Cupu 04

6.4K 350 1
                                    

Sesekali cobalah memahami
Agar kamu menyadari
Orang lain juga butuh
Dimengerti

Seperti biasa melodi terlambat kesekolah hari ini. Dan seperti yang kalian tau gadis itu kembali melompati dinding tinggi yang berada diarea belakang sekolahnya itu. Mungkin karena faktor keberuntungan, melodi tidak dipergok secara terang-terangan oleh bu Lia, guru BK langganannya.

Melodi mendengus sebal saat ia baru berdiri diambang pintu kelasnya, ia disodori selembar kertas oleh Reno, ketua kelasnya. Gadis itu sangat tau bahwa kertas itu merupakan hasil ulangan matematikanya dua hari yang lalu.

Reno menggeleng heran, ia sedikit terkekeh atas raut wajah masam melodi"Nilai Lo bagus banget, bangga gue sama lo mel. Suatu keajaiban tau nggak, bahkan pak angga aja gak percaya sama nilai lo ini. "Reno menyodorkan kertas itu membuat seulas senyuman kebanggaan terpancar pada raut wajah gadis itu.

Reno segera berlari, disusul dengan sebuah sepatu berwarna putih yang hampir melayang mengenai kepalanya itu. " Kampret Lo no. Lo kira seneng apa di php-in. Kualat Lo!"Gadis itu kembali memungut sepatu putihnya, mengacungkan jari tengah pada reno.

Melodi menghempaskan tubuhnya secara kasar dikursinya, membuat putri yang sedang sibuk memainkan benda pipih itu mengusap dadanya sabar.

"Hobi banget kayaknya ngebuat gue kena serangan jantung!."gadis penyuka bando itu menatap nyalang melodi.

Gadis tomboi itu hanya terkekeh pelan, membuat lawan biacaranya mendengus sebal akan itu. "Nilai Lo brapa put?"gadis itu menatap putri intens.

Seketika saat itu juga putri memasang wajah bangganya, membuat melodi mengumpat kesal atas itu. "Yang jelas lebih tinggi dari Lo lah."Gadis berpenampilan modis itu menepis rambutnya bangga.

Melodi mengangkat jari tengahnya pada putri, sedangkan empunya hanya tertawa terbahak-bahak. Melihat melodi sekesal ini merupakan sebuah hiburan tersendiri baginya, selain menstalker para cogan yang ia ketahui.

Kedua sejoli itu menoleh kesampingnya saat melihat gladis, teman sekelas mereka yang berpenampilan menor ibarat badut yang nyasar kesekolah.

Gladis memutar-mutar rambut panjangnya menghadap kedua gadis yang memasang wajah bingung kepadanya itu."eh dekil, lo dipanggil bu atika tuh keruangannya!."Gadis itu beranjak pergi diiringi umpatan kesal dari putri yang tak terima sahabatnya dibilang dekil.

Melodi segera berdiri membuat putri juga melakukan hal yang sama. "Gue sendiri aja put, bentar lagi mau masuk loh. Nggak perlu khawatir ama gue. Sans aja lah. "Kekeh melodi, lalu gadis itu segera beranjak pergi meninggalkan putri yang memutar bola matanya jengah. Mengapa gadis itu bisa setenang itu?

                             🌿🌿🌿
Melodi menyatukan alisnya bingung saat melihat sosok cowok yang ia kenali juga berada diruangan itu. Gadis itu mengangkat bahunya acuh, mungkin dia sedang ada urusan dengan bu Atika, yang notabennnya wali kelas dari kelasnya. Gadis tomboi itu segera mengambil posisi duduk disamping cowok itu, dengan posisi yang dibilang tidak sopan. Spontan saja Bu Atika menegur melodi, gadis itu mendengus sebal dan menetap guru berbadan kurus itu dengan tatapan malas.

Bu Atika menghela nafasnya kasar, lalu menatap dua murid yang memiliki kepribadian berbeda ini secara bergantian. "Ibu manggil kamu kesini buat minta bantuan kamu tama.!"Cowok yang berada disamping melodi tadi angkasa pratama, sesekali melodi berdecak kesal ia sungguh tak suka dengan nama tama lebih tepatnya tidak mau mendengar.

Melodi menghembuskan permen karetnya lalu mengunyahnya kembali."Lima tahun kemudian.!"tentu saja aksi itu membuat Bu Atika menggeram kesal, sementara angkasa, cowok cupu itu hanya terkekeh pelan atas kelakuan melodi.

Guru berbadan kurus itu kembali menatap angkasa yang juga sedang menatap dirinya itu. "Tolong ya kamu mau ngajarin melodi. Terutama pelajaran matematikanya. Ibu capek liat nilai dia yang terlampau bagus itu. "Melodi menggebrak meja tentu saja hal itu membuat kedua orang yang berada ditempat itu terkejut bukan main.

Angkasa menghela nafasnya, jika bukan karena ia melakukan kesalahan mungkin ia malas menyetujui permintaan Bu Atika. Bukannya pelit, hanya saja cowok cupu itu malas melakukan hal sedemikian. Tadi pagi angkasa terlambat hanya beberapa menit saja, bertepatan dengan pelajaran Bu Atika saat itu. Entah murni kesalahannya atau Bu Atika yang pandai memanfaatkan keadaan guru itu menghukum dirinya dengan memintanya untuk mengajari melodi, gadis tomboi yang berada disampingnya saat ini.

Angkasa mengangguk ragu, sementara melodi, gadis itu menggebrak meja untuk kesekian kalinya. "Saya nggak mau buk!. Saya bisa minta diajarin sama putri, gak usah sama dia. "Bu atika memperbaiki letak kacamatanya yang sedikit melenceng dari posisinya itu, sedangkan angkasa, cowok cupu itu hanya sibuk menundukkan kepalanya.

"Bu, kalau melodi nggak mau, jangan dipaksa. Dia juga punya hak buat nentuin pilihannya buk.!"angkasa dibuat menegang saat melodi tiba-tiba merangkulnya, entah perasaan apa melodi tiba-tiba gelapan sendiri dan langsung melerai rangkulan itu.

"Saya setuju tuh buk sama dia!."melodi terkekeh bangga, sementara Bu Atika mengeluarkan sebuah telfon genggam seperti hendak menghubungi seseorang.

Merasa sudah tidak ada hal yang dibicarakan lagi, gadis tomboi itu segera berdiri. Meninggalkan angkasa yang mengerutkan dahinya bingung atas kepergian melodi. Gadis itu mengumpat kesal saat Bu Atika kembali menyerukan namanya. Mau tak mau gadis itu membalikkan tubuhnya, melodi menyatukan alisnya bingung saat Bu Atika menyodorkan sebuah telfon genggam padanya. Gadis itu menerima benda pipih itu.

"Halo?"Melodi mengumpat kesal ternyata Guru berbadan kurus itu menghubungi papanya.

Gadis tomboi itu kembali duduk diposisi semula, memberikan benda pipih itu pada pemiliknya. Angkasa mengerutkan dahinya bingung saat melihat melodi yang memasang wajah masamnya. Mengapa gadis itu terlihat kesal?.

Bu Atika terkekeh pelan, lalu menatap melodi yang juga sedang menatapnya dengan tatapan tak bersahabat itu. "Gimana?, Kamu mau kan?. "

Melodi mendengus sebal, mengapa guru itu bertanya hal yang sedemikian padahal ia sudah tau sendiri apa jawabannya. "Ibu jangan sok nggak tau jawaban saya deh. Ibu memang kelewat pintar sampe-sampe kepikiran buat ngajak papa saya kepermasalahan ini. "Bu Atika terkekeh pelan, sementara cowok cupu itu hanya menggelengkan kepalanya heran.

Melodi menyetujui permintaan Bu Atika setelah guru berbadan kurus itu menyangkut pautkan papanya mengenai masalah ini. Awalnya gadis tomboi itu sudah menolak keras pemaksaan papanya, namun karna ancaman papanya yang sangat menjengkelkan itu membuat melodi pasrah menerima semuanya. Ia diancam tidak akan memberi gadis itu uang jajan, dan lebih membuat gadis itu mengumpat kesal ia takkan dibolehkan mengunjungi sebuah tempat yang selalu ia kunjungi disetiap hari minggu.

***


Bahkan aku masih tak peduli saat mereka memanggilku "wanita berhati iblis."

Yuk cek diwork saya:)

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang