Hai saudara,
Bagaimana hidup dibelantara?
Sejak sejak ini jarang sungguh kelihatan dirimu. Lupakah sudah kamu akan kemeriahan hidup kita dahulu?Belantara ini dulunya riuh persis di ibu kota, adanya kita tak hijau semata-mata,
Berwarna-warni setiap cemara,
Bersiulan bingit puak-puak kita,
Terdiam hambar orang yang lama.Hari berganti hari,
Semua itu kelam dimakan sepi,
Kenapa saudara diam begini?
Sudahkah hilang gempita dini?
Manakah engkau membawa diri?Sejak saudara terdiam terus,
Tak nampak indah belantara ini,
Kembali ke warna yang asal,
tiada warna selain hijau tunggal.
Bosan sungguh tempat ini,
sejak saudara bersungguh membatukan diri.
YOU ARE READING
Kalam Perasaan
PoetryPenulisan ini, terjemahan fikiran. Penulisan yang sama sekali tidak layak didengar oleh cuping telinga. Tetapi masih ingin disampaikan kepada pintu hati. Kepada para hati yang tersasar ke halaman ini, Aku buka jendela perasaan aku untuk kau selami...