“Love at first sight, apa kau mempercayainya, Livi?”
Sesuai janji yang dikatakan seorang Jaiden, pria itu menjemput Liviana di basement gedung milik Kalandra dan mengajaknya ke mansion pribadi pria tersebut. Mungkin sejak menjadi bagian hidup Jaiden, Liviana mulai terbiasa dengan mansion mewah tersebut yang bahkan tak ada yang mampu melewati sistem keamanan yang diberikan perusahaan properti tersebut. Dari lantai dua, Liviana dapat melihat pohon-pohon yang menutupi jalan utama, sebuah pemandangan yang indah jika dilihat pada malam hari. Segelas anggur menemani mereka, Jaiden pun menyusul berdiri di sampingnya dengan pandangan menatap jauh ke depan.
“People say all love at first sight is lust.” Jawab Liviana sambil menenggak anggur dan tersenyum kepada Jaiden. “Why? Are you believe that?”
Jaiden menoleh. “Sure. Because I fall for you at first sight.”
“Berarti kau jatuh cinta padaku karena nafsumu?” Livana berjalan mendekati Jaiden, ia menempelkan tubuhnya cukup dekat hingga bisa merasakan nafas Jaiden di telinganya. “Kau hanya berniat tidur denganku kan, Tuan Kalandra? Setelah kau mendapatkan tujuanmu, kau akan membuangku.”
Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Jaiden, ia menarik lebih dekat tubuh Liviana hingga dapat merasakan detak jantung wanita tersebut. “Ya itu tidak buruk, tapi aku benar-benar serius denganmu, Liviana. Bahkan aku ingin mengikatmu agar tak ada seorang pun melihatmu.”
“How bossy you are!” balas Liviana yang langsung menjauh dari Jaiden.
Setelah Liviana masuk ke dalam, Jaiden menghabiskan anggurnya dan kembali menatap langit malam dengan udara yang sejuk. Mengingat bagaimana sulitnya mendapatkan Liviana dan meyakinkan hati perempuan tersebut.
Liviana, don’t you feel my love? What should I do to have you love me back?
Jaiden melihat Liviana yang sedang menonton televisi, siaran acara gosip menjadi tontonannya dan ia tebak Liviana sedang mencari gosip tentang dirinya sendiri. Tanpa ragu ia bergabung dengan Liviana dan duduk di sampingnya, menyenderkan kepalanya di bahu Liviana dan memejamkan matanya.
“Seberapa kaya kekasihmu? Apa dia lebih kaya dariku?” tanyanya yang tiba-tiba penasaran dengan kekasih Liviana.
“Sangat kaya sampai kau sendiri tidak mengetahuinya.” Jawab Liviana santai, bahkan ia tidak terganggu dengan kehadiran Jaiden di sampingnya.
“Can he give you the world?” lagi Jaiden.
Liviana terdiam, ia melirik Jaiden yang masih memejamkan matanya. Kali ini suara Jaiden terdengar putus asa atau itu hanya perasaannya saja, namun ia tidak percaya jika benar Jaiden begitu putus asa dengannya karena tidak menganggap perasaan pria itu dengan serius.
“Just stay with me, and i will give you everything you want.” Lanjut Jaiden yang kali ini benar-benar terlelap di samping Liviana.
🧩🧩
KAMU SEDANG MEMBACA
Liviana's Boyfriend
RomanceSejak awal, bertemu dengan Jaiden adalah kesalahan. Pria manis dan hangat ternyata memiliki sifat lain yang menyeramkan, bahkan menurutnya hampir seperti seorang maniak. Liviana berusaha keras menjauh dari Jaiden, mengorbankan karir cemerlangnya, d...