Cupu 41

2.3K 145 0
                                    

Jangan ngehilang
Gue butuh lo.

Suara pecahan kaca membuat tante feni dan venus refleks menutup kedua telinganya. Kedua perempuan itu menatap tak percaya kearah sesosok pria paruh baya, mata keduanya tak kuasa menahan air mata.

Om riko, kepala keluarga mereka tiba-tiba beraksi brutal seperti ini. Sikap yang tak biasa ditunjukan oleh pria paruh baya itu, tentu saja membuat kedua wanita itu menatap tak percaya.

Beling dari gucci yang dilempar om riko masih berserekan dilantai rumahnya. Penampakan pria paruh baya itu terlihat berantakan, tercetak aura keputus asaan diwajahnya.

"Se-"

Angkasa tercekat, hal yang menyambutnya pertama kali saat menapaki kaki dirumahnya adalah pemandangan buruk seperti itu.

Langkahnya besar dengan mata tajam bak elang saat menatap papanya. Cowok tampan itu menatap sendu mama dan kakaknya. Apa yang tengah terjadi?.

"Ada apa ma?!." tanya angkasa pelan.

Tante feni menelan salivanya gugup, kejadian beberapa menit yang lalu sangat mampu membuatnya mati kutu. Venus yang tengah dalam pelukan mamanya itu, hanya mampu menenggelamkan kepalanya dileher jenjang mamanya.

"ADA APA INI?!."

Kali ini angkasa berteriak, membuat tante feni dan venus terperanjat kaget. Om riko mengusap rambutnya gusar, hal bodoh apa ini?.

"Ta-di, gue cuma ngebercandain papa soal jalan-jalan. Ta-tapi, gue nggak nyangka papa bakalan marah seperti ini." adu venus, gadis itu kembali menenggelamkan kepalanya.

Benar, sepuluh menit yang lalu, venus mengajak papanya itu untuk membahas rencana liburan mereka. Padahal, venus sering membahas hal ini. Namun, entah mengapa untuk kali ini papanya dapat semarah ini.

"Pa."

Om riko tersentak, mata tajam kepala keluarga itu menunjukkan kerapuhan. Pria paruh baya itu berdiri dari duduknya, melangkahkan kakinya meninggalkan rumah besarnya.

Angkasa mendudukkan tubuhnya secara kasar, cowok itu memejamkan matanya pelan mencoba menghilangkan emosi yang tengah bergejolak.

Dia tahu bagaimana sifat papanya itu. Sangat tak mungkin pahlawannya itu mampu bersikap sedemikian. Setahunya, semarah apapun papanya itu, pria itu tak akan bisa bertindak brutal seperti ini. Satu hal yang dapat angkasa pastikan, sesuatu hal tengah terjadi.

                                     🌿🌿🌿
Decakan kasar mengiringi langkah besar angkasa. Cowok tampan itu mendelik kesal, sesekali mengusap rambutnya kasar.

Hal ini terus berulang kali terjadi, melodi yang terus-terusan menghilang. Dan sikap aneh yang belangkangan ini ditunjukan oleh gadisnya itu.

Angkasa menghela nafasnya lega. Akhirnya, ia dapat menemukan gadisnya yang telah menghilang seharian ini. Mengapa gadisnya itu mengangkat telfon di tempat sepi seperti ini?.

"Mel." melodi terkesiap, tepukan bahu dari angkasa membuat telfon yang tengah digenggamnya jatuh begitu saja.

Angkasa mengerutkan dahinya bingung, mengapa gadisnya seperti tengah dilanda kegugupan?.

"Lo... Kenapa?." tanya angkasa pelan.

Melodi menatap kesekeliling, seperkian detik kemudian ia tersenyum manis. "Emangnya kenapa?."

Angkasa mendekatkan wajahnya kewajah melodi, tentu saja aksi itu mampu membuat melodi refleks memundurkan wajahnya.

Cowok itu menghembuskan wajahnya, membuat melodi refleks menutup matanya. "Lo.. Aneh."

Melodi memukul pelan lengan angkasa. "Kaget ihh."

Angkasa terkekeh pelan, hal-hal sederhana seperti ini saja cukup untuk melupakan sejenak masalahnya.

Hingga hari ini angkasa belum menceritakan perihal masalahnya kepada gadisnya itu. Bukannya apa-apa, ia tahu masalah antara melodi dan papanya masih belum terselesaikan. Ia hanya tak mau menambah beban masalah gadisnya itu.

Melodi tersenyum geli, lalu mengkodekan angkasa untuk mendekatkan wajah cowok itu kepada dirinya. "Rahasia"bisik melodi.

Angkasa berdecak. Oh ayolah, ia sungguh tak suka ada sebuah rahasia antara ia dan gadisnya ini. "Ck. Ya udah."

Angkasa membalikkan tubuhnya, berniat meninggalkan gadisnya itu. Melodi yang melihat aksi itu hanya mampu menahan tawanya.

Langkah angkasa terhenti, genggaman pelan dari melodi membuat cowok itu menghentikan langkahnya. Dengan sigap, melodi berlarian kecil, lalu kembali berdiri dihadapan cowok itu.

Angkasa memalingkan wajahnya. Sedangkan melodi tak henti-hentinya memasang raut wajah menahan tawanya.

Gadis itu menoel-noel pipi angkasa dengan telunjuknya, tentu saja aksi itu membuat angkasa geram menatap kesal kearah gadisnya itu.

"Jangan deket-deket. Ntar rahasia lo ketahuan lagi." sindir angkasa.

Melodi mencibir kesal. "Idihh, jangan ngambek dong wahai kakandaku."

Melodi memasang wajah melasnya, gadis itu menatap angkasa dengan seksama. Merasa diperhatikan angkasa membalas tatapan melodi, cowok itu mengusap wajahnya kasar.

"Ada rahasia apa sayang?."

Deg. Gadis itu menutupi kedua pipinya. Kata-kata mujarab itu sangat mampu membuat melodi gelagapan sendiri.

"Gak ada rahasia sa. Cuma lagi ngerencanain buat ultah putri." cicit melodi.

Angkasa tersenyum tipis, dalam sekejap gadisnya berubah menjadi gadis manjadi seperti ini. Dengan cepat, angkasa menyambar melodi dengan pelukannya.

Melodi terkekeh pelan. Oh ayolah, siapa yang dapat lepas dari sesosok angkasanya ini. Sikap cowok itu memang sulit ditebak, membuat debaran jantung melodi sering tak terkontrol.

"Jangan ngehilang. Gue butuh lo." bisik angkasa.

***
Vote
dan
kommentnya
dong:')

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang