14. Harris ke INA?

13 5 0
                                    

   Rumah Sakit SK.

Aleksia perlahan membuka matanya yang kabur. Detik demi detik Aleksia rasakan sakit itu kala menajamkan pandangannya. Perlahan dia bisa melihat Madame dan Galaksi disamping kanan dan kirinya. Tunggu, dimana dia sekarang? Mengapa kedua orang itu ada disampingnya?

"Sia, kamu udah sadar?" ujar Madame sambil mengelus pelan pucuk kepalanya.

Aleksia hanya tersenyum tipis sebagai jawaban dia baik-baik saja.

"Syukurlah kamu gakpapa," kata Madame dengan senyum yang mengembang.

"Maaf Tante, boleh aku bicara sebentar dengan Aleksia?" Izin Galaksi yang menginginkan pembicaraan empat mata.

Madame mengangguk dan dengan segera meninggalkan ruang rawat.

"Lo kenapa pakai pingsan segala si?!" ketus Galaksi dengan sorot mata tajam.

Aleksia mengerutkan keningnya tidak mengerti. Dia yang sakit kenapa Galaksi yang marah-marah.

"Gue khawatir banget tahu sama lo."

Deg. Degup jantung Aleksia berdebar tiga kali lebih cepat dari biasanya. Dunia seolah berhenti hanya disitu. Bau parfum Galaksi memenuhi isi ruangan hingga membuat dada Aleksia sesak. Namun, tanpa butuh waktu yang lama lagi Aleksia mencoba menetralisir degup jantungnya dan mencoba bersikap biasa-biasa saja, walaupun awalnya sulit.

"Aku gakpapa kok," kata Aleksia memecahkan keheningan.

"Syukurlah kalau gitu. Btw, Lo pingsan sebelum atau sesudah gue telfon?" Galaksi mencoba mengintrogasi.

"Ya mana aku tahu. Jadi orang kok aneh banget si?!"

"Kalau lo pingsan sesudah gue telfon berarti gue punya hak buat marah sama lo. Tapi, kalau lo pingsan duluan sebelum gue telfon lo berhak dapat hadian dari gue."

"Aku pikir aku punya hak atas hadiah itu."

"Lo yakin mau hadiahnya?"

"Maybe,"

"Okeh. Sebelum ada hak pasti ada kewajiban, iya kan?"

"Apa?"

"Lo harus dateng ke festival band nanti dan lo harus jadi penonton setia band gue."

Galaksi benar-benar menyebalkan. Sudah tahu Aleksia sedang kurang sehat malahan dipaksa ikut festival. Sebenarnya Galaksi khawatir beneran sama kondisinya atau cuma bungkusnya doang. Aleksia menghembuskan napasnya panjang.

"Gue anggap lo setuju. Tenang, gue bakalan jagain lo kok."

Galaksi meminta izin pada Madame untuk membawa Aleksia pergi dan kebetulan dokter ada disana. Barusan, dokter bilang Aleksia sudah boleh pulang jadi, Galaksi gak perlu was-was membawa kabur Aleksia.

                          * * *

Della sahabat Harris J kini berjalan melewati kerumunan dan memposisikan diri didepan. Sebenarnya, Della malas datang ke konser ini karena masih banyak puisinya yang terlentar akibat tertabrak tugas sekolah. Tapi, mengingat Harris J yang katanya akan datang ke festival ini mendadak dia ada kemauan kesini.

Della mengibaskan selembaran catatan puisinya agar menimbulkan angin sepoi-sepoi dikarenakan cuaca sangat cerah dan menyengat.

Angin berhembus begitu cepat membuat selembaran puisi itu terbawa arus dan berakhir buruk.

"Maaf," ucap Della yang mendapati selembar puisinya menutupi wajah cantik seorang cewek yang duduk di kursi roda dengan seorang cowok tampan yang sedang mendorongnya.

AleksiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang