🎬23. Dating

236 36 4
                                    


Tuhan menciptakan kamu begitu indah dan aku hanya bisa sebatas mengagumi tanpa bisa memiliki.


Otak ini selalu bertanya, kenapa aku bertahan sejauh ini bersamamu yang jelas-jelas tidak menyimpan sedikit rasa untukku,

Tapi hati ini selalu mengatakan hal yang sama..... Karena hanya kamu satu-satunya yang bisa membuat aku melakukan hal gila, karena tidak semua hal yang diciptakan di dunia adalah untuk dimiliki,...

Aku merelakanmu untuk bersamanya, bukan karena aku tidak lagi mencintaimu, tapi karena kau jauh terlihat bahagia ketika disampingnya.

- Kim Hanbin -

- Kim Hanbin -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Yakin udah baikan? Mending lu istirahat aja, biar gue yang urus rumah."

Saeron terus berjalan disamping Hanbin yang lagi nata barang belanjaan di lemari es. Dia terus perhatiin wajah Hanbin dari samping.

"Tenang aja, gue udah baikan kok, ini semua berkat lu."

Kondisi Hanbin emang jauh lebih baik dari sebelumnya, ini karena pemulihan tubuh Hanbin yang berlangsung cepat.

"Udah siapin keperluan buat study tour??"

"Ohh iya, hampir aja gue lupa. Gue harus beli beberapa barang di minimarket deh," Saeron ambil dompet dia yang ada di meja dan langsung cabut untuk beli keperluan dia.

Hanbin berdiri di pintu, ketawa kecil liat Saeron lari.

Sayap gue yang sebenernya,.., Kim Saeron; Hanbin

.

.

.

Tangan Saeron ambil beberapa barang dari rak minimarket, sambil mata dia baca tulisan yang ada di catatan kecil.

"Kayanya udah semua deh," dia lanjut ke kasir untuk bayar semuanya.

"Jadiin satu sama punya gue."

Sebuah tangan terulur ke kasir dengan barang yang ngga jauh beda sama yang dibeli sama Saeron.

"Mark? Lu belanja disini?"

"Kebetulan lewat aja, jadi sekalian beli..., well.. Karena kita satu tim, biar gue yang bayar, arraseo??" Mark cubit gemes pipi Saeron.

Dan Saeron ngga bisa nolak Mark, karena Mark udah lebih dulu keluarin uangnya. Selesai belanja mereka berdua masih duduk di depan minimarket.

"Oh iya, Bobby bakal satu tim sama Dahyun.., mereka cocok banget."

"I dont think so, Dahyun bukan tipe ideal Bobby."

Mark ketawa kecil sambil minum cola yang ada ditangannya.

"Ini bukan masalah tipe ideal atau bukan, tapi Bobby kan pernah suka tu sama Dahyun."

Keadaan tenang, Mark sibuk natap Saeron. Berharap ada kata yang keluar dari bibir manis Saeron.

"Udah selesai gibahin gue?" Bobby jalan keluar dari minimarket bawa sekantong plastik isi camilan sama keperluan study tour.

Di duduk diantara Mark sama Saeron.

"Huftt, ngga bisa biarin gue tenang ya??" Mark.

"Ya ngga lah, orang lu deketin cewek gue,,,hushh, pulang sana," Bobby ketok kepala Mark pelan pake kaleng pringles dia.

Ngrasa terganggu, Mark pilih pamit sama Saeron dan pulang.

"Gue balik dulu ya, see you pas study tour," Mark kasih wink ke Saeron sebelum dia pergi dan dibales senyum dari Saeron.

"Suka banget sama Mark?" Bobby senyum dengan kedua tangan dia menyangga dagu dia.

"Ishh, lu juga sama Dahyun..., suka sama Dahyun kan?"

"Tapi..., cuma lu satu-satunya cewek yang gue suka selama ini, sejak lu selamatin gue waktu itu."

"You're lier boy," Saeron berdiri mau pergi tapi Bobby buru-buru tahan tangan Saeron.

"Masa pacarnya ditinggalin gitu aja sih?" Bobby.

"Bobby... Sejak kapan kita pacaran, huh?" Akhirnya rasa sebel itu keluar, karena Bobby ngga pernah jelasin status mereka selama ini.

"Sejak detik ini, menit ini, jam ini..., kita resmi pacaran... Kita resmi dating, ngga ada penolakan, mau ngga mau, suka ngga suka, lu menyandang status sebagai pacar Bobby."

Sunyi....

Saeron ambil kaleng pringles yang Bobby pegang. Dia pukul kepala Bobby pake pringles.

"Pabboya, lu tau ngga berapa lama gue nunggu lu ucapin itu, huh."

Mereka berdua ketawa kecil, benang merah itu berputar melingkar diantara mereka. Seakan mengikat mereka dalam satu dimensi.

.

.

.

Hari udah menjelang malam begitu Saeron sampe dirumah, Hanbin ada dikamarnya sibuk sama sesuatu.

Pelan-pelan Saeron masuk kedalam kamarnya, meski begitu Hanbin masih tetep denger suara langkah Saeron.

"Baru pulang?"

"Hehehe, mianhe tadi ketemu Bobby sebentar..."

Hanbin ngangguk-ngangguk.

"Bisa kita bicara sebentar, dikamar gue."

Saeron ikutin Hanbin jalan ke kamarnya, kamar itu agak berantakan ngga kaya biasanya.

"Tumben ngga rapi, lagi ngerjain apa?"

"Gue lakuin pelanggaran yang ngga akan mungkin diampuni lagi.., ini hal paling gila yang pernah gue lakuin."

Raut wajah Saeron berubah, dia tau Hanbin lagi bicara serius.

"Apapun yang gue bilang habis ini, gue harap itu ngga akan jadi beban buat lu...."

"Apaan sih Bin? Are you ok?"

"Gue.... Baca buku kematian di dunia atas...."

Hanbin melangkah maju dan peluk Saeron, dia bisikkin sesuatu ke Saeron, bikin seluruh tubuh Saeron kaku, mati rasa.

Apa mungkin buat melawan takdir; Saeron

Gue pengen lu bisa habisin waktu yang ada dengan bahagia; Hanbin

Indigo ; [ Sudah Terbit - Bisa Shopee ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang