung" Tawar Jimin pada Suga. Suga yang ditawari pun mengusak kasar surui hitamnya dan membuang napas kasar. "Jangan membuatku menendang juniormu untuk hari ini" Peringat Suga sebelum ia memasuki mobil sedan milik Jimin. Jimin yang mendengar itu menampilkan wajah yang dibuatnya setakut mungkin. "Aku tidak bisa janji, hyung. Karena menggodamu adalah keahlian baruku" Jimin segera berjalan memasuki mobil sesudah ia memberikan sebuah wink kepada Suga. "PARK JIMIN!"

미안해, 정국 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang