mulanya

3.2K 432 10
                                    

HUJAN kotaku, di langit bogor dengan rintik malu-malu. ada sesosok matahari yang ikut berteduh kala itu.

“awan kenapa menangis?” kepalanya menengadah pada langit terang.

tak tertahan, lalu terjadi peraduan dua pasang mata. menatap, itu hanya sepasang mata cokelat pribumi biasa dengan pantulan langit sore keemasan, memberi afeksi irasional yang hanya akan jadi gila.

“oh, hai?”

“saya minta maaf atas hujan sore ini”

tapi yang di permasalahkan bukan hujan, perkenalan tak sengaja katanya.

si matahari di bulai mei.




si matahari di bulai mei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
perangai selaksa si matahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang