Rencana besar

5.7K 305 0
                                    

Naya memasuki XXI, dia celingukan mencari Bumi. Tiba-tiba seseorang mendekat ke arahnya.

"Haai.", Sapa Bumi sambil tersenyum.

"Lama nunggunya?"

"Ngaaa kok.", Bumi menggiring Naya mencari tempat duduk di depan theater 3.

"15 menit lagi kita masuk. Mau beli minum?", Tanya Bumi.

Naya menggeleng dan memilih untuk duduk. Naya dan Bumi asyik mengobrol. Tak terasa 15 menit sudah berlalu pintu theater 3 sudah di buka. Mereka bergegas memasuki theater.

***
Akhirnya film selesai di putar, Naya keluar theater sambil memegangi perutnya.

"Laaperr! Makan yuuukkk!", Ajak Naya.

Dijawab Bumi dengan anggukan.

"Mau Makan apa?",Tanya Naya.

"Bakso."

"Jam segini mana ada!", Protes Naya kesal.

"Tadi nanyak, gilira dijawab malah protes.", Ledek Bumi.

"Kita Makan junkfood aja ya? McD atau KFC?"

"Udah jam setengah sepuluh pasti food court juga udah tutup soalnya.", Imbuh Naya.

"McD aja."

Mereka berjalan beriringan sambil bertukar cerita seputar apa yang sedang sibuk mereka kerjakan.

Sesampainya di McD Bumi bertanya ke arah Naya, "mau apa?"

"Burger aja sama ice cream cone ya.", Jawab Naya.

"Ndak mau minum?"

"Minta kamu aja.", Naya nyengir sambil berlalu untuk mencari menja kosong.

Beberapa menit kemudian Bumi datang. Naya menyerobot kentang tidak sabar.

"Besok jadi dateng ke nikahannya Windu?", Tanya Bumi.

Naya cuma mengangguk.

"Kamu mau ikut dateng jugakan?", Balas Naya.

"Bareng aku aja ntar!", Imbuhnya.

"Besok kalau di nikahan Windu brarti bakal Ada Radha dong?"

Naya terbatuk karena tersedak.

"Minum dulu Nay.", Bumi menyodorkan air mineral, panik.

Naya mengambil air yang disodorkan Bumi. Kemudian mengatur nafasnya.

"Baru nyebut nama Radha aja kamu dah kaget gitu, gimana kalau besok ketemu?", Ledek Bumi.

Naya manyun mendengar apa yang diucapkan Bumi.

"Besok aku temenin deh, biar Radha ga ngapa-ngapain kamu."

Mata Naya berbinar, Bumi berhasil ia giring ke rencananya.

"Sebenarnya Radha juga ngga bakal ngapa-ngapain aku sih."

"Cumaa....", Naya tidak melanjutkan kata-katanya.

"Cuma apa?", Bumi penasaran.

"Nggak, nggak jadi.", Naya menggeleng diakhiri dengan senyuman.

Bumi mulai menggigit burgernya, berusaha bersikap acuh. Sedangkan Naya asyik menikmati ice creamnya, ia jadi tidak nafsu untuk memakan burgernya. Ia merasa khawatir dengan rencana yang akan ia buat.

"Hmmm... Besok kamu bareng aku jadinyakan?", Naya mengembalikan topik yang tadi mereka bahas.

Bumi menggeleng.

"Kataknya nemenin?", Naya protes.

"Kan nemenin bukan berarti bareng.", Balas Bumi menggoda Naya.

"Trus?"

"Besok akukan masih ada acara keluarga, nanti aku nyusul aja ya?", Bumi menjelaskan.

"Aku pasti dateng kok.", Imbuh Bumi.

Naya hanya tersenyum. Namun sebenarnya hati Naya jadi bimbang. Besok berarti ia harus berangkat bersama Embun dan yang lainnya, sesuai dengan kesepakatan di grup WA.

Sejujurnya Naya ingin menghadapi Radha bersama Bumi, bukan karena ia merasa takut tapi karena ia ingin memperjelas Garis batas tanpa perlu menggunakan kata-kata sebagai penjelas.

Naya takut apa yang ada di mimpinya benar, Radha akan berusaha membawa ia kembali ke dalam hidupnya padahal sekarang hati Naya sudah jatuh ke Bumi.

Naya menghela nafas panjang sembari berdoa. Semoga rencana besarnya besok masih akan tetap terlaksana.

Pergi [Complete] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang