[15] Sweet Dreams

3.6K 323 91
                                    

Bertumpuk rasa penyesalan memenuhi rongga hatinya. Teringat olehnya saat sosok itu selalu membelainya hangat kala dirinya masih kecil. Kasih sayang yang tak henti ia terima setiap hari. Namun karena egoisme sesaat seakan meruntuhkan itu semua. Ikatan yang dahulu mengikat kini seakan merenggang.

Sudah saatnya Jungkook belajar dewasa. Sudah saatnya ia mengikis jarak antara ia dan sang Ibunda.



"Tenanglah, Kook." Yoongi mengusap pundak Jungkook yang berjalan dengan tergesa disebelahnya.

Mereka menyusuri lorong-lorong rumah sakit yang sudah tak asing lagi dimata. Dimana betapa seringnya mereka berada ditempat ini, demi seseorang yang berharga.



"Eomma!"

Jungkook menjatuhkan dirinya kedalam dekapan sang Ibunda. Merasakan hangat yang sempat memudar diantara mereka. Meruntuhkan egoisme yang sempat menguasai rongga hatinya.

"Maafkan aku." Jungkook terisak bak anak kecil dalam pelukan eomma-nya. Teringat bagaimana tiga tahun terakhir hanya ada dinding penyekat diantara keduanya.

Hyejin, seperti menemukan sosok anaknya lagi. Jungkook putranya telah 'kembali' kedalam rengkuhannya.

"Maafkan aku, telah egois selama ini. Aku telah bersikap dingin pada eomma. Maaf, karena tidak bisa bersikap dewasa. Maaf--hiks, aku pasti melukai hati eomma selama ini---"


"Ssstt." Hyejin mengusap lembut rambut putranya, "Eomma juga minta maaf sudah menjauhkan diri darimu. Tidak tau apapun tentangmu, tidak mendengar keluhanmu. Eomma membiarkanmu bangkit sendiri atas lukamu. Maafkan eomma, nak."

Jungkook mengeratkan pelukannya, sungguh ia begitu merindukan pelukan hangat ini, "Aku berjanji aku akan berubah. Aku akan menjadi putramu yang dulu lagi, eomma."

Yang ada disana--- Jin, Jimin, dan Yoongi, tersenyum hangat melihat pemandangan dihadapan mereka. Terutama Jin dan Jimin, mereka begitu lega melihat pertikaian dalam keluarga Jungkook selesai juga.

Selama ini, Jungkook tidak begitu terbuka akan masalahnya kepada mereka. Ia lebih suka mengesampingkan masalahnya dan bersikap seolah semuanya baik-baik saja.

Hyejin melepas pelukan itu, menghapus air mata dipipi putranya, "Sudah, jangan menangis lagi. Kita mulai semuanya dari awal. Kau putra eomma satu-satunya, jangan ada jarak lagi."

Jungkook mengangguk dan tersenyum, "Ne, terimakasih eomma."

"Dan maafkan eomma yang sudah salah paham. Eomma menuduh Taehyung yang tidak-tidak. Benar katamu, eomma belum mengenalnya dengan baik. Eomma salah mengira tentangnya." Ucap Hyejin tulus.

Jungkook tersenyum hangat, "Dia adalah orang yang istimewa, eomma. Aku belajar banyak hal darinya."

Lalu, Jungkook teringat satu hal. Ia mengalihkan pandangannya pada Jin, "Hyung, dimana Taetae hyung? Aku ingin bertemu dengannya."

Pandangan Jin berubah sendu. Begitupun dengan Jimin dan Hyejin yang langsung menundukan kepalanya. Sementara Jungkook dan Yoongi langsung bertanya-tanya.

"Ada apa, hyung? Tae hyung baik-baik saja, kan?" Jungkook berucap khawatir. Teringat saat ia bertelfon dengan Taehyung, sambungannya terputus begutu saja.

Jin mengalihkan pandangannya pada pintu ruangan yang tertutup rapat. Pandangan mata sendu Jin seakan dapat terbaca oleh Jungkook.

"Apa Tae hyung drop lagi?"

Diamnya Jin seakan mengatakan bahwa itu benar. Jungkook menunduk sambil mengepalkan tangan, baru saja ia mendapat kelegaan dihatinya, namun kini harus dihadapkan dengan suasana seperti ini lagi.





something i can't get || kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang