[5] Is Miracle Exist?

4.8K 412 51
                                    

Saat ini Taehyung sedang sendiri. Jungkook sedang mengerjakan tugas kuliahnya yang sempat terbengkalai. Jimin membantu Jin membersihkan rumah mereka yang sempat tak terurus karena fokus kepada Taehyung yang sakit.

Omong-omong, Jimin sudah tinggal dirumah Taehyung dan Jin sejak tiga tahun yang lalu. Tepatnya saat mereka SMA, orang tua Jimin memutuskan bercerai. Ayahnya pergi ke London. Ibunya membeli rumah yang jauh dari tempat awal mereka. Dan Jimin tak ingin memilih antara keduanya. Lagipula, saat kedua orang tuanya masih bersama pun ia tetap tak pernah bahagia.

Dan atas permintaan Taehyung dan Jin, Jimin memutuskan untuk tinggal bersama mereka. Lagipula saat itu Taehyung juga sedang terpuruk atas meninggalnya ayahnya karena kecelakaan. Maka bisa dibilang, Taehyung dan Jimin 'bangkit' bersama dari keterpurukan mereka.








"Halo, Taehyungie."

Sebuah suara berat mengalihkan perhatian Taehyung dari komik yang dibacanya. Dilihatnya Namjoon masuk bersama dengan seorang suster. Namjoon tersenyum yang menunjukan kedua lesung pipinya.

"Hai, hyung!" Taehyung balas tersenyum.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Namjoon sambil memakai stetoskop-nya. Ia lalu menempelkan ujung benda dingin itu kedada Taehyung.

"Harusnya aku yang bertanya. Kan hyung dokternya, tentunya hyung yang tau jelas kondisiku kan?" Ucap Taehyung.

Namjoon tersenyum kecil mendengarnya. Ya, ia mengetahui jelas kondisi Taehyung. Bahkan dari aspek yang terburuk sekalipun ia tau.

"Sudah, sekarang waktumu untuk minum obat." Ucap Namjoon.

Dan Taehyung baru sadar bahwa suster itu membawa nampan yang berisi obat-obatan yang harus ia minum. Namun yang ia tidak mengerti adalah, mengapa jumlahnya nampak lebih banyak dari biasanya?

"Hyung tidak salah?"

"Heum, salah apa maksudmu, Tae?"

"Obatku biasanya tidak sebanyak ini." Protes Taehyung.

"Hyung yakin kan, kalau obatku tidak tertukar dengan obat kakek penderita diabetes dikamar sebelah?" Taehyung bertanya dengan wajah polosnya.

Namjoon tertawa mendengar pertanyaan konyol Taehyung. Apalagi dengan wajah Taehyung yang terlihat seperti bocah lima tahun yang bertanya kepada orang tuanya.

"Kau pikir ini disinetron, huh? Bisa menukar obat dengan seenaknya. Ini rumah sakit terpercaya, Tae. Dan soal obat, minum saja. Kau mau cepat sembuh kan?" Jelas Namjoon.

"Tap---"

"Sudah jangan banyak protes kau tiger. Jangan mulai nakal lagi, ya. Nanti hyung adukan pada Jin hyung." Ancam Namjoon main-main.

Taehyung hanya mampu memanyunkan bibirnya. Ia tidak mau diadukan pada hyungnya. Cukup kemarin saja Jin hyung membentaknya. Taehyung tak ingin lagi, ia takut.

Maka dengan rasa terpaksa ia meminum semua obat-obatnya. Ah, sungguh pahit. Ia pikir obatnya semakin tidak enak saja. Tapi ia sadar, dari obat-obatan inilah dia bertahan hidup sampai sekarang.

"Nah sekarang berbaringlah. Kau harus istirahat." Ucap Namjoon.

Taehyungpun mengikuti intruksi Namjoon. Lagipula matanya juga sudah mulai lelah membaca komik. Iapun berbaring dan menyamankan posisinya.

Taehyung pikir Namjoon akan pergi dan membiarkan dia istirahat. Namun ia salah, ia justru melihat Namjoon mengeluarkan sebuah suntikan. Taehyung langsung bergetar, sejak dulu ia benci benda itu.

"Hyung..." Lirihnya.

Namjoon hanya tersenyum seolah menenangkan Taehyung, lalu kemudian menyuntikan isinya kedalam infus Taehyung. Beberapa menit kemudian Taehyung merasa tubuhnya panas. Ia merasa ada yang mengalir disela sela pembuluh darahnya dan itu menyakitkan.

something i can't get || kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang