Koper dan barang-barang pribadi mereka sudah berjejer di depan rumah. Siap untuk di angkut oleh para staff ke dalam mobil jemputan masing-masing. Sore ini mereka memang sudah harus meninggalkan rumah ini dan pulang ke agensi.
Pd-nim, juru kamera dan para staff lain sudah berkumpul di rumah itu. Termasuk pihak dari agensi dan manager yang sudah menjemput, mereka semua juga menunggu di rumah itu sampai nanti di nyatakan shooting telah selesai.
Pihak acara sibuk dengan tugas mereka, mengatur sedemikian rupa agar ending scene txt dan itzy yang akan di rekam secara langsung beberapa saat lagi oleh tim terlihat alami dan bisa membawa para penonton masuk ke dalam suasana haru mereka.
Sebelum melakukan shooting, semua tim sudah berdiskusi terlebih dahulu termasuk txt dan itzy. Tapi siapa yang tau, anak-anak kini dengan merasakan sedih yang amat dalam di hati mereka. Tapi mereka mencoba bersikap profesional dan fokus mendengarkan setiap arahan yang di ucapkan oleh pd-nim kepada mereka.
"Kalian ceritain apa aja yang kalian rasakan selama tinggal bareng disini. Kita bebasin kalian mau bicara apa asalkan yang bersangkutan dengan program ini. Kita ga bakal kasih kalian skenario atau apapun itu. Apa yang bakal kalian sampein adalah seratus persen apa yang kalian pikirin." ucap pd-nim.
"Iya pd-nim, kita ngerti." sahut Soobin.
"Oke, saya tau pasti banyak yang ingin kalian sampein kan? Nah, sekarang waktunya."
Txt dan itzy saling bertukar pandang satu sama lain. Mereka semua tersenyum tulus tapi mengisyaratkan kesedihan di dalamnya.
"Bisa di mulai sekarang ga?"
Mereka menghela napas panjang. Mencoba untuk merilekskan diri dan suasana hati mereka.
"Siap pd-nim." Seru mereka bergantian. Setelah yakin sama diri mereka masing-masing.
Pd-nim dan para staff pun bersiap-siap. Mereka semua beranjak ke di belakang kamera.
"Camera standby, action!"
Bersamaan dengan itu, juru kamera mulai menyorot kearah txt dan itzy satu persatu.
Yeji menghela napasnya sebelum bicara, "eung... Iya, akhirnya kita semua udah sampai di hari terakhir kita. Waktu emang terasa cepet berlalu ya temen-temen?"
"Iya, kita juga ga nyangka sebelumnya kalau program ini bakal senyaman buat kita." lanjut Ryujin.
Beomgyu nganggukin kepalanya pelan, "iya. Jujur sih, awalnya kita ga yakin dan takut ikut acara kaya gini. Masalahnya setau aku sih, belum pernah ada sebelumnya acara tv dengan konsep kaya gini. Tapi ternyata kita bisa bikin sejarah baru dan sukses nyelesainnya sampai akhir."
"Iya, dan itu berkat kerja keras kita bersama. Termasuk staff dan lain-lain." lanjut Chaeryeong.
"Terutama fans dan semua orang yang dengan kerendahan hatinya bersedia nonton acara ini." ucpa Taehyun melengkapi.
Tapi tiba-tiba mereka denger suara isakan tangis. Ternyata Yuna dari tadi udah nahan-nahan buat ga nangis, tapi akhirnya nangis juga😭
"Ahh Yuna.... Kenapa?" Lia langsung meluk Yuna yang emang duduk di samping dia.
Yuna gelengin kepalanya sambil ketawa kecil di sela tangisannya. Malu sama dirinya sendiri.
"Maaf temen-temen, aku jadi nangis kaya gini. Aku cuman sedih aja, soalnya kita udah mau pisah aja." ucap Yuna sambil tersedu malu.
Kai yang tumbenan duduknya jauhan sama pacarnya itu langsung nyamperin, nyodorin tisu ke Yuna. "Jangan nangis, nanti kita semua ikut nangis loh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
¹⁰⁰ ᵈᵃʸˢ ʷⁱᵗʰ ʰᵒᵐᵉᵐᵃᵗᵉ √
FanfictionGimana jadinya kalau TXT dan ITZY jadi teman serumah? Yap, dua grup rookie itu ikut dalam acara reality show di salah satu chanel tv nasional korea yang lagi populer-populernya disana. Judulnya '100 DAYS WITH HOMEMATE' *bahasa non baku / kasar *50%...