“Kau pasti berpengalaman dengan wanita kan tuan Kalandra?” tanya Liviana setelah makan malam, ia melirik dan menyadari tatapan tidak suka yang dilayangkan tuan Kalandra kepadanya. “Hmm... Jaiden.” Ralatnya ketika mengetahui ketidaksukaan Jaiden ketika ia memanggil nama keluarganya.
“Menurutmu bagaimana?” tanya Jaiden dengan tatapan lurus menatap mata biru Liviana tepat ketika lampu lalu lintas berwarna merah, senyum menggoda terukir di wajah tampannya.
Liviana membuang muka. “Ah sudah kuduga.” Jawabnya dengan mengangguk kepala beberapa kali, membuat kesimpulan berdasarkan apa yang ia pikirkan.
Jaiden terkekeh melihat betapa menggemaskan perempuan yang duduk di sampingnya, tanpa sadar tangannya bergerak mengacak rambut blonde Liviana. “Don’t worry. I’ll treat you as a treasure.”
“Men are all liars.” Liviana menangkis tangan Jaiden.
Mobil kembali bergerak ketika lampu berubah menjadi warna hijau dan Jaiden tak membalas penolakan Liviana. Setelah pembicaraan tersebut suasana di dalam menjadi sepi, bahkan Jaiden tidak berniat menyalakan musik dan membiarkan keheningan. Bukan tanpa alasan sebenarnya Jaiden melakukan hal tersebut, ia sadar saat ini Liviana cukup lelah setelah aktivitasnya seharian di lokasi syuting sehingga ia membiarkan Liviana istirahat selama perjalanan pulang.
🧩
Liviana membuka matanya karena merasa punggungnya sakit, ia terkejut ketika menyadari saat ini ia masih berada di dalam mobil atau lebih tepatnya masih bersama Jaiden yang sedang memandangnya tanpa berkedip dan senyuman.
“Aku tertidur rupanya.” Katanya seraya merenggangkan tubuhnya.
“Ada bekas air liur di wajahmu.” Jaiden menunjuk dengan wajah serius.
Liviana yang mendengar hal tersebut langsung panik, ia menutup wajahnya dengan kedua tangan karena malu. “Aishhh...” desisnya kesal. Namun tak lama ia mendengar nada tertawa yang renyah dari Jaiden dan ia langsung membuka tangannya. “Kau berbohong?”
Jaiden berhenti meskipun ia harus bersusah payah menahan untuk tidak tertawa mengingat wajah panik Liviana. “Meskipun ada kotoran di mata atau wajahmu, kau tetap cantik dan aku tetap suka.”
“Ya... ya... ya Tuan Kalandra terhormat. Sebaiknya anda mengistirahatkan otak anda yang kelelahan, terima kasih tumpangannya.” Ucap Liviana yang mengambil seluruh barangnya dan beranjak dari mobil Jaiden.
Jaiden menahan tangan Liviana sehingga perempuan itu kembali duduk dan menghadap ke arahnya, tanpa membuang kesempatan tersebut Jaiden mengecup pipi kiri Liviana. “Today is our first day as a couple. Got it?”
Liviana mendorong tubuh Jaiden dengan kuat, lalu menghapus bekas kecupan Jaiden dengan kasar. “Aku akan memaafkan dan melupakan yang tadi.” katanya sebelum membuka pintu mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liviana's Boyfriend
RomanceSejak awal, bertemu dengan Jaiden adalah kesalahan. Pria manis dan hangat ternyata memiliki sifat lain yang menyeramkan, bahkan menurutnya hampir seperti seorang maniak. Liviana berusaha keras menjauh dari Jaiden, mengorbankan karir cemerlangnya, d...