“Bagaimana kalau malam ini kita mabuk sampai pagi? Ah... sudah lama sekali aku tidak minum dan menghabiskan waktuku.” Liviana yang sudah mabuk karena minum dua gelas chianti yang sengaja Jaiden pesan karena ia pikir Liviana cukup ahli dalam minum.
“Hey! Aku ingin vodka.” Teriak Liviana kepada pelayan, walaupun belum terlalu parah namun wajahnya terlihat merah.
“Apa agensimu melarangmu minum?” tanya Jaiden yang tidak menghalangi permintaan Liviana.
“Tidak, hanya untuk saat ini mereka sangat melarangku untuk minum alkohol karena mereka takut aku akan berakhir diranjang para investor.” Jawab Liviana sambil tertawa. “Dan itu juga akan membuatku gemuk.”
“Satu gelas saja,” Jaiden memberikan satu gelas kecil berisi vodka berwarna putih kepada Liviana dan sisanya ia kembalikan kepada pelayan.
Jaiden memerhatikan Liviana yang asik mengunyah cemilan, bahkan masih meracau tidak jelas yang terlihat sangat lucu. Untungnya tempat ini sudah ia sewa jadi seburuk apapun yang dilakukan Liviana itu tidak akan merusak reputasinya sebagai seorang artis. Liviana memberikan gelas kosongnya namun Jaiden menolaknya dan menarik tangan Liviana, menggenggamnya erat.
“Lebih baik sekarang kita pulang.” Jaiden membantu Liviana berdiri, wanita itu benar-benar tidak baik untuk diajak minum karena semua ucapan kotor dan bahkan umpatan secara mengejutkan keluar dari mulut Liviana yang tidak pernah Jaiden duga.
Jaiden melirik Liviana yang berjalan tidak seimbang, lalu melihat sepatu heels berwarna merahnya terlepas dari kakinya. Ia menghela nafas dan mendudukkan Liviana agar ia mudah memasangkan sepatunya.
“Hoi! Pangeranku!” Liviana mengangkat wajah Jaiden dan meletakkan keningnya sehingga Jaiden tidak dapat menghindar. “Apakah kakiku muat dengan sepatu yang kau cari? Sepertinya iya, jadi aku akan menjadi princess.”
Liviana meracau tentang Cinderella, Jaiden hanya diam menatap mata Liviana yang sudah sayu karena pengaruh alkohol. Karena tak ingin lebih lama menahan Liviana, ia langsung menggendong tubuh kecil Liviana. Namun Jaiden tersadar bahwa ia tidak mengetahui tempat tinggal Liviana karena tentu itu informasi pribadi yang masih sulit diketahui olehnya kecuali Liviana yang memberitahu, mengingat saat ini Liviana benar-benar tak bisa diharapkan ia pun membawa Liviana ke mansionnya.
“One... two... three... the stars will fall for you...” Liviana kembali meracau dengan tangan kanannya menunjuk ke atas, lalu tiba-tiba jari mungilnya mendarat dihidung Jaiden. “You are my star.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Liviana's Boyfriend
RomansaSejak awal, bertemu dengan Jaiden adalah kesalahan. Pria manis dan hangat ternyata memiliki sifat lain yang menyeramkan, bahkan menurutnya hampir seperti seorang maniak. Liviana berusaha keras menjauh dari Jaiden, mengorbankan karir cemerlangnya, d...