Flashback on
Suara gedoran pintu yang memekakan telinga mengganggu tidurku. Beberapa kali pintu kamar itu dipukul dengan keras. Aku membuka mataku dengan terpaksa. Dan melirik jam dinding dikamarku. Ini baru pukul 2. Tapi siapa yang sudah membuat kegaduhan didepan kamarku?
Aku bangkit, lalu berjalan kearah pintu dan membukanya perlahan. Ada ae disana. Ia tersenyum lebar saat melihatku.
"ah kenapa kau ada dikamarku? " tanyanya. Aku mengernyit bingung. Ini kamarku, kenapa dia mengatakan bahwa kamarku adalah kamarnya?
grep!
Aku melotot kaget ketika ae tiba tiba membawaku kepelukannya. Ia memelukku cukup erat. Membuatku sedikit kesulitan untuk bernafas.
"uh,, ae ! kau memelukku terlalu erat!" aku berusaha melepaskan diri dari ae .
Namun baru saja lepas dari pelukannya , ae malah menangkup kedua pipiku.
"kau ingin tidur bersamaku? " tanyanya seraya tersenyum lebar .
Ouh, bau alkohol tercium pekat dari tubuhnya. " ae! Kau mabuk? "
"apa? Aku? Tidak... Aku tidak mabuk"
Aku menghela nafas panjang, lalu meletakkan tangannya dipundakku. jika sudah begini tak ada cara lain selain Membantunya berjalan kekamarnya. Saat sudah mabuk seperti ini , ae benar benar susah sikendalikan .
"ini bukan kamarmu. Ini kamarku. Aku antar kekamar na" ujarku lalu memapahnya berjalan.
Susah sekali sekedar membawanya kekamar. Karena mabuk, ae tak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. Apalagi besar tubuh ae yang jauh lebih besar dariku. Aku kesulitan membawa ae kekamarnya.
Secara perlahan aku membaringkan ae dikasur. Aku mengusap keringat dikeningku. Lalu melepaskan sepatu ae.
Setelah meletakkan sepatu itu dirak sepatunya aku kembali dan menyelimuti ae. Ae sepertinya sudah tertidur pulas. Aku menatapnya sebentar. aku tersenyum seraya merapikan rambut ae agar tak mengganggu matanya saat tertidur. Namun tiba tiba tangan ae mencekal tanganku. Ia membuka matanya. membuat mata kami beradu pandang.
Tak lama Ae tiba tiba menarikku, dan menelentangkanku diatas kasurnya. Ia naik dan berada diatasku. Mataku berkedip kedip, terlalu shock dengan apa yang baru saja terjadi.
"A, ae~" gugupku berusaha mendorong tubuhnya. Namun sayangnya ae tak beranjak sedikitpun. Aku meneguk salivaku. Tak berani menatap tatapan lapar ae padaku. Tubuhku merinding, karena tatapan ae yang sedemikian rupa.
"kau... Cantik" dari sekian banyak ucapan ae. Ucapannya kali ini lah yang membuatku merasa tak berdaya. Ia berucap pelan, nafasnya terdengar berat. Ae membelai wajahku, lagi lagi tubuhku merinding dibuatnya.
"A, ae.. Kau mabuk" aku memalingkan wajahku. Jantungku berdegup kencang saat tatapan ae begitu lekat padaku.
Cup !
Namun sebuah ciuman mendarat dileherku . Aku memejamkan mata, meremas seprai kasur dengan kuat.
"kumohon, lihat aku... " ae menarik wajahku agar menatap wajahnya lagi.
Mataku terbuka perlahan . Manatap wajahnya yang hanya beberapa senti dari atas wajahku .
"aku... Menyukaimu" ae berujar sendu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Hate
FanfictionBagaimana jadinya jika pete tiba tiba didiagnosa hamil oleh dokter, Padahal itu tidak seharusnya terjadi padanya. ? Pete harus menikah dengan ae yang notabenenya ayah dari bayi yang dikandungnya. Namun pernikahannya tidak berjalan mulus, pete haru...