Akhirnya Naya akan bertemu dengan Embun. Sebulan sudah Naya pulang dari Bandung mereka belum bisa bertemu. Maklumlah pertemanan sekota rasa LDR ini membuat mereka susah bertemu. Jadwal harus disusun terlebih dahulu untuk mengatur waktu, selalu begitu.
Naya melangkahkan kaki menyusuri teras rumah Embun. Ia ketuk pintu rumah yang terbuka, berharap Embun segera menyambut. Ia ucapkan salam dan terlihat Embun menjawab salam dari dalam rumah sambil berlari ke ambang pintu.
" Naya, aku kangen kamu tau!", ucapnya sambil memeluk Naya.
"Iya aku juga. Ini buat kamu! Sorry aku ngga bawa apa-apa.", Naya menyodorkan peaper bag yang sedari tadi erat dipegang.
"Ngga perlu bawa ginian kali Nay, ketemu kamu aja aku dah seneng. Makasih ya.", ucap Embun sambil membawa Naya masuk ke rumah.
"Tunggu di sini ya! Aku ambilkan minum.", ucap Embun yang dijawab dengan anggukan.
Beberapa menit kemudian Embun sudah kembali dengan membawa dua gelas minuman dan sepiring brownis kukus.
"Diminum ya Nay.", ucapnya sambil menyodorkan minum ke arah Naya.
"Gimana Bandung?"
"Seru dong. Asyiklah pokoknya!", Naya menjawab sesaat setelah menyeruput minuman.
"Kapan-kapan kalau ke sana lagi aku ikut yaah.", pinta Embun.
"Hayok lah pokoknya.", jawab Naya sumringah.
Entah bisikan dari mana tetiba Naya teringat akan pertemuan tanpa sengaja dengan Radha, dasar Naya bicaranya tidak pernah basa-basi langsung nyeplos gitu aja.
"Eh Mbun, kemaren aku ketemu Radha loh!", ucapnya sambil cengengesan.
"Kamu ketemu Radha?", tanya Embun tak percaya.
Naya mengangguk sambil terus mengunyah brownis kukus.
"Kalian janjian?", tanya Embun tak percaya.
"Ya enggaklah!", bantah Naya cepat.
"Trus?", Embun mulai menyelidik.
"Aku nggak sengaja ketemu dia di Kedai Kopi W, sepertinya dia lagi meeting gitu.", jawabnya.
"Trus kamu masih belum move on gitu?" (Embun terlihat mengerutkan dahinya).
Naya membelalak mendengar ucapan Embun, kemudian terkekeh. Embun bingung melihat tingkahnya.
"Mbun, aku tuh dah ndak ada rasa sama Radha. Cuma kemaren itu aku seneng ketemu dia, seneng karena aku untuk pertama kalinya bisa bertemu Radha tanpa perasaan itu tapi...."
"Tapi apa?", ucap Embun memotong pembicaraan.
"Tapi pas aku mau sapa dia. Dia mlengos gitu, kayaknya dia ngira aku lagi jalan sama gebetan atau pacarku gitu kali ya? Cemburu mungkin! Kok aku seneng gini ya? Hahaha mungkin seneng karena berarti dia tanpa aku ngomong dia dah tau kalo aku move on dong.", Naya nerocos tanpa jeda bercampur bangga.
Terlihat Embun mulai menelaah kata-kata yang Naya ucapkan.
"Bentar-bentar. Radha ketemu pas kamu lagi sama cowok? Emang kamu sama siapa?", tanya Embun penasaran.
"Bumi.", jawabnya sedatar mungkin.
"Loh Bumi pulang?", tanya Embun bersemangat.
"Iya pulang, jarak 3 hari dari aku balik dari Bandung tapi ini dia dah balik lagi.", jelas Naya.
"Yaah, aku nggak bisa ketemu dia dong? Tu orangkan susah baget ditemuin.", kata Embun sedih.
Naya cuma bisa mengangguk mengiyakan Embun.
"Lha trus kamu ngga jelasin ke Radha kalo Bumi itu bukan pacar kamu?", Embun kembali bertanya.
"Loooh, buat apa? Toh dia juga ngga nanyak!", jawabnya dengan enteng.
"Kamu beneran dah ngga ada perasaan apa-apa sama Radha, Nay?", tanya Embun menyelidik.
"Beneranlah.", ucapnya mantap.
"Kalau aku masih suka sama tu orang, kemaren pas aku ketemu dia dah ku gandeng itu si Bumi buat manas-manasin. Biar tambah panas dia.", ucap Naya sambil terkekeh.
Sedetik kemudian Embun akhirnya ikut tertawa bersama Naya. Naya yakin Embun mereka adegan kejadian yang ia alami di otaknya.Embun mengenal Naya seperti saudara kandungnya. Mendengar ceritanya dia tahu jika perasaan Naya pada Radha sudah benar-benar menghilang, tapi dari raut wajahnya ada pertanyaan baru yang muncul dan Naya yakin itu pasti tentang Bumi.
Perihal Bumi Naya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Is hanya senang bersama Bumi, dengan Bumi ia tidak perlu menjadi orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi [Complete] ✅
RomanceNaya. Ketika Naya memberanikan diri untuk memilih pergi. Mampukah ia melupakan segala yang ingin ia lupakan? Atau kenangan semakin memberatkan langkahnya? Radha. Ketika ia mendapati Naya telah pergi dari hidupnya ia sadar ia telah terlambat menyadar...