#32 Jimin, Jangan Marah-marah

1.5K 272 46
                                    

GREATEST OF ALL TIME
A BTS Fanfiction
Taehyung X Jimin

Genre : Slice of Life, Drabble, Fluff
Chapter : #32 Jimin, Jangan Marah-marah
Words count : 0.4K+
Disclaimer : All of BTS members belong to their agency and parents, storyline is mine.

***

Belakangan ini, kepala Taehyung rasanya mau meledak saja lantaran ada suatu hal yang terus mengusiknya.

Bukan, ini bukan soal tugas kuliah yang menumpuk atau dosen killer yang pelit nilai, atau juga uang jajan bulanan yang semakin habis menguap entah kemana. Taehyung bukanlah tipikal pemuda yang gampang mempermasalahkan hal-hal umum demikian.

Karena, pada dasarnya Taehyung itu budak cinta, jadi yang hanya menjadi masalah dalam hidupnya adalah Park Jimin. Bukan berarti Jimin adalah sebuah masalah baginya, Taehyung itu suka Jimin. Suka sekali.

Tapi, beberapa hari terakhir, Jimin menjadi begitu sensitif dan sering marah-marah padanya, bahkan saat Taehyung hanya sedang menatapnya. Jimin pasti akan langsung berteriak, "Jangan lihat-lihat, atau aku colok mata kamu!"

Taehyung tentu saja menjadi khawatir akan apa yang menyebabkan Jimin demikian. Tapi, tugas-tugas dan jadwalnya yang mendadak jadi padat menghambatnya untuk mempertanyakan hal itu pada Jimin.

Ketika ia bercerita tentang ini pada salah satu temannya, Hoseok, yang menjadi tanggapan yang diterimanya adalah, "Belakangan ini kau selalu pulang larut. Mungkin Jimin menjadi begitu karena dia merindukanmu? Orang kalau kangen itu bawaannya suka marah-marah."

Maka Taehyung menghela napas kasar dan mengacak surainya sendiri. Yang dibilang Hoseok itu bisa jadi, tapi Taehyung juga tidak ingin terlalu berharap. Hah, tidak tahu lah.

Dengan lesu, Taehyung membuka pintu depan rumahnya. Pandangannya sayu dan tubuhnya seakan remuk malam ini. Ingin segera mandi dan tidur sebelum besok pagi memulai rutinitas yang sama.

"Jimin, aku pulang," ujar Taehyung lirih ketika ia melangkahkan kakinya masuk.

"Nggak tanya!" balas Jimin ketus. Pemuda mungil itu tengah duduk bersila di atas sofa dengan balutan piyamanya, melempari tatapan tajam pada Taehyung.

Rahang Taehyung mengetat. Ingin saja meledak di tempat lantaran Jimin yang tidak menyambutnya dengan baik ketika ia pulang dalam keadaan letih.

Tapi, sekali lagi, Taehyung itu budak cinta. Tidak tega rasanya untuk membentak Jimin. Dan lagipula, Hoseok bilang, Jimin menjadi begitu karena kangen 'kan? Bagaimana kalau ternyata memang benar begitu?

Lantas Taehyung menghampiri Jimin dan duduk di sampingnya. Kedua tangannya merengkuh erat tubuh mungil Jimin dan ia tenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Jimin sebelum ia menggesek-gesekkan hidungnya di sana. "Jimin, aku kangen kamu. Malam ini aku tidur sama kamu, ya? Di kamar kamu?"

Tak ada jawaban selain tubuh Jimin yang seakan mematung, kaku.

"Tidur sambil peluk, ya?" lanjut Taehyung.

Tetap tidak ada suara yang Jimin keluarkan.

"Sebelum tidur, kasih cium di kening, ya?"

Terdengar hembusan napas panjang keluar dari mulut Jimin. Perlahan tangannya bergerak untuk membalas pelukan, sebelum ia menjawab lirih, "Taehyung bego. Aku juga kangen Taehyung. Tidur berduanya setiap hari saja!"

Taehyung tersenyum. Ia jauhkan wajah dari leher Jimin sebelum memberikan kecupan ringan di pipinya. "Iya, setiap hari. Jangan marah-marah lagi, ya."

Jimin menunduk untuk sembunyikan wajah meronanya, lalu ia mengangguk-angguk kecil.

Dari situ Taehyung membenarkan ucapan Hoseok. Ternyata Jimin memang lagi kangen.

***

Author's Note
I'm sooooo sorryy for super late updating-!☹️

Maaf juga karena belom bisa balesin komen kalian, belakangan wattpad-ku suka error gatau kenapa huhu T-T

Enjoy!

Greatest of All Time [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang