Cupu 33

2.5K 165 4
                                    

Oke, gue pasti datang
Karena gue gak pernah lupa
Apa arti sahabat.

Seorang gadis tomboi tengah menenggelamkan kepalanya dikedua lipatan tangannya. Hari-harinya serasa membosankan tanpa adanya angkasa disekelilingnya.

Entah mengapa, bayangan saat bersama cowok itu selalu terngiang-ngiang diotaknya. Rasanya melodi ingin amnesia saja agar dapat melupakan semua masalahnya.

"Ka-kak melodi."

Sapaan itu mampu membuat melodi mendesis kesal. Gadis tomboi itu mendoangkan kepalanya, menatap seorang adik kelas yang tengah memasang wajah bingungnya dengan nyalang.

"Apa?!." satu kata itu lebih terdengar seperti pernyataan dari pada sebuah pertanyaan.

"Hm a-anu kak, itu anu s-"

Melodi menggebrak meja dengan kuat, membuat adik kelas itu tersentak kaget. "Kalau ngomong itu yang jelas!."

Adik kelas itu menelan salivanya susah payah. Kakak kelasnya itu tengah memancarkan sebuah aura yang mampu membuat dirinya bergedik ngeri. Sekarang ia membenarkan, rumor yang mengatakan kakak kelasnya itu sangat menyeramkan.

"I-itu kak. Kak mario sama kak angkasa lagi berantem dilapangan basket."

Diam, melodi mati kutu atas pernyataan dari adik kelas itu. Gadis tomboi itu menggigit bibir bawahnya gugup. Apa yang harus ia lakukan, logikanya menyuruh untuk tidak memperdulikan semua itu, namun perasaannya menyuruhnya untuk segera menghampiri kedua manusia yang tengah beradu jotos itu.

"Kak, ayo kak. Cuma kakak yang bisa ngelerai mereka." melas adik kelas itu.
Lagi-lagi melodi hanya diam. Ia tak tau harus berbuat apa. Sekarang ini, ia benar-benar tak ingin berurusan dengan cowok itu. Tapi, mengapa takdir seolah-olah terus menyuruhnya terlibat akan urusan angkasa.

"Pergi!. Gue nggak peduli." titah melodi mantap.

                             🌿🌿🌿
Kedua cowok tampan itu terus beradu melempar bogeman tanpa ampun. Sepertinya emosi mereka memang sudah diluar batas, terbukti akan bogeman yang dilayangkan begitu keras.

Semua orang tak berani melerai mereka, aura kedua cowok itu sangat menyeramkan walaupun hanya dilihat dari jarak jauh. Apalagi  mendekati mereka berdua?, sungguh mereka harus berfikir berulang kali.

Semua pasang mata yang melihat kejadian itu melongo tak percaya, saat melihat seorang gadis berpenampilan acak-acakan berdiri ditengah keduanya dan hampir mendapat dua bogeman mentah.

Dua bogeman mentah yang hampir mengenai wajah natural gadis itu melemah diudara, dan kedua manusia yang tengah beradu jotos itu berhenti saling memberi bogeman.

"Lo apa-apaan sih?!. Kalau lo sampai kenapa-napa gimana, hah?!."

Melodi memandangi angkasa dengan wajah datarnya, sepenggal kalimat yang diutarakan angkasa itu sangat tersirat sebuah nada kekhawatiran.

"Na-nanti gue yang susah. Gue nggak mau tanggung jawab." lanjut angkasa.
Melodi memalingkan wajahnya, ia salah telah menganggap angkasa khawatir padanya. Oh ayolah, apa cowok tampan itu akan mengkhawatirkan gadis buruk rupa seperti dirinya.

"Lo kenapa berantem sama dia sih yo?." tanya melodi kesal.

Mario mengacak rambutnya gusar, membuat beberapa siswi yang melihat aksi itu terpekik tertahan. "Gue nggak terima dia perlakuin lo buruk kayak gitu mel."

"Lo seharusnya nggak usah ikut campur sama masalah gue!. Lo nggak berhak." melodi menunjuk mario kasar, sekarang ketiga manusia itu telah menjadi pusat perhatian.

"Gue cuma nggak mau seorang pun nyakitin lo mel." lirih mario.

"Tam, lo nggak papa kan?." putri memandangi angkasa khawatir, hal itu hanya ditatap datar oleh melodi.

Angkasa tersenyum manis, mengacak puncak kepala putri gemas. "Nggak papa put. Lo nggak usah khawatir."

"Eh mario. Lo jangan macam-macam ya sama angkasa. Dan lo mel, jagain tu pacar lo." sorak putri.

"Eh, lo k-"

"Oke." potong melodi cepat.

Putri menganggukkan kepalanya mantap, lalu perlahan mendekati melodi.

"Nih." gadis penyuka bando itu memberi selembar undangan pada melodi.

Melodi menerima undangan itu dengan raut wajah bingungnya, lalu membuka undangan itu secara perlahan.

"Lo harus datang ke acara gue sama angkasa. Kami berdua mau rayain hubungan kami yang telah resmi pacaran." ujar putri.

Melodi menatap angkasa ragu, cowok itu sama sekali tak melihat dirinya. "Maaf gue nggak bisa datang."

Putri tersenyum miring, menatap melodi dengan senyum meremehkan. "Kalau lo ngaku sahabat gue. Lo pasti nggak dendam sama gue, dan lo pasti datang melodi prima."

"Datang aja mel. Gue temenin kok, kalau nggak dia bakalan anggap lo lemah." bisik mario.

Melodi menghela nafasnya kasar, lalu menggenggam tangan putri lembut. Gadis tomboi itu menatap putri dengan mata sendu. "Oke, gue pasti datang. Karena gue nggak pernah lupa apa arti sahabat."

Putri memeluk melodi erat, gadis tomboi itu hanya diam tak membalas pelukan itu. Putri perlahan melerai pelukannya, menatap melodi dengan senyuman manis yang melebar.

"Gue harap. Lo datang dengan dandanan yang cantik ya. Tentu gue nggak mau acara gue ternoda sedikit pun." sindir putri, dihadiahi senyuman manis oleh melodi.

"KALIAN BERDUA!. AYO IKUT SAYA KE RUANG BK."

Suara buk evilia menggema dipenjuru lapangan. Semua kerumunan yang melihat aksi itu segera membubarkan diri, menyisakan mario, angkasa, putri dan melodi disana.

Mario dan angkasa mengekori langkah panjang bu evilia. Gadis tomboi tu menatap undangan yang berada ditangannya ragu, sementara angkasa yang melihat hal itu hanya menatap datar.

Angkasa terlonjak kaget saat melihat seorang gadis dengan penampilan urak-urakan tengah berdiri didepan ruang BK.

"Nih." melodi mengulurkan tangannya memberi sesuatu pada angkasa.

Angkasa menerima apa yang diulurkan melodi ragu, cowok itu menatap sebuah plester yang diberikan melodi dengan kerutan dalam pada dahinya.

"Karena gue bukan lagi pacar lo. Gue hanya bisa ngasi lo sebuah plester." ujar melodi.

"Oke, thanks." jawab angkasa seadanya.

Melodi terkekeh pelan, membuat angkasa semakin mengerutkan dahinya dalam. Apa yang terjadi pada gadis tomboi itu?.

"Lo tau nggak, kayaknya nasib gue sama kayak plester itu deh." angkasa semakin mengerukan dahinya dalam, ia sungguh tak tau kemana arah pembicaraan melodi.

"Saat lo udah sembuh, lo bisa buang plester itu. Sama kayak gue, setelah lo ngerasa bosan, lo buang gitu aja." ujar melodi pelan.

Angkasa memalingkan wajahnya, tak mau menatap melodi yang tengah menatap kedua manik matanya dalam.

Gadis tomboi itu memukul lengan angkasa kuat, terkekeh pelan setelahnya. "Nggak deng. Bercanda zheyeng."

Melodi berbalik meninggalkan angkasa yang menghela nafasnya lelah. Cowok itu mengacak rambutnya gusar, ia harus menyelesaikan masalah ini malam ini juga, ia sudah tak sanggup.

"Tenang sa. Gue bakalan datang kok nanti malam." sorak melodi, yang dapat didengar samar-samar oleh angkasa.

Pease:v
Follow my wattpad:'(

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang