Cupu 35

2.7K 171 19
                                    

Kadang, si pembuat luka
Lebih terluka dari yang
Terluka.

Happy birthday melodi!

Semua lampu yang awalnya padam tiba-tiba menyala begitu saja. Banyak orang yang mengelilinginya hingga mampu membuat melodi menegang ditempatnya. Tatapan gadis tomboi itu hanya terarah pada seorang cowok tampan dengan sebuah kue ditangannya.

"Mel, ayo make wish dulu."

Melodi terkesiap, mengerjapkan matanya pelan beberapa kali. Seorang cowok tampan sudah berdiri tegap didepannya, menyodorkan sebuah kue kehadapannya.

Gadis tomboi itu hanya menuruti apa yang diperintahkan angkasa, melodi menutup matanya dan beberapa menit kemudian meniup lilin yang berada pada kue tersebut.

Semua orang bertepuk tangan, bersorak girang setelahnya. Melodi hanya bisa diam, tak bisa berkata-kata. Apa yang tengah terjadi?. Mengapa ia seolah-olah menjadi orang bodoh disini.

Angkasa memberikan kue itu pada putri, lalu mengenggam erat tangan melodi. "Mel, maaf. Gue sama putri cuma sandiwara buat pesta kejutan ulang tahun lo. Maaf nyakitin lo selama ini."

"Iya mel. Maaf ya" timpal putri.

Melodi memasang wajah datarnya, disatu sisi ia merasa senang karena semua ini hanyalah sandiwara. Namun, ia juga merasa kesal mengapa mereka sangat mudah mempermainkan perasaannya.

Gadis tomboi itu berbalik, berjalan dengan langkah besar untuk meninggalkan pesta itu. Dengan sigap angkasa mengejar, ia tau gadisnya pasti sangat kecewa.

Melodi mematung, menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. Pelukan angkasa dari belakang mampu membuat degup jantungnya menjadi tak karuan.

Angkasa perlahan membalikkan tubuh melodi, agar dapat menatap setiap inci wajah melodi dengan intens. "Mel, gue tau lo marah. Tapi, niat gue cuma mau membuat hari spesial buat orang spesial agar dapat selalu dikenang."

"Awalnya gue juga nggak setuju sama ide bodoh ini. Percaya mel, kadang si pembuat luka lebih terluka dari yang terluka." lanjutnya.

Melodi mendoangkkan kepalanya, menatap netra mata angkasa yang memancarkan aura ketulusan. Perlahan melodi tersenyum tipis, menangkup wajah angkasa dengan kedua tangannya.

"Iya, gue maafin. Gue tau maksud lo sa. Tapi, lain kali nggak usah kayak gini. Lo tau, gue lebih suka pesta yang sederhana namun dengan proses yang indah. Bukannya pesta mewah dengan proses dengan gue yang hampir kehilangan lo." melodi menggigit bibir bawahnya, entah mengapa air matanya begitu mendesak minta dikeluarkan.

Angkasa mengangguk mantap, memeluk melodi dengan erat. Aroma strawberry dari rambut melodi menyeruak keindera penciumannya, aroma ini sangat dirindukan angkasa selama ini.

"Kita masuk, lanjutin pestanya ya sayang."

Melodi terkekeh pelan, menepuk keras lengan angkasa membuat cowok itu mengerucutkan bibirnya kesal.

"Mel, lo nggak marah kan sama gue?." pertanyaan itu menyambut melodi dikala ia baru menapaki kaki ditengah pesta.

Melodi menggeleng, tersenyum tipis selanjutnya. "Nggak put. Gue ngerti maksud lo, makasih ya." Putri tersenyum lebar, lalu memeluk melodi dengan erat.

"Eh, lo tau nggak mel. Si tama udah kayak orang gila tau nggak sih pas ngelakuin hal kayak gini. Dia takut lo kenapa-napa, takut lo khawatir, takut lo benar-benar terluka, ba-"

"Diam lo put?!." angkasa menyeret melodi meninggalkan tempat itu, diiringi kekehan pelan yang keluar dari bibir mungil melodi.

🌿🌿🌿
Hari ini entah mengapa melodi merasa langit malam lebih indah dari malam sebelumnya. Entah memang kenyataannya begitu, atau hanya karena perasaannya yang tengah bahagia.

"Mel, lo tau nggak?. Kalau lo merem sekarang, pas lo buka mata bakalan ada yang jatuh dari langit, tapi bentuknya kayak hati." ujar angkasa.

Melodi tersenyum lebar, perlahan ia memejamkan matanya ingin cepat-cepat membuktikan segalanya. Angkasa yang melihat hal itu hanya terkekeh pelan, dalam sekejap gadis tomboinya berubah menjadi gadis manja.

"Udah, buka mata lo." titah angkasa.

Melodi mengerucutkan bibirnya kesal, berdecak setelahnya. Perkataan angkasa tidak benar, ia tak melihat hal yang dikatakan oleh angkasa tadi. Betapa bodohnya dia mau menuruti perkataan dari angkasa.

"Ck. Lo nipu gue apa gimana?!. Gue bogem juga ya lo sa." decak melodi kesal.

Angkasa terkekeh pelan, mengacak puncak kepala melodi dengan bersemangat. "Gue nggak bohong mel. Bohong sama lo itu penyakit bagi gue."

"Tadi hatinya udah jatuh dari langit. Trus, udah ada disini." angkasa mengarahkan telunjuknya pada leher melodi.

Melodi menunduk, tersenyum tertahan selanjutnya. Sebuah kalung dengan aksen hati bertengger manis dileher jenjangnya. Melodi menggenggam kalung itu, lalu menabrak keras angkasa dengan pelukannya. Angkasa tersenyum tipis, mengelus setiap surai rambut panjang melodi dengan sayang.

"Itu, cinta gue yang dikirimkan tuhan dan gue pilih lo sebagai rumahnya. Kalung ini cuman simbol, bahwa cinta gue menetap di lo mel. Jadi tolong, jaga cinta gue." lanjut angkasa.

Melodi tersenyum lebar, menganggukkan kepalanya mantap. Gadis itu kembali mengeratkan pelukannya pada angkasa. Rasanya hari ini akan menjadi hari terindah bagi hidupnya.

"Mel, lo masih dendam sama mantannya kakak lo itu?." melodi melerai pelukan itu, lalu memasang wajah datarnya akan pertanyaan dari angkasa.

"Masih, dan semakin bertambah." jawab melodi.

Angkasa menghela nafas lelah, ia harus bisa menghilangkan dendam melodi, ia tak mau gadisnya terus-terusan dihantui oleh perasaan balas dendam itu.

Angkasa menggenggam tangan melodi erat. "Nggak ada gunanya mel balas dendam. Lagian, balas dendam nggak bakalan merubah semuanya."

Melodi menepis tangan angkasa, memasang wajah nyalangnya kearah cowok itu. "Nggak. Gue benci sama dia, gue bakalan benci dia dan semua orang yang kenal sama dia. Bagi gue, balas dendam salah satu alasan buat gue terus bertahan hidup."

"Gara-gara dia gue menjadi gadis yang paling kesepian didunia. Udah merubah papa gue jadi monster, udah hancurin kebahagian gue. Gue nggak bakalan berhenti balas dendam." lanjut melodi.

Angkasa menghela nafas lelah, memijit pangkal hidungnya pelan. Gadisnya kembali histeris, hal ini terus terjadi dikala ia mencoba membicarakan perkara ini.

"Calm dear. Gue selalu bersama lo, ada gue." ujar angkasa lirih.

Melodi menyeka air matanya, angkasa tersenyum tipis lalu memeluk melodi dengan erat sangat erat. Ia akan berusaha untuk menghilangkan dendam melodi. Ia tak mau gadisnya terus-terusan seperti ini. Angkasa akan terus bersama melodi, always.

***
Bagusnya sad ending apa happy ending nih?

Pease, follow my wattpad
And vote serta komment

Ya.. Ya.. Ya😗

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang