Kadang sebuah masalah
Dapat mendewasakanmu
Darah melodi berdesir saat melihat betapa banyaknya orang yang tengah berada dirumahnya. Gadis itu segera melepas rangkulan angkasa, dan berlari sekencang mungkin untuk memasuki rumahnya.Melodi hanya diam mematung, waktu rasanya seakan berhenti. Pemandangan yang dilihatnya saat ini sangat mampu membuat nyeri diulu hatinya.
Angkasa yang melihat keadaan gadisnya yang sudah terisak, segera mendekap melodi kedalam pelukannya. Melodi tiba-tiba merosot kelantai, membuat angkasa mau tak mau melakukan hal yang sama.
Cowok tampan itu menatap apa yang ditatap melodi. Disana, ada om ben yang seperti tengah kehilangan kesadaran. Papa dari gadisnya itu terus berteriak histeris, seakan tengah melihat sesuatu yang menakutkan.
Para perawat rumah sakit jiwa sudah kewalahan mengontrol papa dari gadisnya itu. Melodi hanya bisa diam, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Masalah begitu senang selalu bergelayut dihidupnya. Apakah ini karma karena ia sudah menyakiti orang yang tak bersalah?. Apakah ini akibat karena ia selalu merasa benar?.
Melodi berteriak histeris membuat seketika perhatian menuju padanya. Angkasa yang menyadari melodi semakin kacau semakin mempererat pelukannya. Cowok itu hanya bisa memeluk dan memeluk untuk menenangkan gadisnya, ia tak tau harus bereaksi bagaimana.
"Sayang, bisa tante bicara sama kamu?." melodi mendongakkan kepalanya, menatap tante lusi dengan dalam.
Tante lusi menjongkokkan tubuhnya agar dapat sejajar dengan melodi. Wanita muda itu mengelus surai rambut panjang melodi, sangat kasihan terhadap nasib yang didapat dari gadis cantik itu.
"Udah seminggu ini papa kamu sering mendapat teror atas kejadian beberapa tahun yang lalu. Dimana, dia yang meninggalkan selingkuhannya itu demi mama kamu. Dikarenakan keadaan mental papa kamu yang kurang baik, membuat kondisi kejiwaannya semakin memburuk."
"Jadi... Tante terpaksa harus membawa papa kamu kerumah sakit. Papa kamu harus segera diobati agar ia tak menyakiti dirinya sendiri." lanjut tante lusi.
Tante lusi memeluk melodi sekilas, sekedar menyalurkan semangat kepada gadis cantik itu. Lalu, tante lusi beranjak pergi mengawal para perawat yang tengah membopong om ben.
"Mel."
Melodi mendoangkkan kepalanya, raut wajah rapuh menyambut angkasa disaat ia menatap wajah pucat gadisnya.
"Kamu harus kuat. Masih ada aku." lirih angkasa.
Melodi menampar dirinya sendiri, membuat angkasa refleks menghentikan aksi melodi. "Gu-gue jahat. Gue terlalu sibuk ngurusin hidup gue sampai lupa kalau ada papa yang butuh gue."
Melodi semakin gencar menyakiti dirinya. "Bahkan gue nggak tau kalau papa sedang diteror."
Tanpa sadar bulir bening meluncur bebas diwajah tegas angkasa, cowok itu semakin dan semakin mempererat pelukannya. Angkasa mengerutkan dahinya bingung saat menyadari melodi tak bereaksi lagi.
Damn!
Gadisnya sudah terkulai tak berdaya, cowok itu semakin histeris saat melihat keadaan melodi yang semakin kacau.
Tanpa babibu lagi angkasa segera membawa melodi kekamarnya dan memanggil asisten rumah tangga melodi untuk meminta bantuan.
🌿🌿🌿
Angkasa melewati koridor sekolah dengan raut wajah datarnya. Bahkan, teriakan dari kaum hawa yang terus memuja dirinya itu hanya diabaikannya. Pikirannya hanya tertuju pada satu arah, melodi."Tama!."
Angkasa menghentikan langkahnya, lalu menatap putri yang tengah mengatur nafasnya akibat kelelahan berlari. "Ke-keadaan melodi gimana?."
Angkasa menghela nafasnya panjang, lalu menggeleng pelan. Putri yang mengerti maksud dari angkasa menghela nafasnya kasar, gadis penyuka bando itu mengusap kasar air matanya yang tanpa sadar menetes.
"Gue nggak guna jadi sahabat." tutur putri.
Angkasa masih setia memasang wajah datarnya. "Sekarang waktunya lo nunjukin diri lo sebagai sahabat yang baik."
Putri menatap sendu punggung tegap angkasa yang semakin jauh dimakan jarak. Gadis itu menghela nafasnya panjang, sekarang saatnya ia ikut berperan.
"Hai."
Angkasa menatap nyalang kearah tasya yang sudah menghadang langkahnya. Sungguh, cowok itu tak ingin berurusan lagi dengan mantannya itu.
"Mau apa lo?!."
Tasya terlonjak kaget, perlakuan angkasa yang telah berubah seratus delapan puluh derajat membuatnya kesal setengah mati. Semua rencananya gagal hanya karena kecerobohan mario.
"Wanita sampah kayak lo nggak guna ada disini!. Minggir lo!." suara angkasa meninggi.
Tasya tertawa miris, ucapan angkasa yang terbilang kasar membuat nyeri diulu hatinya. "Kasar banget sih tam."
"Apa untungnya bagi gue kalau gue lembut sama lo. Apalagi wanita licik kayak lo!." bentak angkasa.
"Jaga mulut lo ya tam." tasya menunjuk angkasa dengan telunjuknya.
Angkasa tersenyum miring. "Terserah."
Angkasa berlalu pergi, meninggalkan tasya dengan sumpah serapahnya. Gadis berpenampilan seksi itu menatap angkasa yang semakin menjauh dengan nanar. Bagaimanapun juga, sakit rasanya saat orang yang disukai bersifat sedemikian.
***
Jangan lupa
Vote
Dan
KommentnyaFollow my wattpad ya:')
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Si Cupu [Completed]
Novela Juvenil"Untuk sekarang, menurut gue sih, cinta is bodo amat!" Angkasa Pratama seorang cowok cupu dengan kacamata besar yang selalu bertengger dihidung mancungnya, membaca hobinya dan tentunya perpustakaan merupakan tempat favoritnya. Melodi Prima gadis to...