Radha merasa tidak enak dengan Naya. Ia tahu ia salah, ia tahu Naya pasti marah dengan situasi kemarin. Radha sangat kesal dengan Nuri karena dia mengatur waktu meeting tanpa persetujuan darinya. Radha ingin sekali menemui Naya tapi masih ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan. Radha fokus mengerjakan dan tiba-tiba telponnya berdering.
"Halo.", Jawab Radha.
"Gimana ketemuannya sama Naya? Dah baikan Kan?"
Ternyata yang menelepon adalah Devan. Sama seperti Embun ia ingin tahu hasil dari pertemuan mereka.
"Gagal.", Jawab Radha singkat.
"Hah?", Devan tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Gagal gimana?"
"Gagal ketemu.", Jawab Radha.
"Kok bisa?"
Radha menjelaskan ke Devan tentang kejadian kemarin belum selesai ia bercerita tiba-tiba Nuri datang mengetuk pintunya.
"Boleh masuk ya?", Tanya Nuri sopan.
Tanpa diijinkan Nuri masuk ke ruangannya.
"Nanti aku telpon lagi ya Van.", Ucap Radha.
"Bentar!"
Radha menahan dirinya untuk mematikan telepon. Nuri menunggu Radha selesai bicara di telepon. Dia tahu itu Devan.
"Saranku kamu harus ke rumah Naya sekarang, disana ada Embun juga."
Belum juga Radha menanggapi Devan sudah mematikan telponnya. Radha mematung.
"Ehheemmm.", Nuri pura-pura batuk untuk menyadarkan Radha ia ada di depannya.
"Ya?", Tanya Radha refleks.
"Laporan buat Pak Ilham udah kamu seleseinkah?", Tanya Nuri.
"Ini baru proses.", Jawab Radha datar.
"Kamu kenapa sih kayaknya marah gitu sama aku?", Nuri tahu kekesalan Radha.
Radha tidak menjawab.
"Gara-gara meeting semalem ya?", Tanya Nuri.
"Bolehkah aku menyelesaikan tugasku saja?", Radha mengusir Nuri secara halus.
Air muka Nuri berubah, ia keluar dari ruangan Radha tanpa suara. Nuri kesal dengan Radha.
Radha berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Ia harus ke rumah Naya saat jam makan siang. Itu waktu yang bisa ia gunakan untuk menemui Naya.
***
Radha memarkir mobilnya di depan rumah Naya. Dengan cepat ia melangkahkan kaki menuju pintu rumah Naya. Sesampainya di depan pintu ia langsung mengetuknya, berharap Naya segera membukanya.
Pintu pun terbuka. Radha semakin gugup. Ia tarik nafas panjang mencoba mengulas senyum walau terlihat kikuk. Radha kaget karena yang membuka pintu adalah Embun.
"Eh Radha, masuk!"
Radha mengikuti langkah kaki Embun memasuki ruang tamu. Embun duduk di sebelahnya.
"Nyari Naya?"
Radha mengangguk.
"Tapi dia lagi ngga ada di rumah.", Jelas Embun.
"Kalian kemarin dah ketemukan?"
Radha hanya menggeleng.
Embun kaget, ia sangka mereka sudah menyelesaikan perasaan masing-masing. Tapi ia teringat pertanyaannya tadi tidak dijawab oleh Naya, dan ia lebih fokus pada kekesalan Naya pada Bumi.
"Aku gagal ketemu Naya. Aku nyuruh dia pulang pas dah nungguin aku kelamaan.", Jelas Radha.
"Lha kok bisa?", Tanya Embun penasaran.
"Aku ada meeting dadakan. Kita janjian jam tujuh tapi sampek mau jam 8 aku blom selese karena itu aku minta dia untuk pulang. Kita ga jadi ketemu."
Deg. Embun hanya bisa terdiam.
Dia teringat Mata Naya yang bekak tadi pagi. Pantas saja. Embun juga heran, kenapa pula Naya harus menangis sampai seperti itu cuma demi masalah Bumi dan Embun yakin Naya sudah tidak ada perasaan dengan Radha pasti dia bisa menyelesaikan perasaannya secara baik-baik jika bertemu langsung dengan Radha.
Dan ternyata Radha membatalkan janji. Tentu Embun tahu perasaan Naya. Naya pasti sangat benci dirinya sendiri karena mau memberi kesempatan lagi untuk Radha tapi malah diberi kekecewaan. Embun mendengus kesal.
"Maumu apa sih sebenarnya?", Tanya Embun kesal.
"Aku mau nemuin Naya sepulang rapat di rumah tapi Naya nolak aku."
"Ya jelas lah! Kamu itu niat berjuang kok baru sekarang!", Dengus Embun.
"Naya dimana sekarang?", Tanya Radha.
"Di maroon.", Jawab Naya cepat.
Tanpa babibu Radha langsung pergi ke luar rumah. Ia bergegas mengendarai mobilnya ke maroon. Ia mengetik pesan singkat untuk Nuri.
-aku telat balik kantor. Kalo Ada urusan urgent kabari aku.-
Radha langsung menyalakan mesin Mobil mengendarai dengan kecepatan penuh. Berharap bertemu Naya secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi [Complete] ✅
RomanceNaya. Ketika Naya memberanikan diri untuk memilih pergi. Mampukah ia melupakan segala yang ingin ia lupakan? Atau kenangan semakin memberatkan langkahnya? Radha. Ketika ia mendapati Naya telah pergi dari hidupnya ia sadar ia telah terlambat menyadar...