#07 Taehyung, Aku Kesal!

3.1K 430 63
                                    

GREATEST OF ALL TIME
A BTS Fanfiction
Taehyung X Jimin

Genre : Slice of Life, Drabble, Fluff
Chapter : #07 Taehyung, Aku Kesal!
Words count : 0.4K+
Disclaimer : All of BTS members belong to their agency and parents, storylines are from various sources (mostly on twitter), original writing is mine.

***

"Jimin, ada apa?" tanya Taehyung saat ia mendapati tatapan tajam dari kawan rumahnya, Park Jimin, ketika kakinya baru saja menapak pada lantai ruang tamu yang sekaligus merangkap sebagai ruang tengah rumahnya. "Kenapa menatapku seperti itu? Padahal aku sudah pulang tepat waktu? Jam enam, 'kan?" sambungnya, berhati-hati. Takut kalau-kalau ia salah ucap akan membuat Jimin mengamuk dan meledak.

Setelahnya Taehyung melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Memang benar jam enam kurang sepuluh, dia bahkan tidak terlambat dari janjinya dengan Jimin untuk tidak pulang terlambat supaya bisa makan malam bersama tepat waktu. Tapi, apa yang menjadikan Jimin berdiri di tengah-tengah ruangan dan melemparinya tatapan mematikan demikian?

"Aku sedang kesal," ujar Jimin, "Tadi aku mau mengambil bawang goreng di laci atas, tapi nggak sampai gara-gara aku kurang tinggi. Aku jadi harus naik kursi dulu, merepotkan sekali, cuih. Kenapa laci dapurnya tinggi sekali, sih?!"

"Kenapa menyalahkan lacinya? Kamu saja yang terlalu pende—" Taehyung segera menghentikan kalimatnya saat melihat Jimin yang seakan membunuhnya saat itu juga kalau dia benar merampungkan kalimatnya. "—maksudku, laci dapur sialan! Kenapa letaknya tinggi sekali? Kurang ajar, menyulitkan Jimin-ku saja!"

Lantas Taehyung mengambil langkah lebar mendekati Jimin. Ia membungkuk dan memeluk kedua paha Jimin untuk diangkat dan dibawanya menuju dapur.

"Cepat, pukul lacinya, Jimin!"

Bug! Bug! Bug!

Jimin benar-benar memukul pintu laci kayu yang ada di hadapannya dengan genggaman mungilnya selagi ia berada di gendongan Taehyung. "Sebal! Sebal! Sebal!"

Setelah dirasa Jimin puas memukul laci dapur, Taehyung kembali menurunkan Jimin di lantai. Ditatapnya wajah Jimin, Taehyung kira Jimin akan menjadi lega, namun nyatanya dia tetap terlihat tidak senang.

"Aku juga kesal karena Taehyung lebih tinggi dariku. Kenapa kakimu panjang sekali, sih?"

"Eh?" Kedua mata Taehyung membola. "Kenapa menyalahkan kakiku? Padahal kalau aku nggak tinggi, aku nggak bakal bisa membantumu ke atas buat memukul lacinya?"

"Aku bisa naik ke atas kursi kalau cuma buat memukul laci."

"O-oke...." Taehyung menelan ludah.

"Kalau aku pendek, seharusnya Taehyung juga pendek! Kalau tinggi badan kita selisihnya sejauh ini, aku jadi semakin sebal!" seru Jimin sembari menjejak-jejakkan kakinya.

"Tapi, 'kan ada keuntungannya juga dengan selisih itu," sanggah Taehyung. "Sini, deh."

Bahkan Jimin belum sempat bingung, tahu-tahu Taehyung sudah menarik Jimin ke dalam pelukannya. Telapak tangan lebar Taehyung menekan kepala Jimin, membuat telinga Jimin menempel rapat pada dadanya. Dan Jimin bisa mendengar jelas degup jantung Taehyung yang saling mengejar.

Lantas Taehyung berujar rendah, "Coba kalau selisih tinggi kita nggak seperti ini. Waktu aku memeluk kamu, kamu nggak bakal bisa dengar detak jantungku yang berantakan begini cuma gara-gara kamu."

***

Author's Note


Double update yeay c:

Enjoy!

Greatest of All Time [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang