Cupu 11

4.1K 246 3
                                    

Gak usah sok percaya
kalau emang gak
percaya.

Melodi memandangi pak aji selaku guru bahasa indonesianya dengan tidak bersemangat. Kejadian kemarin sangat membekas baginya. Angkasa yang lembut ternyata bisa membentak dirinya, apa melodi seburuk itu hingga cowok cupu itu tak mau mempercayainya. Angkasa terlalu baik untuk disakiti, melodi tidak akan membiarkannya.

Hari ini, hari pertama melodi tidak akan belajar bersama angkasa otomatis tersisa dua hari lagi ia tak akan diajari oleh cowok berkacamata besar itu. Ah, memikirkan cowok cupu itu membuat melodi merinduinya. Ia rindu saat-saat seru mengganggu angkasa yang tengah membaca, meneriaki angkasa dengan kata 'cupu'. 

Putri memutar bola matanya jengah, akhir-akhir ini sahabatnya itu suka sekali melamun. "Woy!." putri meneriaki melodi tepat ditelinga kiri gadis tomboi itu.

Melodi mengusap-ngusap telinganya secara kasar, memandangi sahabatnya itu dengan tatapan kesal. "Ngapain sih lo?, nyari jodoh dikuping gue?" papar melodi kesal, sedangkan putri hanya terkekeh pelan.

"Lo sih, ngelamun aja. Kerasukan baru tau rasa lo!." ujar putri mantap memandangi melodi dengan wajah konyolnya.

"Apaan sih pu--"

"EH KALIAN, NGAPAIN BISIK-BISIK?"

Shit!. Pak aji menatap nyalang kearah melodi dan putri. Keduanya saling melempar tatap, berharap salah satu dari mereka mempunyai keberanian untuk menjelaskan semuanya pada guru berkepala plontos itu.

"Kenapa?" tanya ulang pak aji, dimana guru itu telah berada disisi kanan bangku mereka.

"Dis-diskusi pak" putri menatap kesal kearah melodi, mengapa gadis itu bisa memberikan alasan seperti itu.

"Diskusi apanya?, saya gak lagi nyuruh kalian buat diskusi!." ucap pak aji kesal, kedua anak didiknya itu memang selalu suka mencari sebuah keributan, terlebih lagi melodi.

"Diskusi anu pak. Itu, saya mau diskusiin sama putri siapa yang bakalan minta izin ketoilet sama bapak." putri mati-matian menahan tawanya. Sungguh, melodi memang selalu memiliki alasan yang diluar dugaan.

"Memangnya selama ini saya gak pernah ngizinin kalian buat ketoilet?, ya sudah sana. Katanya kalian mau ketoilet!."

Melodi dan putri hanya menganggukkan kepalanya patuh. Keduanya segera meninggalkan kelas itu agar tak semakin tersudutkan oleh pertanyaan-pertanyaan pak aji.

                             🌿🌿🌿
Langkah kedua gadis itu benar-benar ingin menuju ketoilet. Putri, gadis itu ingin mengunjungi tempat itu. Setelah menceritakan kejadian antara ia dan angkasa kemarin, putri hanya mendengarkan dengan seksama. Gadis penyuka bando itu geram sendiri, setelah mendengar cerita itu langsung dari melodi, gadis itu ingin sekali rasanya meneriaki angkasa. Mengapa cowok cupu itu susah sekali untuk diberi tahu. Keduanya semakin geram untuk segera mencari bukti kebenaran mengenai semua ini.

"Ya udah, sana masuk!." titah melodi, putri segera memasuki toilet khusus wanita itu, dengan melodi yang menunggui putri didepan toilet.

Melodi menahan ringisin pelan yang keluar dari bibir mungilnya, saat tasya menarik ikatan rambutnya. Gadis tomboi itu segera menepis kasar tangan tasya yang dengan beraninya menyentuh rambut panjangnya.

"Apaan maksud lo?." melodi menatap nyalang kearah tasya dan satu teman gadis itu.

Tasya tertawa dengan nada meremehkan, membuat melodi geram ditempatnya. "Lo jangan deketin angkasa dong!. Murahan banget jadi cewek"

Melodi tertawa keras, membuat tasya dan Lia, teman tasya. Mengerutkan dahinya bingung. "Murahan ya?. Ngomong-ngomong soal murahan siapa ya yang pernah rebut dan ciuman sama pacar orang lain?. Sepertinya perilaku seperti itu lebih pantas disebut m.u.r.a.h.a.n!" papar melodi kesal, menekankan perkataannya dikata terakhirnya.

Plakk!!.

Melodi memegangi pipi kanannya yang memanas. Nafasnya naik turun karena mengatur emosi yang hampir meledak. Gadis tomboi itu berusaha sekuat tenaga untuk mengatur emosinya. Jangan sampai ia memukuli tasya habis-habisan yang malah nantinya makin memperburuk keadaan.

Lia, teman tasya itu perlahan mendekat membisikkan sesuatu. Tasya hanya menganggukkan kepalanya paham, lalu mendoangkkan wajahnya menghadap Lia.

Plakk!

Lia menampar wajah tasya dengan kuat. Melodi yang melihat hal itu menyatukan alisnya bingung, apa yang dilakuakan kedua manusia itu?. Setelah mendapat tamparan dari lia, tasya sengaja menjatuhkan tubuhnya kelantai, mengacak-ngacak rambutnya kasar, lalu menangis tersedu-sedu.

"TASYA!."

Melodi berdecak kesal, saat melihat angkasa datang menghampiri tasya dengan raut wajah khawatirnya. Sepertinya melodi akan tau apa yang terjadi selanjutnya. Sungguh, gadis ini sangat licik. Berbanding terbalik dengan wajah imutnya itu.

"Kamu kenapa sya?" angkasa menjongkokkan tubuhnya agar bisa sejajar dengan tasya.

"Tasya habis ditamparin melodi tam, terus dijambakin juga sama melodi.", papar lia membuat angkasa berdiri menatap nyalang kearah melodi.

Perlahan tasya juga berdiri, memegang lengan angkasa. "Tama, jangan apa-apain melodi. Aku gak apa-apa kok"

Memang semua orang memanggil angkasa dengan nama panggilan 'Tama', dan nama 'Tama' memang merupakan nama panggilan cowok cupu itu. Hanya melodi satu-satunya orang yang memanggil angkasa dengan nama panggilan 'Asa'. Alasannya karena melodi benar-benar tak ingin mengingat sosok 'Tama' yang pernah hadir dikehidupannya yang lalu, dan pastinya melodi tak ingin nasib angkasa sama dengan nasib 'Tama' yang ia kenal dimasa lalu itu.

"Kamu jahat banget ya mel jadi cewek. Kamu kenapa jahatin tasya?, salah apa tasya sama kamu?." tanya angkasa beruntun sementara melodi hanya diam ditempatnya.

"Gak tau tu orang, tiba-tiba aja ngelakuin ini sama tasya tam." tambah lia membuat melodi memutar bola matanya malas.

"Gak nyangka aku. Ternyata kamu sejahat ini mel!."

Setelah meluapkan semua emosinya pada melodi. Angkasa segera pergi menggandeng tasya diekori lia. Gadis tomboi itu hanya bisa diam, jika ia melawan pun ia hanya membuang-buang tenaga saja. Satu suara akan kalah dengan tiga suara yang terus-terusan menyudutkannya seperti tadi. Melodi menatapi punggung tasya dengan senyum miringnya. Sungguh, tasya benar-benar ratu drama. Suatu saat nanti, ya suatu saat. Semuanya kebenaran akan terbongkar.

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang