16. Rencana

17 4 0
                                    

   Matahari mulai tenggelam dari tahtanya. Sumilir angin sore menyapu rambut pendek Aleksia. Tatapannya tak terarah di udara. Dia tengah berdiri dan menopang dagu diatas pagar besi balkon kamar, tempat favoritnya.

Instrumen musik Harris berulang-ulang ia dengar. Ia tidak bosan sama sekali, justru dia semakin ingat peristiwa festival tadi yang benar-benar membuatnya bahagia. Dia masih tidak percaya kalau dia sudah bertemu dengan Harris.

Ah ya, dia juga sempat berfoto dengannya. Aleksia merogoh saku celananya yang berwarna biru dongker dan berusaha mengambil benda pipih miliknya. Ia membuka lock screen dan langsung melihat foto-fotonya tadi bersama Harris J. Tidak banyak fotonya karena keburu fans-fansnya yang lain menyerobot ingin mengambil gambar dengannya.

Aleksia tersenyum setiap kali melihat foto itu. Satu foto ia pilih untuk dijadikan wallpaper Hp.

"Oy!" satu tepukan tangan berhasil mendarat dipundak Aleksia.

Aleksia terkejut, hampir saja handphonenya jatuh kalau saja ia tidak capat-cepat menangkapnya. Aleksia berbalik melihat siapa yang tiba-tiba datang dan membuat moodnya hancur.

"Rio!" bentaknya sambil meremas jemari-jemari tangan kirinya.

"Hehe," ujar Rio cengengesan seolah tak berdosa.

"Berapa kali si aku harus bilang, kalau masuk tuh ketuk pintu dulu! Kalau gak salam kek, panggil kek, atau apa kek!"

"Iya iya, Maaf. Lagian Lo kelihatannya asik banget sama hp Lo, emangnya lagi ngapain si?" Rio mendekat berusaha mengambil alih benda pipih itu.

"Kepo," kata Aleksia sambil mengumpatkan handphonenya dibelakang punggung.

"Oh gitu sekarang. Udah main rahasia-rahasiaan sama Gue. Okeh."

"Gitu aja ngambek."

"Udah sini cepetan kasih tahu Gue."

"Iya, sebentar." Aleksia duduk dikursi yang sudah disediakan. Rio membuntutinya dan ikut duduk dihadapan Aleksia.

"Sini!" paksa Rio.

"Nih,"

Dengan cepat Rio mengambilnya. "Gak di sandi kan?" tanya Rio basa-basi.

"Udah tahu nanya." Kesal Aleksia.

Yang pertama kali Rio lihat adalah gambar Harris dan Aleksia di wallpaper Hp itu. "Lo? Lo sama Harris? Kok bisa?" tanya Rio sedikit kaget.

Aleksia tersenyum penuh kemenangan. "Iya dong. Apa aku bilang, kalau mimpi ada usahanya tuh pasti terwujud. Kamu aja ngeyel." Sindir Aleksia mencoba mengingatkan perkataan Rio yang pernah mengejeknya tak akan pernah ketemu Harris.

"Hmm," balas Rio sambil menelan omongannya sendiri.

"Sini, kembaliin handphonenya!"

"Nih! Pelit amat jadi orang."

"Pelit apanya coba? Kan kamu udah lihat barusan."

"Sekarang coba Lo ceritain gimana caranya Lo bisa ketemu sama bule kriwil itu?"

"Jadi gini, aku kan disuruh nyanyi diatas panggung. Awalnya si aku gak mau tapi akhirnya mau. Trus ditengah acara tiba-tiba Harris dateng dan duet sama aku. Katanya si dia disuruh Galaksi buat dateng ke INA dan nyanyi bareng sama aku."

"Gilaaa. Si Galaksi beneran suka ya sama Lo? Atau jangan-jangan dia udah kena pelet Lo?" hardik Rio menghakimi.

"Apaan si, Rio. Mana ada pelet-peletan di jaman sekarang?" ujarnya sambil bergidik.

"Ya kali aja. Eh, kalau Galaksi tiba-tiba nembak Lo, Lo bakal gimana?" tanyanya penasaran.

"Kayaknya gak mungkin deh. Secara Galaksi cowok most wanted bangeet, sedangkan aku apa?" Sungguh kepercayaan diri Aleksia benar-benar down sekarang.

AleksiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang