🎬21. Meloloskan diri

197 37 6
                                    


Bobby menjaga Saeron supaya tetap ada dibelakang dia. Bobby ngga punya senjata apapun, dia ngga punya kekuatan istimewa kaya Hanbin atau Saeron.

Dia cuma manusia biasa dengan kemampuan indigo.

"Bob..., gue bantuin lu ya?" Ucap Saeron mencoba buat berdiri disamping Bobby.

"Its too dangerous, mending lu tetep dibelakang gue."

"Tapi lu ngga mungkin lawan mereka pake tangan kosong, kita juga harus selamatin Donghyuk."

Sesaat Bobby liat ke arah Hanbin dan Ares yang sibuk sama duel mereka. Kekuatan Hanbin sama Ares terlihat seimbang. Dan Donghyuk, dia natap Bobby dengan tatapan sendu.

"Gue ngga mau lu kenapa-kenapa."

"Oke...gini aja, lu pasti bisa tendang sama mukul kan? Lu jadi tameng gue, dan gue yang akan jadi pedangnya," Ucap Saeron yakin.

"Tapi apa ngga apa-apa lu pake kekuatan lu itu?"

Saeron genggam tangan Bobby, penjaga dunia bawah itu berjalan makin mendekat.

"Percaya sama gue."

Kini Bobby menatap sekelilingnya, dengan sekali tarikan nafas, Bobby berlari ke arah penjaga dunia bawah yang ada didepannya.

Kini Bobby menatap sekelilingnya, dengan sekali tarikan nafas, Bobby berlari ke arah penjaga dunia bawah yang ada didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saeron yang berlari dibelakang Bobby juga udah menyiapkan serangan dia. Tangannya mengeluarkan cahaya, dia mengarahkan cahaya itu ke dada penjaga dunia bawah.

.

.

Dyarrrr.....

.

.

Tubuh makhluk itu hancur menjadi abu, makhluk penjaga dunia bawah makin mendekat ke Bobby, mereka mengeluarkan asap hitam dari mulut mereka.

"Tahan nafas Bob, asap itu... Jangan sampe masuk ke dalam tubuh kita."

"Aishhhh," Bobby menutup hidungnya dengan lengannya.

Ini makin mempersulit keadaan mereka, entah sampai berapa lama Bobby dan Saeron mampu untuk menahan nafas.

Disisi lain Hanbin mulai kewalahan menghadapi serangan Ares, beberapa kali Hanbin terpojok dengan serangan Ares.

"Mulai lelah, huh?? Menyerah saja," Ares kembali mengarahkan serangan ke Hanbin.

Beruntung Hanbin dapat menghindar dengan cepat dan balas menyerang Ares. Luka di pundak Hanbin cukup mempengaruhi kekuatan Hanbin saat ini.

"Masih terlalu cepat untuk menyerah, bukankah kau juga mempunyai batas, apa itu 30 menit lagi... Ahh, tidak... 15 menit lagi," Hanbin mencoba terlihat baik-baik saja.

"Aku akan menghabisimu kurang dari 15 menit," Ares kembali menyerang Hanbin.

Pedang mereka saling beradu, mereka berdua terbang. Saling serang dengan kecepatan tinggi yang hampir tidak terlihat oleh indera manusia normal.

"Aku bisa bertahan 15 menit lagi, tapi.... Apa mereka yang dibawah bisa bertahan 5 menit lagi?"

Hanbin sekilas melihat keadaan Bobby dan Saeron, keadaan mereka berdua ngga keliatan baik.

.

.

Whushhhh,

.

.

Hanbin mengepakkan sayap dengan kuat, membuat asap yang menghambat Bobby menghilang untuk sesaat. Kini Hanbin harus fokus pada dua hal.

Ares dan Bobby.

"Thanks Bin...."

Kini Bobby menghirup oksigen sebanyak yang ia bisa, sebelum makhluk makhluk itu kembali mengeluarkan asap.

"Lu masih kuat kan?" tanya Bobby yang melihat Saeron mulai terlihat pucat.

"Selama lu masih kuat, gue juga..., kajja... Jumlah mereka ngga sebanyak tadi, kita harus nembus pertahanan mereka dan pergi ke Donghyuk, gue akan buka kuncinya."

Mereka berdua berlari, beberapa kali Bobby harus ekstra menggunakan kakinya untuk menendang makhluk itu, kini dia harus kembali menahan nafasnya.

"Sedikit lagi," Saeron memaksimalkan kekuatannya, tinggal beberapa langkah lagi.

.

.

Shhhhhh,

.

.

Asap itu keluar makin banyak, wajah Bobby berubah jadi merah, Saeron bisa menahan nafasnya lebih lama daripada Bobby.

"Buka pintunya, cepet!!!" Sedikit asap masuk ke dalam tubuh Bobby.

Membuat tubuhnya melemah. Saeron lihat ke Hanbin berharap bantuan dari Hanbin, tapi Hanbin juga kewalahan menghadapi Ares sendirian.

Saeron mengarahkan tangannya ke gembok kurungan itu. Satu kilatan cahaya berhasil menghancurkan gembok itu.

.

.

Brughhh,

.

.

Tubuh Bobby ambruk, Donghyuk dan Saeron bantu Bobby untuk bangun. Kini Saeron bisa liat Donghyuk dengan jelas.

"Asapnya...," Donghyuk mulai cemas, begitu juga Saeron kebingungan.

Wajah Bobby memucat, pandangan matanya makin buram.

"Ahhh, sial...."

Saeron memegang kedua pipi Bobby, dia mendekatkan wajahnya ke Bobby. Bibir mereka saling bertemu.

Oksigen mengalir memenuhi paru-paru Bobby, asap hitam itu perlahan menguap, masuk ke dalam tubuh Saeron.

"Ukhukk,...ukhukk...," kini Bobby bisa sedikit bernafas lega.

"Hanbin-aaaa, palli..., Donghyuk udah keluar," teriak Saeron.

Sayap Habin mengepak, dia terbang menuju Saeron, tapi Ares ngga biarin Hanbin pergi gitu aja.

Tangan Hanbin membuka lubang dimensi di samping Donghyuk.

"Cepet masuk ke situ....!!"

Mendegar perintah itu, Bobby, Donghyuk dan Saeron langsung loncat ke dalam lubang itu.

"Kau tidak akan pergi semudah itu!!!"

.

.

Slaashhh,

.

.

Tepat sebelum Hanbin memasuki lubang dimensi itu, pedang Ares berhasil memotong sayap kiri Hanbin, membuat Hanbin jatuh tersungkur di dekat lubang dimensi itu.

"Sang malaikat sudah kehilangan sayapnya, maka dia bukan malaikat lagi....," Ares kembali mengarahkan pedangnya ke Hanbin.

Tapi Hanbin belum kehabisan akal, dia mengepakkan sebelah sayapnya, membuat abu sisa makhluk penjaga dunia bawah berterbangan.

Ares kesulitan melihat, abu-abu itu seakan membentuk tornado kecil diruangan itu.

.

.

Whusshhhh,

.

.

Satu kepakan sayap Ares berhasil membuat semua abu itu menyingkir. Dan ruangan itu sudah hening. Hanya dia sendiri di situ.

Tubuh Hanbin menghilang bersamaan dengan menutupnya lubang dimensi yang dibuka oleh Hanbin.

"Kali ini kau bisa lolos, tapi itu tidak akan lama...."

Indigo ; [ Sudah Terbit - Bisa Shopee ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang