#24 Jimin, Sudah Sampai

1.6K 296 40
                                    

GREATEST OF ALL TIME
A BTS Fanfiction
Taehyung X Jimin

Genre : Slice of Life, Drabble, Fluff
Chapter : #24 Jimin, Sudah Sampai
Words count : 0.4K+
Disclaimer : All of BTS members belong to their agency and parents, storyline is mine.

***

Selama perjalanan di motor mengelilingi jalanan kota, Taehyung menjadi sangsi, sebenarnya Jimin menjadi 'sabuk' itu untuk menjamin Taehyung aman atau untuk melindungi diri sendiri. Sebab, sedari tadi Jimin terus berteriak, "Taehyung, pelan-pelan! Jangan ngebut!" seiring dengan pelukannya yang semakin erat pada perut Taehyung.

Padahal, Taehyung sendiri mengendarai motornya dengan kecepatan tidak lebih dari 40km per jam. Tapi, sebenarnya Taehyung tidak keberatan juga sih, dia merasa menjadi pihak yang diuntungkan karena Jimin terus memeluknya dengan erat selama hampir setengah jam. Jarang-jarang, 'kan, yang seperti ini?

Kini, Taehyung memarkirkan motornya di sebuah lapangan parkir yang ada di dekat taman kota. Pikirnya, Jimin mungkin merasa haus lantaran terlalu banyak berteriak. Jadi, Taehyung berencana untuk membelikan Jimin minuman dan menraktir jajan sepuasnya malam ini. Berhubung saat malam minggu, taman kota akan selalu ramai dengan pedagang jajanan kaki lima.

Namun, meski Taehyung sudah jelas-jelas mematikan mesin motornya, Jimin masih bergeming di tempat. Memeluk Taehyung dengan erat tanpa mengucapkan apa pun.

"Jimin?" panggil Taehyung, sembari melirik wajah Jimin melalui kaca spion. Kedua mata Jimin masih terpejam rapat, membuat Taehyung berpikir bahwa Jimin masih merasa takut. Maka ia tertawa pelan dan tangannya tergerak untuk mengusap lembut punggung tangan Jimin yang bertengger di perutnya. "Sudah sampai. Ayo turun."

Tapi, Jimin tak menjawab.

"Jimin?" Taehyung menepuk pelan tangan Jimin.

"Taehyung, aku kelilipan." Jimin akhirnya bersuara. "Nggak bisa melek. Aku nggak bisa turun kalau nggak bisa melek. Mau kucek, tapi aku takut jatuh kalau nggak pegangan Taehyung."

Taehyung kembali tertawa, membuat Jimin cemberut kesal. "Coba dikedip-kedipkan," saran Taehyung.

"Tadi sudah. Tapi, nggak berpengaruh."

"Astaga, hahaha." Taehyung tak berhenti tertawa. "Mau aku membantumu? Aku tiup?"

Sebuah anggukan cepat Jimin berikan sebagai jawaban. Melihatnya, maka Taehyung melepaskan helmnya dan menggantungkannya pada spion motor, lantas berujar, "Lepas dulu ya, peluknya. Aku harus turun dulu buat tiup mata kamu. Tenang saja, aku bakal tetap pegang tangan kamu."

Jimin menurut untuk melepaskan pelukan dari perut Taehyung sebelum menyambar cepat tangan Taehyung. "Taehyung, aku takut jatuh," cicitnya.

"Nggak bakal," balas Taehyung dengan santai selagi ia turun dari motornya dengan tangan yang menggenggam Jimin. Kemudian Taehyung menuntun tangan Jimin untuk berpegangan pada pundaknya, sementara kedua tangannya sendiri membantu melepaskan helm dari kepala Jimin.

"Yang kelilipan yang mana?" tanya Taehyung.

"Dua-duanya."

Taehyung hanya mengangguk singkat, lalu membuka paksa kelopak mata kanan Jimin untuk ditiupnya beberapa kali. Setelahnya, ia berpindah pada mata kiri Jimin untuk melakukan hal yang sama. Taehyung meniupnya untuk memastikan debu atau material lain yang terselip di mata Jimin hilang.

"Sudah?"

Jimin mengerjap-erjapkan matanya beberapa kali hingga pandangannya menjadi jelas. Sontak napas Jimin tertahan, bersamaan dengan wajah dan telinganya yang memanas ketika ia mendadak mendapati paras menawan Taehyung saat pertama kali membuka mata.

Lantas Jimin mengerang panjang sambil membenturkan dahi di pundak Taehyung. "Heungg! Aku kesaal!"

"Loh, Jimin?" Taehyung seketika panik saat memdapati tingkah Jimin yang demikian. "Kesal kenapa? N-napasku bau?"

Jimin menggeleng cepat. "Kamu gantengnya keterlaluan! Aku kesal!"

***

Author's Note
Ga modal gitu ya, ngedate nya jajan di alun-alun. Gapapa lah ya biar lokal dikit hwhwhw :D

Enjoy!

Greatest of All Time [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang