[16] Keep Going

3.2K 306 94
                                    

(baca sampe bawah, ada info penting!)

"Taehyungie...."

"Ne?"

"Kau harus kembali, nak."

Pemuda itu cemberut. Ia menekuk kakinya hingga mengenai dada dan memeluknya. Wanita dibelakangnya tersenyum, mendekati putranya yang tengah menatap bintang itu.

"Kau tidak rindu pada mereka?"

"Siapa?"

Eomma tersenyum dan mengelus rambut Taehyung, "Alasanmu bertahan hingga kini."

"Alasanku bertahan?"

Lalu satu-persatu bayangan berkelebat dikepala Taehyung. Orang-orang berharganya yang selama ini menemani hidupnya. Mereka yang menjadi kekuatan Taehyung untuk menghadapi segala kesakitannya. Mereka yang menjadi alasannya bertahan lebih lama lagi.


Apakah mereka sudah merindukan Taehyung?


Taehyung memeluk eommanya, "Aku akan merindukanmu, eomma."

"Akan ada saatnya kita berkumpul, nak."

"Benarkah?" Taehyung menatap sang eomma penuh harap.

Wanita itu tersenyum lembut, "Iya, eomma janji padamu. Sekarang kembalilah."

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rasa pegal dilehernya membuat Jimin terbangun dari tidur lelapnya. Ia mengucek-ucek matanya, dan mendapati seseorang yang masih terlelap dihadapannya. Ia baru menyadari, ia tertidur dalam posisi duduk dibrankar Taehyung.

"Huh, kukira kau akan terbangun saat aku bangun." Gumam Jimin.

Ia tersenyum sendu. Sudah hari ke-5 sejak operasi pengangkatan ginjal itu, Taehyung tak juga sadar. Berkelebat dipikiran Jimin, konser Taehyung yang tinggal dua minggu lagi. Ia jadi tak yakin apakah konser itu bisa dilakukan atau tidak.

"Hei, apakah disana sangat menyenangkan? Apa kau bertemu eomma dan appamu? Atau, di sana kau merasakan kebebasan?"

Seandainya Taehyung dapat menjawab, ia akan menjawab iya atas semua pertanyaan Jimin.

Jimin menggenggam tangan Taehyung, "Bangunlah. Masih ada perang yang belum kau selesaikan disini. Kau adalah pejuang utamanya. Bangunlah, Tae."

Jimin mendongakkan kepalanya, berusaha menahan desakan yang hendak keluar dari matanya. Tidak, tidak ada air mata saat ini, tidak didepan Taehyung.

"Ah, tidak Tae. Maksudku, bangun dan wujudkan impianmu. Bernyanyi lah untukku, untuk mereka. Itu keinginanmu, kan?"

Jimin menghela nafas. Sudah berkali-kali ia mencoba berdialog dengan Taehyung. Tapi itu masih belum mampu menarik sahabatnya itu dari alam bawah sadarnya.





Cklek

Pintu ruangan terbuka. Namjoon melangkah kedalam dan tersenyum kepada Jimin. Jimin hanya membalasnya seadanya.

"Jimin, bisakah kau keluar sebentar?" Ucap Namjoon.

Jimin langsung cemberut, "Biasanya tidak apa-apa jika aku tetap disini?"

"Kami ingin melakukan pemeriksaan lebih dalam, Jim. Kau ingin sahabatmu ini bangun atau tidak?"

Jimin sontak mengangguk semangat, lalu bangkit dari duduknya, "Iya, iya! Kalau begitu aku keluar dulu ya, hyung!"

Namjoon tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan. Ia dan beberapa suster langsung melakukan pemeriksaan terhadap Taehyung.







something i can't get || kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang