Memulai awal baru
Dengan rasa yang samaMelodi sesekali berdecak pelan saat pak aman mulai membahas mengenai rumus pada pelajaran fisika. Rasanya melodi ingin sekali kabur dari kelas ini, melarikan diri kemana saja asalkan tidak berhadapan dengan semua rumus itu. Namun semua pemikiran itu seketika lenyap, saat ia sudah terlanjur berjanji pada angkasa.
"Mel lo harus berubah. Pikirin mel masa depan lo" angkasa memegang kedua bahu melodi, mencoba menyalurkan energi positif pada gadis tomboi itu.
Melodi berdecak kesal, menepis kedua tangan angkasa yang berada pada bahunya. "Gak mau. Gak ada juga kok yang peduli. Mama sama kakak gue udah gak ada, papa gue sama sekali gak peduli. Jadi, mau masa depan gue secerah matahari atau segelap malam pun gak bakalan ada yang peduli."
Angkasa tersenyum tipis, menangkup wajah melodi dengan kedua tangan kekarnya. "Gue yang peduli. Dan gue yakin mel, papa lo pasti juga peduli. Kadang malam gak selamanya terlalu gelap. Kadang ada bulan yang bersinar terang dan ada bintang. Sama halnya dengan hidup lo mel, masih banyak yang peduli. Contohnya gue, putri dan anak-anak kita nanti"
"Apa sih, bawa anak-anak segala. Pemikiran lo udah ngelantur aja." kekeh melodi, tertawa pelan atas ungkapan angkasa.
Angkasa ikut tertawa. Syukurlah, setidaknya melodi bisa tertawa. "Mulai sekarang janji ya sama gue. Kita harus lulus sama-sama, dengan nilai yang bagus. Lo harus berubah, oke!."
"Iya, gue janji"
Melodi tersentak dari lamunannya, saat pak aman berdiri disamping mejanya. Gadis tomboi itu mengelus dadanya sabar, terkejut akan kedatangan pak aman yang tiba-tiba. Melodi menolehkan kepalanya kesamping, menatap kesal kearah putri yang tengah menertawakannya.
"A-ada apa ya pak?." tanya melodi gugup, bisa saja kan pak aman menyuruhnya untuk mengerjakan sebuah soal.
"Kamu dipanggil keruangan bu atika, walas kamu. Ayo, pergi sana. " suruh pak aman, menatap murid tomboinya itu dengan wajah datarnya.
Melodi mengerutkan dahinya bingung, memikirkan kesalahan apa yang telah dilakukannya hingga dipanggil bu atika. Seingatnya ia tak melakukan kesalahan apapun, bahkan semua nilai-nilainya mulai membaik. Perilakunya akhir-akhir ini pun sudah mulai berubah. Namun ada gerangan apa hingga bu atika memanggilnya. Perlahan gadis itu bangkit dari posisinya, berjalan pelan menuju ruangan bu atika.
🌿🌿🌿
Melodi mendorong pelan sebuah pintu yang menghubungkan ruangan guru dengan koridor. Gadis tomboi itu berulang kali menghela nafasnya, berharap semuanya akan baik-baik saja. Bu atika melirik detail setiap langkahnya, membuat gadis itu risih sendiri."Ada ap--"
Gadis tomboi itu menghentikan pertanyaannya dikala melihat angkasa berada diruangan yang sama dengannya. Melodi semakin dibuat bingung, saat melihat kedatangan cowok itu. Apa bu atika akan memarahinya didepan angkasa?. Melodi menggeleng kuat, terlalu malu membayangkan hal itu jika terjadi.
"Ngapain kamu geleng-geleng kayak gitu?. Ayo duduk." titah bu atika, membuat angkasa terkekeh pelan.
Gadis itu duduk dengan ragu-ragu, melirik angkasa yang menampilkan sebuah senyuman manis sedari tadi. "Buk, saya salah apa?. Kok dipanggil sih?, seingat saya, saya gak salah apa-apa loh buk. Kenapa bisa dipanggil?."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Si Cupu [Completed]
Fiksi Remaja"Untuk sekarang, menurut gue sih, cinta is bodo amat!" Angkasa Pratama seorang cowok cupu dengan kacamata besar yang selalu bertengger dihidung mancungnya, membaca hobinya dan tentunya perpustakaan merupakan tempat favoritnya. Melodi Prima gadis to...