_________________________________________________
Mempelai wanita tidak hadir, pernikahan keluarga bangsawan London terancam batal.
_________________________________________________Liviana terkejut membaca headline berita yang sudah memanas di berbagai media, hari ini memang hari pernikahan Serena dengan Jareth dan karena alasan itulah ia mau tidur bersama Jaiden namun mereka tidak melakukan apa-apa selain benar tidur bersama. Media tersebut melaporkan langsung di tempat kejadian yang sudah ramai oleh beberapa masyarakat yang tampak antusias, wajah mereka terlihat bingung ketika mempelai wanita tidak hadir di depan gereja.
“Ada apa?” tiba-tiba Jaiden datang dan memeluknya dari belakang, mata Jaiden masih tertutup.
Tak ingin membuat Jaiden curiga atau khawatir tentang dirinya ia berpura-pura santai, ia mematikan televisi dan berbalik untuk melingkarkan kedua tangannya di leher Jaiden. “Apa aku membangunkanmu?”
“Tentu saja,” jawab Jaiden begitu manja, ia melirik sekilas ke jendela yang masih gelap. “Ini masih gelap, kita lanjut tidur saja.”
Tanpa menolak Liviana mengangguk setuju walaupun ia masih memikirkan berita yang baru ia lihat sekilas tadi, namun lebih baik menutup segalanya dibandingkan Jaiden merasa curiga. Jaiden menatap Liviana yang duduk di pinggir ranjang tanpa segera merebahkan tubuhnya, tatapan mata Liviana terlihat berbeda dari yang semalam ia lihat.
“Whats going on?” Jaiden meraih tangan Liviana dengan lembut sehingga perempuan itu mengalihkan pandangannya ke arahnya. Ia menarik Liviana untuk tidur dan membiarkan tangannya menjadi bantal kekasihnya.
“Hanya...” Liviana bergumam kecil, ia memandang langit kamar yang indah. “Aku hanya berpikir apakah semua orang benar-benar bahagia dengan pilihannya?”
Jaiden terdiam mencerna pertanyaan Liviana, lalu menghadap Liviana dengan tatapan serius. “Bagaimana denganmu? Kau memilih bersamaku, apa kau bahagia?”
Liviana membalas tatapan Jaiden, namun menunduk karena tak mampu menatap mata Jaiden yang begitu tegas. “Entahlah.”
“Liv,” Jaiden mengangkat wajah Liviana hingga menatapnya. “Aku tahu ini terdengar bualan, tapi aku berjanji, aku akan mencintaimu tidak seperti wanitaku sebelumnya dan bertaruh untuk seluruh hidupku.”
“Men are liars.” Jawab Liviana.
Jaiden memeluk Liviana lembut. “You have my word. Trust me, I never lies to you.” Katanya dan mengecup kening Liviana.
Liviana terdiam dalam pelukkan Jaiden, ia sendiri tidak tahu apa yang sekarang ia rasakan namun pelukkan Jaiden cukup menenangkan dirinya.
🧩🧩
Jaiden terbangun lebih dahulu dibandingkan Liviana, pagi ini begitu spesial karena hal pertama yang ia lihat adalah perempuan yang ia cintai. Sejenak ia memandangi lebih dekat wajah Liviana yang begitu polos tanpa make up dan wajah sarkas yang biasa ia lihat. Orang yang kejam dan berhati dingin seperti dirinya tidak pernah percaya akan mencintai seseorang, tapi setelah bertemu Liviana beberapa bulan yang lalu semua berubah.
Why couldn’t I have met her earlier? Itu lah pertanyaan yang sering ia tanyakan setiap malam sebelum tidur, entah sihir apa yang ditancapkan oleh Liviana kepadanya sampai membuatnya seperti ini. Namun ia tidak menyesal, seakan semua memang sudah takdirnya.
“Liv, stay by my side, and I’ll give you everything you wish.” Bisiknya lalu mengecup kening Liviana sebelum turun dari ranjang.
Ia mengambil ponselnya, membaca kembali berita yang sebelumnya ia lihat untuk memastikan. Berita tersebut langsung menjadi trending dan sangat hangat dibicarakan, pernikahan yang sudah menarik perhatian kaum pengusaha karena akan menjadi jalan baru dan berdirinya kerajaan yang tak tergoyahkan, tentu saja pernikahan Jareth dengan kekasihnya yang selama ini tidak menarik untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liviana's Boyfriend
RomanceSejak awal, bertemu dengan Jaiden adalah kesalahan. Pria manis dan hangat ternyata memiliki sifat lain yang menyeramkan, bahkan menurutnya hampir seperti seorang maniak. Liviana berusaha keras menjauh dari Jaiden, mengorbankan karir cemerlangnya, d...