"Ini salahku, Jim. Karena aku kau jadi cedera begini."
"Tidak, Tae. Ini sepenuhnya salahku. Karena aku kau tidak minum obat, dan lihat? Kau jadi kambuh sekarang."
"Itu karena aku sendiri, Jim. Aku yang lupa minum obat. Itu bukan salahmu."
"Dan aku jatuh karena kecerobohanku sendiri, Tae."
"Tapi--"
"Tidak--"
Jungkook memutar bola matanya malas, mendengar perdebatan dari kedua hyung-nya. Ia sendiri bingung apa inti dari perdebatan itu. Mereka berebut menjadi pihak yang salah, begitu?
"Aish, hyung. Sudahlah." Jungkook mengacak rambutnya. Bosan sendiri melihat keduanya.
"Tapi, Kook, memang aku yang membuat Jimin cedera. Ini salahku--"
"Maksudmu apa? Justru karena kecerobohanku, kau tidak jadi minum obat dan kambuh, Tae."
"Tapi--"
"Begini saja," Jungkook memotong pembicaraan.
"Jika kalian berdua sama-sama merasa salah, kenapa tidak saling minta maaf saja?" Usul Jungkook. Kalau dia tidak turun tangan, perdebatan itu tidak akan selesai-selesai nantinya.
"O-oh, benar! Seperti yang pernah aku lakukan dengan Jin hyung. Saling memaafkan." Taehyung berseru semangat.
Beruntunglah dia berhasil membujuk Namjoon untuk mengganti masker oksigen dengan nasal kanula, sehingga ia mudah berbicara sekarang.
"Benar juga." Jimin mengangguk-angguk, "Ternyata otakmu berguna juga ya, Kook."
"Jadi selama ini otakku tidak berguna?"
"Ya.. kau tau, selama ini otakmu hanya berisi rencana-rencana jahilmu kepada hyung-hyungmu." Ucap Jimin.
Jungkook hanya mampu mendengus kesal. Tapi, dia juga tidak bisa menyangkal ucapan Jimin yang memang ada benarnya juga.
"Yasudah, kalau begitu maafkan aku ya, Tae. Aku sebagai hyung merasa gagal menjagamu. Maafkan aku." Jimin berucap penuh sesal. Karena sungguh, setiap kali Taehyung seperti ini, ia selalu merasa ini adalah kesalahannya. Ia merasa gagal menjaga Taehyung-nya itu.
"Selama kau ada disisiku, kau tidak pernah gagal, Jim. Kau sudah sangat berhasil membuat hidupku lebih berarti. Terimakasih." Taehyung berucap dengan tulusnya.
"Dan, maafkan aku jika aku merepotkan. Sungguh, aku tidak ingin menjadi selemah ini. Sampai turun tangga pun harus berpegangan denganmu. Dan berakhir kau yang terluka seperti ini. Maafkan aku, hyung."
Air mata menumpuk dipelupuk mata Taehyung. Tapi sebisa mungkin ia menahannya. Ia tidak ingin terlihat lebih lemah lagi.
Jimin berusaha memeluk Taehyung, walau tidak sepenuhnya karena ia berada di kursi roda. Taehyungpun berusaha membalas pelukan Jimin semampunya.
"Apa? Taehyung lemah? Siapa itu, aku tidak mengenal Taehyung yang lemah. Yang aku kenal hanyalah Taehyung yang kuat, lebih kuat dari apapun yang menyakitinya."
Taehyung tersenyum kecil dalam pelukan itu, ia memejamkan matanya, "Ya, benar Jim. Kau tidak boleh menganggapku lemah. Aku kuat."
Jungkook tersenyum kecil melihat pemandangan dihadapannya. Hatinya menghangat, melihat dua orang yang ia sayangi itu. Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi Jungkook, daripada melihat orang yang ia sayangi bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
something i can't get || kth
Fiksi PenggemarTaehyung terlihat telah memiliki segala hal untuk bahagia: hyung yang selalu menjaganya, sahabat yang selalu membuatnya tertawa, dan musik yang mewarnai hidupnya. Namun tentu tak ada kehidupan yang sempurna, bukan? Ada satu hal yang tidak bisa Taehy...