Pertemuan

6.1K 313 4
                                    

Naya memarkirkan motornya di halaman Rumah mertua Embun. Belum juga ia turun dari motor, Nisa dan Dina sudah heboh memanggil namanya.

Naya buru-buru menghampiri mereka. Menyapa dengan saling cipika-cipiki kebiasaan ketika perempuan bertemu. Naya berusaha mencari Rahma.

"Rahma ngga ikut?"

"Ikut, ntar nyusul sama yang lain.", Jawab Nisa.

"Mobilnya ngga cukup.", Jelas Dina.

"Kamu ga baca chat di group kita?", imbuh Dina.

Naya langsung memeriksa chat di group. Ternyata isi chatnya sudah banyak sekali dan benar ada dua titik kumpul untuk datang ke acara Windu.

Naya tidak menggubris WA saat ia pergi bersama Bumi bahkan saat ia sudah sampai di rumah. Ia langsung tidur karena kelelahan dan bangun terburu-buru karena kesiangan.

"Bakalan rame nih.",Naya senang karena yang akan datang cukup banyak sesuai dengan apa yang ia baca dari chat di groupnya.

Tiba-tiba ada suara menyapa mereka.

"Haaiii semua."

"Haaiii Van!", Balas Nisa dan Dina berbarengan.

Naya mematung mendapati Radha juga datang bersama Devan. Untung Awan keluar menyelamatkannya.

"Kalian dah dateng?! Sini sarapan dulu.", Awan membawa Devan dan Radha untuk duduk di ruang tamu.

Ada beberapa makanan terhidang di meja. Bukan makanan berat hanya sepiring gorengan dan brownies kukus.

"Ini tinggal nungguin Naya sama Ichsan brarti ya?", Embun muncul dari dalam.

"Aku dah dateng tauuu!", Pekik Naya.

Embun langsung menghampiri Naya berbisik,"kamu dateng bareng Radha sama Devan?"

Naya melotot tangannya menunjuk ke arah motornya. Embun cuma cekikikan.

Mereka berempat akhirnya duduk bersama, heboh bertukar cerita. Hari ini akan menjadi reuni kecil-kecilan untuk kelas mereka. Banyak yang bisa datang ke acara Windu. Hal ini menjadi kesempatan yang sangat jarang. Mengingat mereka sudah memiliki pekerjaan dan menetap di beberapa Kota yang berbeda.

"Masih kurang siapa ini?", Tanya Awan membuat obrolan mereka terhenti.

"Ichsan doang.", Balas Nisa.

Awan cukup mengenal kelas Naya. Kenapa? Karena Awan juga satu angkatan dengan mereka di SMA namun hanya berbeda kelas.

Pertemuan Awan dan Embun juga terjadi di acara penikahan salah satu alumni SMA angkatan mereka. Semenjak itu Awan mendekati Embun, cuma butuh waktu empat bulan saja Awan yakin jika Embun adalah pasangan yang pas untuknya.

Embun menerima lamaran Awan dan akhirnya mereka menikah dan salah satu alasan yang membuat Naya mundur adalah hal ini. Rasah iri Naya kepada orang-orang atas keberanian untuk melangkah ke jenjang yang baru.

Naya tidak bermaksud meminta Radha untuk menikahinya, ia hanya ingin tahu perasaan Radha. Karena Radha hanya diam dan tidak menjawab pertanyaannya ia memilih untuk pergi. Saat pergi ke Bandung Naya hanya mengirim pesan singkat untuk Radha.

Aku pamit. Setelah senja hari ini kita akan menjadi teman seperti sedia kala, maaf karena menyeretmu dalam perasaanku sendiri.

Radha yang mendapat pesan itu langsung menelepon Naya. Ia bingung apa yang sedang Naya lakukan, tapi Naya tidak memperdulikan telponnya. Semenjak itu Radha mulai merasa menyesal.

Pergi [Complete] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang